baca lengkapnya di:
http://www.pikiran- rakyat.com/ cetak/2006/ 122006/14/ kampus/resensi. 
htm <http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/122006/14/kampus/resensi.htm>



* Menjadi Perempuan Merdeka dengan Uang *

BUKU ini berawal sebagai sebuah memoar, tentang uang dan juga hubungan 
penulis yang berubah-ubah tentang uang. Karena, tidak ada cara yang 
lebih baik untuk mengkaji pertanyaan-pertanya an sulit dalam hidup ini, 
daripada melalui gambaran dan kisah pengalaman orang lain.

Judul Asli : Money, A Memoir
Judul Buku : Perempuan, Emosi & Uang
Penulis : Liz Perle
Penerbit : Ufuk Press
Cetakan : Pertama, 2006
Jumlah Halaman : 255 Halaman

Berbekal pengalaman pribadinya, wawancara dengan lebih dari 200 
perempuan dari berbagai latar belakang, deretan anekdot dan opini 
psikolog serta peneliti, Liz Perle berusaha tidak hanya mengungkap 
mengapa begitu rumit dan bertentangannya sikap perempuan terhadap uang, 
tetapi juga memberikan solusinya, baik bagi perempuan yang sudah/belum 
menikah maupun bagi para lelaki yang ingin menyikapi perempuan dengan 
baik soal uang.

Buku ini bukanlah buku yang berisi nasihat keuangan. Persis seperti para 
perempuan dalam buku ini, Liz merisaukan uang dan setiap hari bersusah 
payah memecahkan masalah uang. Ia merasa kekhawatiran ini dari tingkat 
paling dasar, dengan berhadapan langsung dengan naik turunnya jumlah 
uang dalam buku cek. Liz menulis buku ini tepatnya karena ia bukan 
seorang pakar keuangan atau psikolog, tetapi karena pernah menjelajah 
banyak lahan keuangan.

Pengalaman Liz inilah yang kemudian dituangkan dalam tiap lembar buku 
ini. Coretan pengalamannya dilakukan dengan kesadaran bahwa ia adalah 
salah seorang perempuan paling beruntung di dunia.
Liz berharap bukunya ini akan mendorong para perempuan untuk menelaah 
perasaan-perasaan pelik mereka sendiri tentang uang, dan apa arti uang 
bagi mereka. Mungkin dengan begitu, kita semakin bisa membebaskan diri 
dari rasa takut dan fantasi yang mencegah kita meminta digaji sesuai 
dengan nilai suatu pekerjaan atau menabung untuk masa pensiun kita atau 
yang membuat kita terus berkubang dalam utang yang tak pernah terkendali.

Selama kita membiarkan emosi memengaruhi bahkan mendikte kahidupan 
finansial kita maka kita tetap menjadi mangsa bagi hubungan-hubungan 
yang tidak sehat dan kadang merusak. Sampai kita dengan jujur mengkaji 
perasaan-perasaan serta perilaku yang kontradiktif dan bahkan tidak 
menarik, kita akan terus hidup dengan persamaan ini: ambivalensi plus 
pengelakan sama dengan kecemasan.
Diakui atau tidak, masing-masing kita punya hubungan dengan uang di luar 
masalah mendapatkan dan membelanjakannya. Uang tidak pernah sekadar 
uang; bagi kita uang adalah sesuatu yang mewakili identitas, cinta, 
harapan, dan janji yang terucap, tetapi mungkin tidak pernah ditepati. 
Uang adalah pemilah sosial kita. Uang ialah tiket untuk mencapai 
impian-impian kita.

Cara perempuan berhubungan dengan uang jauh berbeda dengan laki-laki. 
Stephen Goldbart, seorang psikoterapis, menyatakan bahwa semuanya ada 
dari dulu dan tertanam dalam-dalam secara psikologis dan biologis dalam 
kedua jenis kelamin. Memang ada perbedaan gender yang kuat bila sampai 
pada masalah uang, yaitu perbedaan identitas dan peran historis.

Setiap perempuan yang membaca buku yang menyentuh, cerdas, dan apa 
adanya ini akan mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai salah satu 
hubungan yang paling penting dalam hidupnya, yaitu dirinya, emosi, dan 
uang. (Heryani, Resensor, Anggota Aliansi Pembebasan Perempuan, tinggal 
di Bandung)***

Muhammad Aly wrote:
>
> Mas Ari..
> sy masih gaya spt org2 tua sy juga mertua sy juga
> demikian...
> kalau ada tamu tentang bisnis datang ke istri, maka
> istri mempersilahkan tuk dtng ke suaminya..pokoknya
> hal2 keuangan diserahkan suami...
> namun sy memberikan jatah sy lebih ke istri.. kalau sy
> pegang kelebihan uang sy 3 jt/bln maka sy ksh istri sy
> 5jtan krn ngurus anak2&rumah. .
>
> mau beli rmh istri sy panggil suami.. akad kredit 3
> tahun semua atas nama sy dan akan dibalik namakan ke
> istri.., akad kredit mbl juga sy pergi ke kemayoran
> dulu.. dah dpt besoknya sy bw istri tuh mblnya gmn yg
> ini.. dan sy urusan dengan leasing 2 tahun.. urusan
> leasing pusing khan...? dah lunas nanti ya sy balik
> nama ke istri tercinta .. begitu loh...dan begitu
> semua urusan depan ya suami...
>
> Sy pingin tanya nich.. gmn yg py istri 2 atau 3 ya..
> apakah harus fair juga ke istri ke 2 atau ke 3..?? wah
> bisa berabe urusannya kalau tdk bisa mediator dengan
> baik. untung umumnya monogami di indonesia... untung
> di WM istri2nya kagak galak... kalau galak report ya..
> coba lihat istri2 pegawai pertamina.. ampun dech
> umumnya suami diatur melulu.. padahal suami byk duit.
>
> okey2 saja gmn kesepakannya.
> okey mau jalan2 dulu...mksh,
>



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke