Ya itu salah, Pak.
Banyak orang yg seolah menjadi Allah di bumi ini
Ia merasa benarnya sendiri. Padahal Allah yang Maha Benar
Mereka orang itu tidak punya rasa kasih padahal Allah Maha Pengasih dan 
Penyayang.
Jadi sebenarnyamanusia nggak berhak berlaku mewakili Allah
Rahmat Allah mengalahkan murkaNYA. Artinya Allah juga Maha Memberi Maaf.
Seperti sinar matahari udara yg boleh gratis di nikmati oleh semua orang yg 
taat maupun yg korupsi, pendosa, misalnya.
Allah murka, menghukum/memberi peringatan lantaran kesalahan yg diperbuat 
manusia sendiri.
Ada 3 kesusahan
1. Mala/Bala : kepada siapa saja yag baik maupun yg jahat; misal kematian, 
kecelakaan,
2. Musibah : Kesusahan akibat kesalahan kita [ kurang waspada, tidak ber-hati2] 
ketusuk duri, keserempet bajay,
3. Azab : Peringatan Allah akibat kesalahan manusia- banjir, longsor, 

Sebaiknya manusia lebih mawas diri tidak begitu saja 
menyalahkan/menghujat/menzalimi orang lain untuk sesuatu yg 
dianggap beda/keliru 
Hanya Allah yg Maha Benar lagi Maha Mengetahui.

salam 
l.meilany

  ----- Original Message ----- 
  From: Dan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:00 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Budak & hamba->Re: Beramai-ramai Mempersoalkan 
Poligami


  Apakah 'kekejaman' Allah itu perlu melalui 'tangan kejam' manusia di
  dunia atau melalui kekuatan2 yg diluar kekuasaan manusia.

  Kalau ada manusia yg merasa berhak berlaku kejam pada manusia lain
  karena merasa menjalankan perintah Allah utk menghukum manusia di bumi
  ini ... Hmm tunggu dulu. Ini koq bernada teokratis absolut ya?

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Nimbrung :
  > Saya pernah dengar ceramah Pak Quraish Shihab, berkenaan dengan
  sifat Allah.
  > Sifat Allah yg 'kejam' ibarat sifat orang tua, terhadap anaknya.
  > Sifat Allah yg 'kejam' adalah upaya peringatan/warning terhadap
  manusia yg berbuat
  > mencelakakan dirinya sendiri.
  > 
  > Semua orang tua pasti sayang pada anaknya.
  > Tapi jika anaknya nakal pasti akan diperingatkan, dimarahi, dihukum.
  > Apakah artinya orang tua itu tidak sayang sama anaknya?
  > 
  > Ibu yg membunuh anak2nya, yg bunuh diri bersama anak2nya alasannya
  juga rasa sayang 
  > yg berlebihan takut anaknya semakin menderita hidup di dunia.
  > 
  > salam 
  > l.meilany
  > 
  > 
  > 
  > ----- Original Message ----- 
  > From: Lina Dahlan 
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > Sent: Thursday, March 08, 2007 5:50 PM
  > Subject: [wanita-muslimah] Budak & hamba->Re: Beramai-ramai
  Mempersoalkan Poligami
  > 
  > 
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
  > <chairunisa_mahadewi@> wrote:
  > >
  > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@>
  > > wrote:
  > > 
  > > > Lina: Bukan sepertinya lagi mbak. Kata "memperbudak" 
  > disandingkan 
  > > > dengan "ar-Rahman dan ar-Rahim" jelas dua kata yang berlawanan. 
  > Satu 
  > > > sifat manusia (budak), sedang yang satu sifat Allah (Rahman dan 
  > > > Rahim). Antara Khalik dan makhluk.
  > > 
  > > Chae: Allah kan bersifat Rahman dan Rahim masa sih kemudian
  > > memperbudak makhluk-Nya, tapi kalau gambaran Allah'nya Mba Lina 
  > begitu> ya ndak apa-apa tapi tidak dalam gambaran saya;))
  > 
  > Lina: Sifat Allah kan bukan Rahman dan Rahim doang. SifaNya yang 
  > lainnya adalah Merajai (artinya Dia mempunyai budak/hamba), 
  > Merendahkan (siapa saja yang Dia ingin rendahkan), Meyiksa,. 
  > Menggambarkan Allah hendaknya mengenal semua Sifat-SifatNya.
  > > 
  > > > Lina: Kamus mana yang mengatakan hamba memiliki kekuasaan atas 
  > > > dirinya??. Kalau dikatakan "hamba nafsu", "hamba 
  > syaitan", "hamba > > Allah", apa bedanya dengan "budak nafsu", dll??
  > > 
  > > Chae: ini sih memang pendapat pribadi, enggak sependapat juga ndak
  > > apa-apa. Menurut saya hamba lebih ke bentuk hasil dari usaha, 
  > seperti> menghambakan diri...ini kan semacam hasil dari bentuk 
  > pilihan> seseorang dan hasil dari usaha...jadi hamba Allah juga kan 
  > hasil usaha> bukan bleg...gedebleg...begitu saja.
  > > 
  > > Beda dengan budak, jadi budak ndak pake usaha...ngono toh Mba;))
  > > 
  > Lina: Yak susah kalo bicara tanpa rujukan. Bagaikan orang tuli yang 
  > sok denger ato orang buta yang sok liat. 
  > Ada seorang buta menyanyikan lagu anak anak "Bintang Kecil":
  > "Bintang kecil....katanya-katanya"
  > "Dilangit yang tinggi ...katanya-katanya"
  > "Amat Banyak ...katanya-katanya"
  > "menghias angkasa...katanya-katanya"
  > > 
  > > > Lina: Allah yang TOP dan keren gak bisa dilihat dengan mata dan 
  > alat > > bantu sekalipun. Gak tau juga kalo Allah punya bungkus...:-
  > ). Bener > > or gak, bukan urusan kita. Mau gak jadi budak Allah? 
  > Jawab saja.
  > > > 
  > > > Jangan suka bermain kata macam orang orientalis itu. Boleh pakai 
  > > > kata apa saja, tapi ambil esensinya yang terpenting. Seperti 
  > > > kata "pelacur" dan "psk". Esensinya kan kedua kata itu sama 
  > saja, > > tapi begitu diucapkan kok kayaknya satu lebih sopan dari 
  > yang > > lainnya. Cuma 'rasa-rasa'nya aja beda.
  > > 
  > > 
  > > Chae: Sejak kemunduran masyarakat Islam, banyak retorika yang pake
  > > nama Allah, Muhammad, Qur'an, Hadis yang kalau di ucapkan terdengar
  > > keren...TOP Dechhhh tapi sayangnya cuman sekedar pepesan kosong
  > > doang..makanya sampe sekarang umat Islam masih terpuruk dan 
  > terbelakang.
  > > 
  > > Jadi maksud saya bukan ke Allahnya, Jelas Allah adalah Tuhan Yang 
  > Maha> Besar, Maha Kuasa dan tiada yang menandingi-Nya. Sayangnya 
  > banyak dari> kita cukup puas hanya sekedar tahu tanpa bisa mengerti 
  > dan> memahami...seperti retorika..."menjadi budak Allah"...memang 
  > menjadi> budak Allah itu bagaimana....
  > > 
  > > saya sih sekedar mengingatkan saya jangan sampai gede rasa hanya
  > > karena menggandengkan sesuatu dengan nama Tuhan terus dirasa-rasa
  > > absolutly bener...gitu;)) 
  > 
  > Lina: Loh emangnya membawa nama Allah SWT, Muhammad SAW, Qur'an dan 
  > Hadist cuma boleh diucapkan kalo masyarakat Islam lagi maju aja? 
  > Adakalanya membawa nama-nama tsb itu tidak menjadi keren dan TOP 
  > kalau yang membawakannya gak PeDe. Bahkan menjadi pepesanpun tidak.
  > Menggandengkan sesuatu dengan nama Tuhan, kalau yang 
  > menggandengkannya orang gak pake ilmu, itu baru 'dirasa-rasa'.
  > Saya sih gak dirasa-rasa! Bawalah selalu Dia dalam setiap desah 
  > nafasmu.
  > 
  > Bagaimana menjadi budak Allah, bagi tiap orang aplikasinya akan beda 
  > karena masing2 punya persepsi sendiri akan Allah. Ini akan 
  > menjadikan manusia mempunyai level or golongannya. Digolongan mana 
  > kah kita berada? Semoga disuatu saat akan sampai kepada titik yang 
  > bisa mengaplikasikan 'kami dengar dan kami taat', sehingga kita 
  > mencapai akhir kehidupan yang khusnul khotimah.
  > 
  > Bukankah manusia dan jin diciptakan untuk meng'abdi' kepada Allah 
  > (QS51:56). Jadilah abdi Allah. Jadilah budak Allah. Jadilah hamba 
  > Allah. Ini bukan retorika, tapi ajakan.
  > 
  > wassalam,
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to