Kok Pak Dana jadi rada sewot...:-) Inilah tanda2 keputusasaan 
pemikiran sekular Barat:
- nggak (mau) paham sejarah makna dibalik bentuk. mba Rita lagi 
kasih contoh latar belakang kode etik pakaian perempuan pada masa 
itu - yang disalahpahami sampe sekarang - malah dibilang 
mendewakan 'si Umar', mba Rita dibilang syirik... loooo....?
- nggak boleh menggunakan argumentasi yang berkaitan dengan masalah 
perbudakan dalam membahas hijab. Karena jaman sekarang perbudakan 
seperti itu nggak boleh, jadi menganalisa keterkaitan kesejarahannya 
pun nggak boleh... loooo?

Tanda2 pemikiran fundamentalis, yang sekular maupun Islam seperti 
Janoko, ya sangat pesimis dalam menganalisa ruh kesejarahan.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dana Pamilih" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Oleh karena itu ya jangan menggunakan argumentasi perbudakan dalam
> membahas hijab (menutup aurat). 
> 
> Ngomong2 si Umar itu siapa sih?  Orang Arab abad ke 7?  Koq 
didewakan?
> Emangnya siapa dia itu?  Manusia biasa kan?  Masa hikayat manusia
> biasa di sakralkan?  Syirik ini namanya.
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <ritajkt@> wrote:
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dana Pamilih" 
> > <dana.pamilih@> wrote:
> > >
> > > Apakah memang keislaman itu harus ditunjukkan dengan ciri2 
lahiriah
> > > belaka?
> > > Tapi yg lebih mendasar ialah apakah pembedaan status budak dan
> > > non-budak itu masih berlaku di jaman sekarang menurut agama 
Islam? 
> > > Dengan mengakui adanya status budak berarti tidak ada 
pengakuan 
> > > bahwa
> > > semua manusia sederajat. Ini bertentangan dg Islam sendiri 
apalagi 
> > DUHAM.
> > > Kecuali jika kita bilang bahwa di abad ke 7 masih ada 
perbudakan 
> > dan
> > > kalau dilihat dari ayat2 lainnya pembebasan seseorang dari 
status
> > > budak sangat disukai Allah.
> > > 
> > > Artinya pembedaan status budak vs bukan budak itu cuma 
insidental
> > > secara historis bukan paradigma Islam yg universal.
> > > 
> > > Sehingga tidak dapat digunakan utk membenarkan atau 
menyalahkan 
> > suatu
> > > tafsir masa kini.
> > 
> > pak Dana, soal budak ini bisa jadi perdebatan panjang, tp sy 
kurang 
> > kompeten membahas hal ini (walau secara empiris sih di jmn 
sekarang, 
> > konon,juga banyak kok  "budak" --> yg belum merdeka walau hidp 
di 
> > negara merdeka, kerja rodi tiap hari tp suaranya tak ada yg 
> > mendengar....:((). So, ini my last posting utk hal ini, sorry.
> > 
> > Tapi ada satu hal yg saya pahami, fakta perempuan budak  yang 
oleh 
> > Umar RA dilarang berbaju serba tertutup kecuali hanya wajah dan 
> > tangan seperti baju biarawati Khatolik itu (baju yang kini 
secara 
> > luas diklaim sebagai "busana muslimah" itu) walau si Budak 
beragama 
> > Islam, adalah fakta sejarah. 
> > 
> > Wanita pada masa itu hanya terdiri dari dua kelompok, kaum 
> > bangsawati (maafkan ke-ngeyel-an saya yg tidak berani menyebut 
> > perempuan merdeka, hla wong sampai sekarang wanita di Saudi jg 
nggak 
> > punya hak utk vote, KTP aja gak dikasih ya?..:)) dan kaum 
budak....
> > 
> > Bahwa perbudakan ada pada masa itu, ya, itu fakta sejarah. 
Apakah 
> > itu relevan dengan diskusi kita? Saya menganggapnya demikian, 
> > argumen saya ya yg tersebut diatas. Anda tentu bisa berbeda 
pendapat 
> > dengan saya, silakan saja, bukan?
> > 
> > Bahwa Islam diturunkan antara lain utk menghapus tindakan 
perbudakan 
> > itu ya. nabi SAW mengkampanyekan hal itu, baik dari Quran maupun 
> > melalui tindakan nyata. Dari Quran kita TAHU bahwa semua manusia 
> > sederajt dan perbedaan derajat itu hanya ditentukan oleh 
ketakwaan 
> > (mutaqin) seseorang, bukan hal lain.
> > 
> > Di Quran pula kita menemukan ketentuan-ketentuan yang meng-
encourage 
> > utk membebaskan budak (saya memahami ini sebagai step by step 
utk 
> > menghapuskannya). Dan bahwa pilar utama Islam adalah keadilan 
> > sehingga tindakan memperbudak manusia itu tidak sesuai dengan 
> > prinsip keadilan, dan oleh sebab itu, tentu saja, konsekuensinya 
> > perbudakan hrs dihapuskan, dsb. 
> > 
> > Dalam tindakan nyata, Nabi bahkan menikahi seorang perempuan 
budak 
> > dari mesir, Maria Kibtiyah, utk memerdekakannya (dan juga 
> > mengislamkannya, karna Maria seorang penganut Kristen). Jadi ini 
> > pernikahan yg sangat politis karna menjadikan salah satu 
tauladan 
> > nabi adalah membebaskan budak. cmiiw. 
> >  
> > salam
> > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" <ritajkt@> 
wrote:
> > > >
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dana Pamilih" 
> > > > <dana.pamilih@> wrote:
> > > > >
> > > > > Masihkah kita memperdebatkan status budak dalam masa kini? 
> > > > > Diskriminasi spt ini sudah lama harus ditanggalkan.
> > > > > 
> > > > > Koq status budak vs non budakmasih digunakan sbg referensi 
utk
> > > > > membahas issue masa kini?
> > > > > 
> > > > > Wah wah ... kita hidup di abad keberapa Non ....
> > > > 
> > > > Pak Dana,
> > > > kalo menurut saya, fakta budak beragama Islam yg dilarang 
> > memakai 
> > > > kerudung oleh Umar RA itu sangat relevan dengan diskusi kita 
> > karena 
> > > > fakta sejarah itu MEMATAHKAN klaim bahwa baju ala biarawati 
> > Khatolik
> > > > (yang hanya terlihat wajah dan tapak tangannya) itu adalah 
> > BUSANA 
> > > > MUSLIMAH (atau busana wajib bagi perempuan Islam). 
> > > > 
> > > > 
> > > > salam,
> > > >
> >
>


Kirim email ke