IMHO,

urusan itu ujian kek dan qadha&qadar kek, itu adalah suatu black-box.
nggak ada orang yang tahu sama sekali...termasuk ulama...
sesungguhnya manusia hanya diberi sedikit pengetahuan ttg itu.

jadi ketika mbak dinda bilang, 
"ada sebagian takdir yang bisa berubah kan?"
sesungguhnya tidak bisa dijawab tuntas.
kita tidak tahu, dan bahkan dilarang untuk memikirkannya.

manusia diberi akal untuk bisa mikir bahwa 
yang namanya berbuat baik itu suatu pilihan yang jelas
daripada berbuat jahat,
berbuat baik itu untuk kemaslahatan bersama.

contohnya mencuri,
mengapa mencuri itu jahat? 

bukan karena Allah bilang "mencuri itu jahat" maka mencuri jadi 
pekerjaan jahat bukan?

mencuri itu jahat, karena memang mencuri itu merusak kemanusiaan,
jika semua orang mencuri untuk kepentingan dirinya (egois),
maka akan terjadi chaos, hukum rimba, 
nggak jadi manusia lagi...
bisa jadi umat manusia malah punah bunuh-bunuhan...
lha wong egois...

Jika ada "Allah" yang bilang mencuri itu boleh,
jelas kita bisa menyanggahnya berdasarkan akal pikiran kita itu,
dan atas dasar itu kita tahu, 
bahwa Allah semacam itu cuman berhala belaka

Malah hati nurani dan akal kita bisa jadi pembeda.

Allah hanya memberi petunjuk sedikit saja, 
kita manusia harus bisa menangkap itu dengan hati nurani dan 
berfikir...
petunjuk itu untuk kepentingan kita sendiri, SEKARANG, DI DUNIA

hanya manusia yang mendapat petunjuk yang bisa menangkap maknanya.

nah sekarang jika idea di atas diterapkan ke urusan suami dan istri, 
gimana?
;-))

wallahua'alambishowab


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "dinda ." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> kalau begitu ada sebagian suratan takdir yang bisa berubah kan? 
>    
>   jadi ada ga ya hubungannya dengan ---->   'kita percaya 
pada 'suratan takdir' (qadla & qadar) kenapa masih harus ada ujian 
kalo perjalanan nasib anak manusia sudah ditulis di "lauh Mahfuz". 
Ini-lah salah satu black-box ajaran agama."
> 
>   Allah sudah memfasilitasi manusia dengan akal, supaya bisa bedain 
baik dan buruk,dll.
>   bukankah ini dimaksudkan agar kalau seandainya saya berbuat jahat 
bukanlah takdir saya tapi mungkin bisa berbentuk ujian. Apakah akal 
yang diberi gratis itu dipakai atau enggak, supaya keinginan jahat 
tersebut berubah menjadi baik agar mendapat ridhaNya.
>    
>   Piye iki, bingung aku
>    
>    
>   
> 
> asetijadi2004 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>           Masak sih mbak,
> 
> mbak dinda tidak akan merasa bersalah berbuat jahat jika memang 
> karena ditakdirkan sama Allah, padahal perbuatan itu akan 
> mencelakakan atau merugikan orang lain?
> 
> Apa seorang manusia itu serendah itu potensinya?
> Dimana sifat fitrah manusia yang hanif itu?
> 
> seorang atheis seperti R. Dawkins (ini musuhnya eyang HMNA ;-) ) 
saja 
> bilang kalo dia berbuat baik karena memang berbuat baik itu adalah 
> hal yang harus dilakukan untuk kebaikan bersama.
> 
> seorang Umar ra. pernah bilang, jika kita menghitung-hitung pahala 
> dengan dosa, maka tidak mungkin masuk surga. Yang membuat masuk 
surga 
> itu ridha-Nya belaka.
> 
> kalimat senada dengan umar juga dikemukakan oleh pendeta (kristen!!)
> abad 18.
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "dinda ." <dienda8@> wrote:
> >
> > SIR BATS <sirbats@> wrote:
> > Lalu kenapa harus ada ujian lagi, kayak guru saja atau kepala
> > personalia yg "pengen tahu" potensi karyawan/wati atau calon
> > karyawan/wati. Istilah 'ujian' oleh Allah itu cuma karangan para
> > ustadz nggladrah. Di jlentrehkan lebih jauh, kita percaya pada
> > 'suratan takdir' (qadla & qadar) kenapa masih harus ada ujian kalo
> > perjalanan nasib anak manusia sudah ditulis di "lauh Mahfuz". Ini-
> lah
> > salah satu black-box ajaran agama.
> > 
> > ===============================================
> > Saya rasa Ustadz nya ga nggladrah, hanya mencoba memberi 
> penjelasan agar mudah dipahami.
> > Saya juga percaya suratan takdir, tapi saya rasa Allah pasti maha 
> baik dan maha pemurah. Mungkin aja Dia akan merubah takdir kita 
> kalau kita memang mau berubah dan berusaha keras untuk berubah.
> > Nah kalau itu tidak berarti, apa dong gunanya Doa dan Ihktiar.
> > Kalau emang semua udah paten dan tak bisa diganggu gugat, 
> seharusnya ada tertulis dalam alquran atau hadis2 Nabi muhamad SAW 
> yang menegaskan kalau semua yang ada dibumi ini udah ditetapkan 
Allah 
> dan ga bisa diganggu gugat, jadi ga perlu lagi Allah menguji atau 
> apalah namanya. Karena surga dan neraka uda dipastikan penghuninya 
> tanpa pertimbangan ulang. Saya mohon di lampirkan ayat2 atau hadis 
> Nabi, agar saya ga ragu2 lagi jika suatu saat tiba2 berbuat jahat, 
> saya ga akan menyesalinya karena saya toh uda ditakdirkan untuk 
jadi 
> penjahat. Atau sebaliknya. Terimakasih.
> > Wassalam
> > 
> > 
> > 
> > SIR BATS <sirbats@> wrote:
> > On 2/24/07, dinda . <dienda8@> wrote:
> > > iya, UJIAN yang sering kita ga sadar klo lagi di uji.
> > > Semoga kita semua bisa lulus dalam ujian apapun. amin
> > > wassalam
> > >
> > > sriwening herpribadi <herpribadi@> wrote:
> > > Dear ukhti Dinda yg berbahagia....
> > >
> > > Saya setuju banget dengan uraian uhkti Dinda.....yang kalau 
ngga 
> salah saya simpulkan bahwa masalah kepemimpinan baik dalam keluarga 
> ataupun kenegaraan yang terkait dengan hak & kewajibannya...tidak 
> lebih merupakan UJIAN...tul ngga yach????
> > >
> > > Salam UJIAN
> > > Her
> > >
> > > "dinda ." <dienda8@> wrote:
> > 
> > > tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri 
> tersebut, siapa diantara mereka yang paling bertakwa, maka 
dibuatlah 
> si suami 'ga berdaya' dan istri 'penuh daya'
> > 
> > Dear Semua,
> > Secara pribadi saya suka heran; kita mengimani ALLAH MAHA TAHU
> > (titik). Yang namanya Maha Tahu saya ulang MAHA TAHU, Pasti Allah
> > sudah tau siapa yang paling bertakwa, bukan cuma terhadap sepasang
> > suami-istri; Allah Maha Tahu siapa paling bertakwa diantara 
manusia 
> yg
> > pernah di-ciptakannya.
> > 
> > Lalu kenapa harus ada ujian lagi, kayak guru saja atau kepala
> > personalia yg "pengen tahu" potensi karyawan/wati atau calon
> > karyawan/wati. Istilah 'ujian' oleh Allah itu cuma karangan para
> > ustadz nggladrah. Di jlentrehkan lebih jauh, kita percaya pada
> > 'suratan takdir' (qadla & qadar) kenapa masih harus ada ujian kalo
> > perjalanan nasib anak manusia sudah ditulis di "lauh Mahfuz". Ini-
> lah
> > salah satu black-box ajaran agama.
> > 
> > menurut kitab, Allah itu cuma memberi 'reward and punishment' 
sambil
> > sesekali membuat kebijakan semau gue :=))
> > 
> > -- 
> > 
> > ST SABRI
> > 
> > ------------------------
> > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux lover.
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > ---------------------------------
> > Finding fabulous fares is fun.
> > Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find 
> flight and hotel bargains.
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> 
> 
> 
>          
> 
>  
> ---------------------------------
> Any questions?  Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it 
now.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke