Citosan pengawet alami ?
   
   
  http://www.dprdbanten.net/berita/detailbrt.asp?berita=443
   
  General - Anggota Komisi II DPRD Banten Yayat Suhartono meminta kepada 
Pemprov Banten untuk mencari solusi pengganti formalin, sebagai bahan pengawet 
makanan yang sampai saat ini masih banyak digunakan masyarakat Banten untuk 
mengawetkan bahan makanannya.
  ...................
   
  -----
   
   
  Selamat pagi
   
   
   
  ---ooo0ooo---
  

"L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Selamat pagi juga,

Namanya pengawet artinya ya sudah gak alami/natural.
Yg alami itu yg nggak pakai pengawet; biasanya nggak tahan lama.
Apalagi kalo ada unsur air.
Kecuali masakan rendang daging [ jangan dicampur kentang] bisa tahan 2 bulan, 
asal masaknya benar, kering. Santannya sudah jadi minyak.
Disimpannya di tempat yg kering dan bersih, ambilnya juga dengan sendok yg 
kering dan bersih.
Dijamin bisa tahan 2 bulan bahkan lebih. 

salam 
l.meilany
----- Original Message ----- 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, March 06, 2007 8:56 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Info of the day : Hati-Hati Memilih Saus dan 
Kecap - pengawet alami

Ada info =

Selain itu, pemakaian bahan pengawet seperti formalin akhir-akhir ini mulai 
marak kembali.
Salam 

=====

Jano - ko =

Ada tidak yang bisa memberi informasi bahan pengawet yang alami ?

Selamat pagi

---ooo0ooo---

"L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Selain itu, pemakaian bahan pengawet 
seperti formalin akhir-akhir ini mulai marak kembali.
Salam 
l.meilany
----- Original Message ----- From: Flora Pamungkas 

Bahan Pengawet Saus dan Kecap Lebihi Ambang Batas 

JAKARTA -- Bahan pengawet pada sebagian besar produk saus dan kecap manis lokal 
di sejumlah daerah ternyata melebihi batas maksimum yang ditetapkan Departemen 
Kesehatan. Hal ini terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan Lembaga 
Konsumen Jakarta (LKJ) pada Januari hingga Februari 2007. 

Anggota tim peneliti LKJ, Lies Pramana Sari, mengatakan bahwa kandungan 
pengawet yang terdapat pada saus dan kecap yang diteliti adalah natrium benzoat 
dan kalium sorbat. Saat memaparkan hasil penelitian LKJ di Jakarta, Rabu 
(28/2), Lies menyebutkan bahwa bahan pengawet pada lebih dari separuh sampel 
saus dan kecap lokal yang diproduksi di Bali, Makasar, Yogyakarta, Padang, 
Batam, dan Medan melebihi ambang batas maksimum yang diizinkan.

Enam dari sembilan merek saus sambal lokal yang diteliti mengandung pengawet 
natrium benzoat lebih dari 1.000 mg/kg. Itu merupakan batas maksimum penggunaan 
natrium benzoat pada saus menurut Permenkes Nomor 722/Menkes/PER/IX/1988. Merek 
produk-produk tersebut adalah Sumber Agung di Makassar (4.656 mg/kg), Cap Cabe 
Payung di Batam (3.114 mg/kg), Tri Sari di Surabaya (2.165 mg/kg), Cap AVE di 
Medan (1.311 mg/kg), Sari Nikmat di Jakarta (1.353 mg/kg), dan Cap Captain di 
Medan (1.231 mg/kg. Saus tomat Sumber Jaya produksi Makassar dan Cap Tomato 
produksi Surabaya juga mengandung Natrium Benzoat melebihi batas maksimal yakni 
masing-masing 1.037 mg/kg dan 1.601 mg/kg.

Sementara, dalam produk kecap manis lokal, dari delapan merek produk yang 
diteliti, enam di antaranya mengandung pengawet melebihi batas maksimal yang 
diizinkan yakni 600 mg/kg. Kandungan natrium benzoat pada kecap cap Ayam 
Panggang produksi Makassar sebanyak 802 mg/kg, KOKI produksi Semarang 1.276 
mg/kg, Ikan Bawang produksi Surabaya 1.109 mg/kg, Burung Bangau produksi Padang 
1.194 mg/kg, dan Panah Sinar Langkat di Medan sebanyak 2.103 mg/kg.

Kalium sorbat yang sebenarnya bukan termasuk bahan pengawet kecap manis dan 
saus juga ditemukan pada beberapa produk kecap manis dan saus lokal. 
''Penggunaan kedua jenis pengawet tersebut memang dibolehkan, tetapi ada batas 
maksimal penggunaan yang harus ditaati,'' kata alumni Jurusan Gizi Masyarakat 
Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Menurut dia penggunaan bahan pengawet makanan melebihi ambang batas maksimal 
yang ditentukan berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. ''Menurut penelitian 
FAO, konsumsi benzoat berlebihan pada tikus dapat menyebabkan kematian dengan 
gejala hiperaktif, sawan, kencing terus-terusan, dan penurunan berat badan,'' 
katanya serta menambahkan penelitian tentang dampak konsumsi pengawet biasanya 
memang dilakukan pada hewan.

Koordinator peneliti LKJ dr Nurhasan menambahkan, pihaknya merekomendasikan 
kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Balai POM daerah, dan pemerintah 
daerah agar memberikan sanksi administratif kepada produsen yang bersangkutan.

(ant ) 
http://republika.co.id/koran_detail.asp?id=284564&kat_id=13 

[Non-text portions of this message have been removed]

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]



         

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke