BERARTI ADA PESAN SPONSORNYA DONG....AKAN PELAKSANAAN HUKUMAN TERSEBUT...??? 
ADUHHH NEGERIKU.



----- Original Message ----
From: habibah silmy <[EMAIL PROTECTED]>
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Sunday, January 28, 2007 2:04:06 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Saksi Poso, Habib Rizieq, Abubakar Baasyir, 
Yusuf Kalla, dan Rekaman Video Yang Menjijikkan

Tragedi ini tidak akan pernah berakhir...
tragedi ini tidak akan pernah terkuak, apa yang sesungguhnya terjadi...
jika 19 nama yg pernah disebutkan TIBO cs, tidak diusut...

Tindakan eksekusi terhadap TIBO cs, menurut saya terlalu cepat... 
kala itu ummat kita terbakar emosi... dan menuntut dihukumnya TIBO cs dengan 
segera,
padahal penyelidikan kasus ini belum tuntas. 
Dan TIBO cs adalah saksi kunci, ingat ! mereka sendiri yang menyatakan 
keberadaan 19 tokoh utama dalang kerusuhan di poso.
yaaahhh....sekarang mereka terbungkam selamanya... .
dan ini yang dimaui oleh pihak mereka.

Selama 19 nama yang disebutkan TIBO cs tidak diusut, tak akan selesai konflik 
di poso
dan lebih sulit lagi menguak 19 nama tersebut.... jika pastor katholik 
terlibat...
ya...tahu sendiri mereka kebal hukum, mereka mempunyai kewarganegaraan ganda.

Pernah gak ada kisah Pastor Katholik di hukum ???
Mohon data kalo ada....

Silmy,

----- Original Message ----
From: Abdi M.U. <[EMAIL PROTECTED] com>
To: mencintai-islam@ yahoogroups. com; [EMAIL PROTECTED] ps.com; [EMAIL 
PROTECTED] ps.com; [EMAIL PROTECTED] .com; Karkoon_tabligh@ yahoogroups. com; 
[EMAIL PROTECTED] .com; wanita-muslimah@ yahoogroups. com; yisc_al-azhar@ 
yahoogroups. com; islam_liberal@ yahoogroups. com; media-dakwah@ yahoogroups. 
com; daarut-tauhiid@ yahoogroups. com
Sent: Sunday, January 28, 2007 3:27:25 PM
Subject: [wanita-muslimah] Saksi Poso, Habib Rizieq, Abubakar Baasyir, Yusuf 
Kalla, dan Rekaman Video Yang Menjijikkan

*Saksi Poso Berbicara Di Jakarta*

(laporan Syarifuddin Ambalawi)

Hanya selang 2 hari setelah sweeping Brimob terhadap 16 muslim Poso yang
termasuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) yang menyebabkan tewasnya
belasan penduduk sipil muslim Poso 22 Jan 2007 lalu, Ust. Ahmad kemudian
diutus oleh Ust. Adnan Arsal, tokoh agama Islam Poso setempat, untuk ke
Jakarta melaporkan fakta sebenarnya. Kamis, 25 Jan 2007, Ust. Ahmad
didampingi beberapa tokoh Forum Umat Islam, termasuk Ust. Abu Bakar Ba'asyir
dari Majelis Mujahidin Indonesia dan Habib Rizieq dari Front Pembela Islam,
mendatangi Komnas HAM untuk menyampaikan fakta.

*Rekaman Video Yang Menjijikkan*

Rekaman video kekejaman 'Kristen Radikal' pada masa sebelum kesepakatan
Malino dipersaksikan. Tampak belasan mayat anak kecil Muslim sedang
dikumpulkan, diantaranya ada anak balita yang 1/3 tempurung kepala bagian
atasnya lepas terbacok rata (kemudian disambungkan lagi), usus terburai dan
anak kecil lainnya yang punggung atau bahunya terbelah lebar dan dalam bekas
bacokan. Disisi lain tampak pula mayat-mayat orang dewasa termasuk para
wanita dewasa. Mayat seorang ibu terlihat pergelangan tangannya putus rata
dibacok dengan senjata yang sangat tajam yang menyebabkan bekas bacokannya
sangat 'rata'.

Suatu rekaman video penutup akhirnya diputarkan yang menyebabkan teriakan
ledakan marah para pemuda ormas Islam yang ikut hadir disertai teriakan
histeris para wartawan yang ikut menyaksikan. Dalam rekaman ini tampak
seorang pemuda muslim Poso sedang dikeroyok oleh sekelompok pemuda Kristen
Radikal (istilah yang dikemukakan Habib Rizieq untuk membedakannya dengan
umat Kristen umum). Sebuah golok telah menyabet kulit kepala pemuda tersebut
hingga terkelupas selebar dan setebal kue serabi, sehingga terlihat daging
berwarna putih dan kelupasan kulit kepala yang masih menggantung di
kepalanya terumbai-umbai ketika ia bergerak kesana kemari. Pemuda muslim
ini terlihat masih bisa berdiri dan teriak-teriak minta tolong pada polisi
bersenjata lengkap yang ada disekitarnya namun tak berdaya atau tak berani
atau tak mau bertindak tegas. Beberapa pemuda Kristen Radikal terlihat masih
terus memukulnya dengan kayu, sementara seorang pemuda lainnya menombak dada
kiri pemuda malang tersebut dengan sebilah bambu runcing. Pemuda tersebut
melepas tombak bambu itu dengan tangannya, lalu dengan kepala yang
berlumuran darah, kulit kepala terkelupas, baju penuh darah, ia berjalan
terhuyung menuju mobil polisi yang ada 3 meter disampingnya. Sesaat
terlihat kelupasan kulit kepala pemuda tersebut masih melambai tergantung
diatas telinganya akibat gerakan tubuhnya. Seorang polisi yang ada dalam
mobil tersebut mengusirnya ketika pemuda malang itu minta perlindungan,
mungkin polisi itu jijik mempersilahkannya masuk ke mobil atau bisa juga ia
takut melindungi pemuda itu sementara puluhan pemuda Kristen Radikal sedang
memukulinya. Walau akhirnya pemuda malang tersebut bisa diselamatkan ke
sebuah mobil patroli bak terbuka polisi, namun dari sekitar 20 – 30 polisi
yang ada di lokasi hanya 1-2 orang yang terlihat berusaha melerai, namun
dengan cara seadanya.

Andi Baso, tokoh penandatangan Perjanjian Malino, yang ikut hadir
menjelaskan bahwa itu masih belum apa-apa dibanding laporan yang ia terima
dimana beberapa wanita dewasa di suatu desa di Poso diperkosa para Kristen
Radikal dan beberapa diantaranya kemaluannya dimasukkan botol dengan paksa,
ditendang kemaluannya, dan lalu sebagian mati ditempat. Kabar lain
mengatakan Tibo pernah menyembelih seorang anak kecil dan meminum darahnya
yang sedang mengalir dari lehernya langsung ke mulutnya.

*Kecemburuan Sosial Sebagai Sumbu Perang Antar Umat Beragama Poso*

Menurut Andi Baso, pemicu awal perang Poso adalah kecemburuan sosial dari
umat Kristen terhadap kemajuan umat Islam di Poso. Warga Kristen Poso sudah
biasa menenggak minuman keras sehingga bangun telat, ke ladang telat, kerja
telat, akhirnya ekonomi memburuk. Sedang warga muslim, ditambah pengaruh
transmigran muslim dari Jawa, yang selalu bangun subuh untuk sholat subuh,
lalu berangkat kerja sejak subuh, lantas lebih cepat maju. Akibat kemajuan
ekonomi umat Islam, lantas lebih banyak mesjid dibangun, lalu uang lebih
banyak tersedia untuk beli pengeras suara. Kemajuan rumah ibadah dan
pengeras suara ini merupakan friksi awal yang memulai kecemburuan
sosial. Secara
logika dalam situasi seperti ini provokasi dari luar lebih mudah meledakkan
umat Kristen, sebaliknya tidak ada artinya provokasi bagi umat Islam yang
tidak memiliki kecemburuan sosial.

*Perjanjian Malino *

Ditandatanganinya Perjanjian Malino adalah langkah akhir pihak Kristen
Radikal untuk 'menyerah' akibat kemenangan umat Islam yang dipimpin oleh
sebagian diantaranya adalah para 16 DPO muslim yang kini dicari-cari polisi.
Kalau saja Kristen Radikal tidak kalah rasanya tidak akan mau mereka
menandatangani perjanjian Malino ini. Jadi bagi mereka Perjanjian Malino
menjadi semacam alat untuk melindungi mereka dari kehancuran yang lebih
besar lagi dalam perang antar umat beragama ini. Hal ini terbukti bahwa
Perjanjian Malino dijadikan alat untuk mengulur waktu bagi mereka untuk
menyusun kekuatan menyerang balik. Dan serangan balik ini benar-benar
akhirnya terjadi.

*Pasca Hukuman Mati Tibo Cs : Berubah Menjadi Perang Dengan Aparat Brimob &
TNI*

Kekejaman umat Kristen Radikal yang antara lain dipimpin oleh Tibo Cs telah
menewaskan lebih dari 2000 umat Islam Poso. Perjanjian Malino
ditandatangani, dan Tibo Cs dihukum mati. Umat Islam lega, tapi hanya
sebentar. Karena pembantaian masih terjadi. Kesepakatan Malino dinodai,
ketika senjata diserahkan ke kepolisian, umat Islam pun diserang lagi. Umat
Islampun membalas. Bom meledak, pelajar dibunuh, dan sebagainya. Kepolisian
kemudian menetapkan 16 Daftar Pencarian Orang (DPO) muslim Poso yang
dianggap sebagai penyebab. Penetapan 16 DPO inilah yang lantas merubah peta
perang yang tadinya antara Kristen Radikal dengan umat Islam Poso menjadi
antara Aparat Kepolisian & TNI dengan umat Islam Poso. Kristen Radikal pun
undur sejenak, diperkirakan mereka menyimpan senjatanya sementara.

Umat Islam Poso berjanji akan menyerahkan 16 DPO muslim asalkan 19 tokoh
Kristen Radikal (termasuk Pendeta Damanik) yang disebutkan Tibo Cs sebagai
dalang penggerak Kristen Radikal agar juga diperiksa. Ini prinsip keadilan.
Syarat lain yang mereka kemukakan adalah agar DPO diperiksa sebagai
tersangka bukan sebagai pesakitan. Sangat sulit bagi keluarga DPO dan warga
muslim Poso untuk menyerahkan 16 DPO ini karena kenyataannya beberapa
saudara kandung DPO yang diciduk saja disiksa lalu mati dibunuh (namun
polisi mengatakannya mati karena sakit). Kalau saudaranya si DPO saja
disiksa dan dibunuh, bagaimana pula dengan DPO nya sendiri. Ketika berita
di media massa melaporkan bahwa belasan muslim penyerang Brimob berhasil
ditembak polisi, sungguh ini berita bohong. Menurut kesaksian mereka, yang
terbunuh ada yang wanita dan anak-anak. Bahkan ketika dikatakan ada
pelindung DPO yang terbunuh, sebenarnya mereka sudah diciduk beberapa hari
sebelumnya, kemungkinan dibawa kesana untuk dibunuh sehingga solah-olah
terbunuh saat baku tembak.

Di stasiun TV kita lihat minggu lalu sekitar 8 orang penduduk sipil yang
melapor karena disiksa oleh Kepolisian karena tinggal di wilayah DPO. Ustadz
Ahmad sendiri menyaksikan seorang temannya ditembaki polisi, dan ketika ia
menanyakan alasannya, polisi (Brimob) mengatakan alasannya karena ia
memukul-mukul tiang listrik. Apakah memukul tiang listrik suatu tindakan
kejahatan ? Ketika dikejar terus dengan protes, pak Polisi hanya bilang ini
keputusan politik, bukan keputusan kami. Lha.. Ini cermin tindakan
berlebihan Brimob dan TNI terhadap umat Islam. Kenapa tindakan tegas tidak
mereka dilakukan ketika pemuda muslim Poso dikeroyok, ditombak dan dibacok
di depan polisi hingga kulit kepalanya terkelupas terumbai-umbai.

*Kasus Poso Tidak Boleh Diputihkan*

Habib Rizieq yang hadir di Komnas HAM mengatakan bahwa ia menolak keras
sikap Wapres Jusuf Kalla yang hanya menindak tegas setiap pelaku kerusuhan
pasca Perjajian Malino. Sikap ini berarti mengganggap bahwa kasus sebelum
Malino diputihkan alias tidak perlu dipermasalahkan lagi. Tidak ada kasus
kriminal yang boleh diputihkan, katanya. Perhatikan, bahwa masa sebelum
Perjanjian Malino adalah masa pembantaian 2000 umat Islam oleh Kristen
Radikal dibawah kendali 19 orang yang disebutkan Tibo Cs. Bagaimana
kematian 2000 umat Islam Poso dianggap tidak pernah ada. Sedangkan masa
Pasca Malino adalah masa terjadinya kasus pembalasan umat Islam (16 DPO)
terhadap Kristen Radikal akibat pelanggaran mereka terhadap Perjanjian
Malino (penyerangan perkampungan muslim).

Ketika Habib Rizieq diminta pemerintah menengahi kasus Poso dan 16 DPO ini,
ia mendengar dari seorang ibu yang anaknya termasuk seorang DPO, bahwa 16
DPO siap menyerahkan diri asal dengan syarat 19 daftar nama Kristen Radikal
yang disebut Tibo Cs juga diproses, syarat kedua, ada jaminan tidak disiksa.
Ibu itu berkala lagi, baginya lebih senang menerima mayat anaknya mati
terbunuh di medan perang dari pada menyaksikan anaknya kembali dari
Kepolisian dalam keadaan cacat akibat disiksa.

Ingat, DPO adalah tersangka, artinya belum tentu mereka bersalah, karena
masih harus melalui proses pengadilan untuk membuktikannya.

*Media Massa pun Ikut Tidak Adil*

Ketika belasan umat Islam Poso tewas dalam serangan Brimob ke perkampungan
muslim untuk mencari para DPO, sementara itu hanya 1 orang anggota Brimob
yang tewas, maka hampir semua media massa memberitakan kesedihan yang
meliputi keluarga sang Brimob. Bahkan berita dukacita kematian anggota
Brimob ini dibahas tuntas hingga ke kehidupan pribadinya selama ini dan
kemudian diulang-ulang dalam setiap pemberitaan berikutnya dalam durasi yang
panjang. Seandainya penderitaan, penyiksaan dan kekejaman terhadap umat
Islam Poso dapat ditayangkan seluruhnya secara lengkap di TV, maka saya
yakin tak ada seorangpun yang tertarik lagi menonton infotainment.

Sementara itu ketika rekaman video yang disebut diatas ditayangkan di Komnas
HAM, puluhan wartawan yang hadir berteriak histeris atau meringis jijik. Namun
malamnya atau sorenya, ketika kunjungan ke Komnas HAM diberitakan, isinya
hanya menyatakan bahwa 'sekelompok umat Islam yang menamakan dirinya Forum
Umat Islam mendatangi Komnas Ham untuk meneliti kasus Poso' . Lantas
wawancara yang disiarkanpun adalah wawancara terhadap salah satu wakil
Komnas HAM, yang komentarnya akan mempelajari kasus ini karena mereka harus
menerima informasi dari berbagai sumber. Ketika menampilkan orang yang
sedang berdemopun hanya ditampilkan 4 – 5 orang yang berseragam hitam-hitam,
padahal peserta demo hari itu ada sekitar 150 orang dari FPI, HT, Bulan
Bintang dan MMI. Sungguh mereka tidak menampilkan pernyataan keras Ust. Abu
Bakar Ba'asyir yang mengatakan siap menyerukan jihad umum kepada seluruh
umat Islam Indonesia bila penyelesaian Poso tidak adil. Atau pernyataan
Habib Rizieq yang menuntut Komnas HAM mengajukan Yufus Kalla dan mantan
kepala BIN, Hendropriyono, agar diperiksa karena melindungi kejahatan
terhadap umat Islam.

Apalagi harian Kompas, yang memberitakan tokoh Muslim Poso, Ust. Adnan
Arsal, menganjurkan 16 DPO menyerahkan diri. Tapi Kompas tidak ada atau
tidak lengkap menuliskan syarat-syarat yang dikemukakan Ust. Adnan Arsal agar
DPO mau menyerahkan diri.

*Jusuf Kalla dan Logika Peran Tokoh Islam*

Perhatikan logika ini dengan baik ! Masalah Poso dalam kacamata Islam
harus diselesaikan dengan pendekatan Nahi Munkar (memberantas kejahatan),
bukan sekedar Amar Ma'ruf (mengajak berbuat baik). Sabtu malam, 27 Januari
2007, Wapres Yusuf Kalla mengundang tokoh Islam untuk mendiskusikan
penyelesaian Poso. Setelah selama ini pak Yusuf ini mendengar laporan Poso
dari sisa-sisa informasi dari Ketua BIN yang lama, Hendropriyono (yang
pernah tersangkut kasus pembantaian Muslim Lampung), maka rupanya pak Yufuf
ini mencoba mencari solusi dialog dengan tokoh Islam. Ia sendiri yang
mendefinisikan siapa tokoh Islam yang pantas menyelesaikan masalah semacam
ini.

Secara logika, maka seharusnya yang diundang adalah ahli nahi munkar atau
tokoh ormas Islam yang bergerak dibidang nahi munkar, antara lain FPI, MMI,
FUI, dan lain-lain. Lucunya yang diundang adalah tokoh organisasi amar
makruf dan organisasi politik Islam, seperti NU, Muhammadiyah, PKS,
dll. Bahkan
diundang juga tokoh 'intelektual' muslim semacam Komarudin Hidayat dan
Syafi'i Maarif. Kalaupun Ja'far Umar Thalib (mantan Panglima Laskar Jihad)
diundang dalam acara ini, tentulah dengan pertimbangan bahwa ia seorang
mantan organisasi perjuangan nahi munkar yang kabarnya kini sudah
'menyesali' perbuatannya dan kini fokus ke amar makruf.

Bagaimana suatu masalah Nahi Munkar diselesaikan oleh tokoh-tokoh agama yang
spesialis Amr Makruf ? Katakanlah mereka cukup memahami masalah Nahi
Munkar, tapi toh sebatas wacana atau paling tinggi dalam level di mimbar
mesjid, bukan dalam pergerakan konkret di lapangan. Adalah wajar bila saksi
mata atau intel Islam di Poso selama ini melaporkan kekejaman musuh Islam
kepada tokoh-tokoh ormas Nahi Munkar semacam Habib Rizieq atau Ust Abubakar.
Toh tidak mungkinlah mereka melaporkan hal semacam ini kepada partai PKS
atau Gusdur atau Aa Gym atau Syafii Maarif atau Komarudin Hidayat. Ini
sama juga diibaratkan seorang Presiden meminta pendapat Menteri Keuangan
untuk mencari jalan keluar terhadap masalah keamanan atau masalah suatu
peperangan. Pastilah sang Menteri Keuangan melihatnya dari kacamata budget
dan laba rugi.

*Detik ini*

Detik ini, ketika Anda sedang membaca tulisan ini. Bisa saja Pak Yusuf
Kalla lagi istirahat di tempat tidurnya yang empuk. Bisa saja Hendropriyono
lagi karaoke dengan mantan Jenderal lainnya. Bisa saja sementara itu Anda
sedang duduk di kafe sambil membaca tulisan ini ditemani secangki r kopi. Bisa
saja saat ini seorang warga muslim Poso sedang diperiksa oleh Brimob bagian
interogasi lantas dijepit keras kedua kakinya dengan dua potong kayu
bergerigi yang dirantai agar mengaku atau mengarang cerita palsu. Bisa saja
lubang gigi geraham seorang anggota keluarga DPO sedang ditusuk dengan benda
runcing agar mengaku dimana menyembunyikan DPOnya. Atau kaki seorang muslim
Poso baru saja dipatahkan dengan benda tumpul karena tidak mau bekerjasama
dengan Brimob.

Bagi yang prihatin atau berpihak pada umat Islam Poso, minimal anda bisa
mendoakan mereka saat ini juga. Bagi yang tidak peduli atau yang membenci
umat Islam Poso, timbul rasa penasaran saya untuk melihat bagaimana kelak
Allah akan memperlakukan mereka di akhirat. (Syarifuddin Ambalawi)

[Non-text portions of this message have been removed]

============ ========= ==
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita- muslimah. com
ARSIP DISKUSI : http://groups. yahoo.com/ group/wanita- muslimah/ messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. com
Berhenti mailto:wanita-muslimah- unsubscribe@ yahoogroups. com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@ yahoogroups. com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@ yahoogroups. com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
http://new.mail. yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]





 
____________________________________________________________________________________
Yahoo! Music Unlimited
Access over 1 million songs.
http://music.yahoo.com/unlimited

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke