Intinya, bencana itu akan datang bertubi-tubi bila ada kezaliman, banyak fitnah, pembunuhan terhadap orang-orang yang tak berdosa, dan mendustakan kebenaran.
Yang dimaksud dengan kezaliman adalah adanya penganiayaan terhadap pihak-pihak yang dipandang lemah. Contoh konkretnya banyak, seperti penindasan terhadap yang lemah, hukum memihak yang kuat sehingga meski salah dibebaskan dan yang lemah menderita oleh pemihakan hukum, dan lain sebagainya. Yang dimaksud dengan fitnah ialah menghitamkan orang yang tidak hitam, menjelek-jelekkan orang yang tidak jelek. Termasuk membangkitkan fitnah bila ia tidak sengaja memfitnah tapi ucapan atau perilakunya justru menimbulkan fitnah. Dulu, Sahabat Abu Hurairah r.a sering sekali mengutip sepotong pembicaraan lalu potongan itu disebarkan ke mana-mana. Meski potongan kalimat itu berasal dari Rasul atau dari sahabat besar lainnya, tapi justru itu "potongan berita" yang bahaya kalau dilepaskan dari konteknya. Oleh karena itu, suatu kali Ibunda Aisyah r.a memarahi Abu Hurairah yang sering mengutip sepotong itu. Bayangkan kalau potongan itu justru yang bunyinya "bunuh si A". Padahal, ada klausus utumanya "bila .... si A harus dibunuh". Lho, apa gak bahaya? Maka jangan heran kalau di Alquran dinyatakan bahwa "fitnah itu lebih besar (dosanya, kejinya) daripada pembunuhan." Di milis ini ada Jano-ko yang suka memotong kalimat atau paragraf. Sehingga, secara tak sadar ia melakukan fitnah! Bayangkan, kalimat utuh yang konteksnya pergi haji, lha koq diselewengkan ke pergi ke bali dan inggris.. Hal-hal semacam ini yang menimbulkan bencana. Semoga Allah mengampuni keteledoran Jano-ko alias Sutiyoso. Membunuh orang-orang yang tak berdosa ini banyak dilakukan karena tujuan politik atau kekuasaan. Bila di suatu negara banyak terjadi pembunuhan atas dasar politik atau kekuasaan yang sewenang-wenang, maka tinggal tunggu bencana dan bencana turun. Mendustakan kebenaran yang melanggar hukum kebenaran yang telah ditetapkan Tuhan, seperti menebang pohon seenaknya, membuang sampah seenaknya, membangun tanpa perencanaan yang matang sehingga terjadi perusakan lingkungan, dan termasuk mendustakan kebenaran adalah membunuh, membungkam orang yang memberikan peringatan tentang kehidupan yang benar (bukan peringatan karena kepentingan kelompok atau golongan). Wassalam, chodjim ----- Original Message ----- From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 07, 2007 11:43 AM Subject: [wanita-muslimah] Bencana dan bencana Ada apa dengan Indonesiaku? Bencana dan musibah terjalin beruntun. Baru terkaget-kaget mendengar berita gempa di Padang, harus kaget lagi dengan terbakarnya pesawat Garuda ketika landing di Jogyakarta, pagi ini. Khabarnya Din Syamsudin termasuk yang selamat dari bencana ini, namun ibu mertuanya meninggal karena shock mendengar berita kecelakaan tsb (sayang mantu). Masih ada kah bencana yang mengintai? Adakah ini serangkaian peringatan dan peringatan. Bencana dan musibah bisa jadi merupakan ujian, peringatan, dan azab. hiks. wassalam, [Non-text portions of this message have been removed]