Tidak ada yang mengatakan bahwa kalau mengkritisi adala hebat, demikian juga yang membela secara membabi buta. Jangan marah-marah dulu, mbak. Saya hanya bilang banyak orang yang kalau tidak dapat menjawab pertanyaan kritis tentang mitos dalam agama, lalu menjawabnya kamu tidak percaya agama, ya? Salam KM -------Original Message------- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: 03/09/07 09:15:12 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Problematika Keluarga Nabi Ibrahim Boleh orang mengkritisi sesuka hati, mengapa tidak boleh membela sesuka hati pula?
Mengapa ketika mengkritisi dianggap suatu yang hebat, dan ketika memberi jawaban atau membela dinilai dengan sinis? Bukankah dugaan-dugaan itu perlu jawaban? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Kartono Mohamad" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Di dalam semua kitab suci ada bagian yang berisi mitos dan legenda, ada > bagian yang berisi sejarah (ada bukti-bukti arkeologis), dan ada ajaran > tentang bagaimana hidup di dunia. Kemudian semua itu dibungkus jadi satu > menjadi satu keyakinan yang dianggap pasti oleh pengikutnya dan tidak boleh > dikritisi atau dipersoalkan. Juga menjadi sifat manusia untuk membuat > tokoh-tokoh yang dikagumi dengan mitos atau hal-hal yang mistik untuk > mempertinggi kewibawaan tokoh itu. Juga tanpa boleh dikritisi. Seperti mitos > bahwa semua raja Mataram (Yogyakarta) beristerikan Nyai Loro Kidul (tidak > ada yang berani mempersoalkan kalau begitu ini Nyai melakukan poliandri dan > sekaligus incest). > Hal serupa juga dilakukan terhadap banyak raja, ulama, kiai dan nabi. > Banyak orang lebih berkutet dan bertengkar pada bagian mitos dan legenda > tetapi tidak menyimak ajaran hidup yang ada di dalam agama masing- masing. > Semua dijadikan satu. Meyakjini mitos dan legenda adalah bagian yang lebih > utama sehingga kalau perlu membunuh mereka yang meyakini mitos dan legenda > yang berbeda. Meskipun setiap agama melarang pengikutnya untuk membunuh. > Mempertanyakan kebanaran suatu kisah apakah itu mitos, legenda atau sejarah, > apalagi mengkritisi tokohnya, akan dianggap kafir atau murtad. > Seperti pertanyaan, apakah Ibrahim seorang yang sayang kepada keluarganya > karena ia tega meninggalkan isteri dan anaknya tanpa bekal di tengah padang > pasir yang gersang? Pertanyaan serupa ditanyakan Dawkins, apakah Ibrahim > sayang pada anaknya karena ia tega untuk (mau) menyembelih anaknya untuk > dipersembahkan kepada Tuhannya? Bahkan Dawkins menanyakan apakah Tuhan itu > benar-benar pengasih dan penyayang kepada mahlukNya ketika ia memerintahkan > Nuh hanya mengangkut keluarganya sendiri dan hewan-hewan ketimbang > mengangkut sesama manusia lain yang terancam terendam banjir? > Tentu banyak cara dan dalih yang dapat digunakan untuk membela Tuhan dan > tokoh-tokoh yang dikultuskan (nabi-nabi, raja, pendeta, ulama, kiai) dari > dugaan adanya perilaku yang ternoda sebab itu akan mengganggu bayangan > kehebatan dari orang-orang yang dikagumi tersebut. > KM > > -------Original Message------- > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Date: 03/08/07 10:51:53 > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: Re: [wanita-muslimah] Problematika Keluarga Nabi Ibrahim > > Sedikit tambahan penyempurnaan ttg keluarga Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim AS > punya tiga isteri. Isteri pertama Sarah memperanakkan Ishaq putera kedua > dengan turunannya di Kan'an, isteri kedua Hajar mempernakkan Ismai'l putera > pertama, turunannya di negeri Arab, ketiga Keturah memperakkkan Madyan anak > ketiga, turunannya di Sinai. Isma'il AS dan Ishaq AS adalah keduanya Nabi, > Madyan bukan Nabi namun menurunkan Nabi di antaranya Nabi Syu'aib AS, yang > menjadi mertua Nabi Musa AS. > Fyi, dalam Al Quran dan Hadits Shahih tidak ada disebutkan bahwa karena > kecemburuan Sarahlah yang menyebabkan Nabi Ibrahim AS memisahkan Hajar dan > Ismail dipisahkan bermukim di daerah Paran, di mana baru pertama kali ada > mata air timbul di daerah gersang yaitu air zam-zam dan di situlah bertumbuh > kota Bakkah (Makkah). > Wassalam, > HMNA > > ----- Original Message ----- > From: "Dwi W. Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > Sent: Wednesday, March 07, 2007 23:50 > Subject: [wanita-muslimah] Problematika Keluarga Nabi Ibrahim > > > salam, > > > > Sementara ini sedang ada diskusi poligami yang "menyeret-nyeret" Nabi > Ibrahim. > > Nabi Ibrahim adalah sosok figur yang sangat anggun, > > berkali-kali dipuji di dalam al-Quran, > > bergelar Kekasih Tuhan, > > mempunyai dua putra yang menjadi nabi, > > dan dari keturunannya, berkat doanya yang terkabul, muncullah para nabi, > > sehingga bergelar Bapak Para Nabi, > > diakui sebagai leluhur oleh tiga agama samawi, > > umat Islam menyebut namanya berkali-kali dalam salat, > > agar Allah melimpahkan berkah kepada keluarga Muhammad > > sebagaimana telah melimpahkan berkah kepada keluarga Ibrahim. > > > > Jarang sekali terdengar kritik kepada Nabi Ibrahim. > > > > Terbersit pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan berkah kepada > > keluarga Ibrahim itu? > > Bagaimana sosok keluarga yang diberkahi tersebut? > > - suami yang beristri dua, terpaksa menuruti kemauan istri pertamanya > > yang pencemburu untuk memisahkan istri kedua dan anaknya > > - suami yang meninggalkan anak istri di tengah padang tandus tanpa > > perbekalan yang cukup > > - ayah yang tega mengorbankan anaknya > > - ayah yang menyuruh anaknya untuk menceraikan istrinya setelah kesan > > perjumpaan pertamanya tidak berkenan > > > > Tentu saja pertanyaan-pertanyaan di atas mudah dijawab > > kalau kita tambahkan kata di belakang yaitu "lillahi ta'ala" ...... > > > > salam, > > DWS > > __________________________________________________ > Apakah Anda Yahoo!? > Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap > spam > http://id.mail.yahoo.com > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > [Non-text portions of this message have been removed]