Dear ukhti Chae.....
   
  ===>ukhti Chae wrote : 
Sepertinya dalam perenungan Pak Her ada yang kontradiksi sbb:
a).."...oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2)
atas sebahagian yang lain (wanita)..." . Terhadap gabungan 2 penggalan
ayat tersebut maka terlintas dalam benak saya bahwa ketika Alloh
menetapkan laki2 sebagai pemimpin maka Alloh memberikan juga
kelebihan2 dengan maksud agar laki2 bisa menjalankan fungsi
kepemimpinannya

b)..Atas dasar lintasan pikiran tersebut diatas maka saya berpendapat
bahwa penetapan laki2 sebagai pemimpin itu bukan disebabkan adanya
kelebihan yang diberikan Alloh kepada laki2...dengan kata lain
penunjukkan kepemimpinan ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan
bahwa laki2 lebih mampu atas wanita.
  
 
  Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin tersebut 
intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat dari adanya 
kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya kelebihan2 dimaksud 
merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai pemimpin. 2. Kepemimpinan laki2 
itu juga bukan akibat dari adanya kewajiban memberi nafkah keluarga tetapi 
justru sebaliknya kewajiban memberi nafkah keluarga itu merupakan akibat dari 
penunjukkan laki2 sebagai pemimpin + pembagian waris 2 bagian.
   
  ====ukhti Chae wrote: Silahkan Pak Her tunjukan ayatnya bahwa ayat tsb 
menyatakan laki-laki diciptakan mempunyai kelebihan. Bahkan praduga seperti ini 
di sindir didalam QS. 6:139.
  
 
  Her : Sejauh ini saya tidak menemukan adanya ayat yang menyatakan bahwa laki2 
diciptakan mempunyai kelebihan. Tetapi yang ada adalah penetapan laki2 sebagai 
pemimpin dan oleh karena adanya penetapan seperti itu maka laki2 diberi 
kelebihan agar fungsi kepemimpinannya bisa berjalan...ini interpretasi saya 
terhadap Q.S.4:34. 
   
  O yach ukhti Chae...kita ini kan sedang diskusi dengan tema laki2-perempuan 
dikaitkan dengan kepemimpinan, jadi sebaiknya ukhti Chae menghadirkan ayat2 
yang terkait tema tersebut. Ayat QS.4:1, 4:34, 6:139 & 9:71 memang sama2 
membicarakan laki2 & perempuan tetapi dengan penekanan yang berbeda beda. Pada 
QS.4:34 membicarakan tentang laki2-prempuan dikaitkan dengan "siapa memimpin 
siapa ",  pada QS 4:1 membicarakan laki2-perempuan dikaitkan dengan proses 
penciptaannya dan tidak dikaitkan dengan "siapa memimpin siapa", pada QS.6:139 
dibicarakan tentang laki2-perempuan dikaitkan dengan prasangka jahiliyah yang 
justru bertentangan dengan nilai islam dan inipun juga tidak ada kaitannya 
dengan " siapa memimpin siapa", demikian juga QS 9:71 membicarakan tentang 
laki2-perempuan dikaitkan dengan kesamaan hak & kewajiban dalam membangun 
pilar2 masyarakat islam dan tidak dikaitkan dengan " siapa memimpin siapa".
   
   
  ===>ukhti Chae wrote : Bagaimana perempuan bisa kemandirian jika perempuan di 
anggaps ebagai makhluk kedua, ketika anda mengatakan secara absolut perempuan
dalam konteks rumah tangga harus di pimpin oleh seorang laki-laki maka secara 
tidak langsung anda mengatakan bahwa perempuan adalah makhluk kedua/second 
class. Sebagai contoh: mana yang harus diutamakan keputusan pemimpin (suami) 
atau keputusan yang dipimpin (istri)??

Mengapa Qs.9:71 tidak ada kaitanya dgn yang siapa memimpin siapa??
Jika laki-laki ditunjuk sebagai pemimpin karena mempunyai kewajiban
untuk menafkahkan hartanya untuk keluarga lalu bagaimana dengan
wanita yang mempunyai kewajiban menolong kemudian dgn itu pula jatuh
kewajiban menafkahkan keluarga, apakah dgn alasan yang sama dgn
laki-laki maka perempuan tidak bisa di tunjuk menjadi pemimpin??
   
  Her : 
  1. Islam tidak pernah memposisikan perempuan sebagai makhluk klas dua hanya 
karena islam menetapkan laki2 sebagai pemimpin.
   
  2. Sekali lagi saya menegaskan bahwa penetapan laki2 sebagai pemimpin bukan 
sebagai akibat laki2 memberi nafkah keluarga & laki2 memiliki kelebihan2an, 
tolong dicermati kembali postingan saya terdahulu. 
   
  ==> ukhti Chae wrote: Pak Her, Islam itu agama yang realistis/membumi, Ada 
sahabat
Nabi datang menghampiri Nabi yang sedang duduk didalam mesjid...seketika Nabi 
bertanya.."Sudahkan kau ikat untamu?? dan dijawab oleh sahabt ini...saya 
bertaqwa kepada Allah..ya Rasul lalu Nabi menjawab " ikatlah dulu unta mu baru 
kemudian kamu bertaqwa;)
  
 
  Her : Saya minta tolong dijelaskan relevansi pernyataan ukhti antara islam 
agama realistis/membumi dan makna taqwa sebagaimana yang ukhti Chae sitir 
dengan tema diskusi kita yaitu kepemimpinan. 
   
  
==>ukhti Chae wrote : Sekarang ini banyak orang-orang yang justru melihat 
keimanan sebagai sesuatu yang melangit dan tidak membumi. contoh saja banyak 
orang membaca Qur'an dengan landasan "Apa yang harus dilakukan" dan bukan 
kepada "mengapa harus dilakukan" sehingga bisa menggapai makna dan tujuan yang 
dimaksud. Ada kalanya "apa yang harus dilakukan itu" bertolak belakang dengan 
realitas yang ada dan jauh dari tujuan yang hendak dicapai sehingga apa yang 
dilakukan minus makna dan hikmah bahkan jauh dari manfaat kalau tidak bisa 
dikatakan justru membawa ke mudharatan/kejeleka n.
   
  Her : Ukhti Chae....dua pertanyaan tersebut sama2 muncul dari orang yang 
berfikir tetapi ada perbedaan yang sangat mendasar. Pertanyaan " apa yang harus 
dilakukan " muncul dari orang yang sudah faham dan secara mental siap untuk 
bergerak & beramal, dan sebaliknya pertanyaan " mengapa harus dilakukan" muncul 
dari orang yang belum faham dan ragu2. Jadi menurut saya pertanyaan " apa yang 
harus dilakukan "  lebih baik dan selangkah lebih maju dari pada pertanyaan  " 
mengapa harus dilakukan ".

   
  Salam
  Her
   
   
 
---------------------------------
Any questions?  Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke