LEBIH SEPARUH PEMUDA SAUDI TOLAK NIKAH KELUARGA



    Sana'a, 9/2 (ANTARA) - Pernikahan antara calon suami-istri di 
kalangan pemuda-pemudi di dunia Arab umumnya, hingga akhir-akhir ini, 
sebagian besar masih dilakukan lewat perjodohan dari keluarga


masing-masing.


    Hanya sebagian kecil saja yang mencari jodoh sendiri mengingat 
tradisi dan terutama ajaran agama yang dipeluk masyarakat setempat 
yang melarang pergaulan bebas antara pria dan wanita yang masih tetap 
dipertahankan hingga saat ini.


    Dan umumnya perjodohan yang dilakukan oleh keluarga tersebut, juga 
perjodohan intern (sesama) keluarga. Seperti perjodohan dengan sepupu 
atau keluarga lainnya yang lebih jauh dari sepupu.


    Namun bagi kebanyakan pemuda Arab Saudi kini sudah mulai menolak 
pernikahan sesama keluarga. Lebih separuh dari mereka menolak menikah 
dengan calon istri yang masih ada hubungan kerabat.


    Berdasaran hasil penelitian terbaru yang dilakukan seorang pakar 
sosial dari Kementerian Sosial negeri kaya minyak itu yang 
dipublikasikan Jum'at (9/2), lebih dari 54 persen menolak nikah sesama 
kerabat.


   Hasil menarik lainnya dari penelitian tersebut adalah keinginan 
sebagian besar pemuda untuk mempersunting calon istri berpendidikan 
tinggi. Sebanyak 64 persen memilih calon istri perpendidikan perguruan 
tinggi.


    Padahal sebelumnya, mereka lebih memilih calon istri yang 
berpendidikan menengah saja. Sedangkan hasil penelitian terkini 
menunjukkan hanya 20 persen saja yang memilih calon istri 
berpendidikan menengah (SLTP-SLTA).


    Kalangan pemuda negeri petrodollar itu, masih berdasarkan hasil 
penelitian mutakhir tersebut, juga lebih memilih calon istri yang 
bukan wanita karir.


    Karena hanya 16 persen yang bersedia menikah dengan calon istri 
yang menjadi karyawati.


    Adapun alasan mereka menolak nikah sesama keluarga, selain alasan 
penyakit keturunan yang bisa timbul akibat nikah satu kerabat, juga 
karena nikah kerabat dianggap sering memancing "cek-cok" antar 
keluarga.


    Sedangkan alasan banyak pemuda "ogah" menikah dengan wanita karir, 
karena khawatir anak-anak mereka tidak terurus dan banyak "cek-cok" 
rumah tangga akibat para suami juga ingin menguasai keuangan para 
istri. 


(Uu.SYS/C/s018/C/s018) 09-02-2007 16:20:53










Kirim email ke