Pak Achmad berkata = Ya, saya terangkan secara ringkas. Da'i (penyeru agama) atau mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran agama) itu ada 2 macam. Yang pertama, dakwah sebagai panggilan hati. Dalam hal ini dia berdakwah sesuai dengan panggilan hati tanpa menunggu diminta orang lain untuk berdakwah. Yang ini pasti tidak menunggu diamplop.
============== Jano - ko = Yang asyik itu kan mubaligh yang mau mengeluarkan dana dari koceknya sendiri, jadi bukan meminta tapi malah memberi, contohnya adalah mubaligh-mubaligh yang ada di WM ini, harus bayar warnet ( kalau pakai warnet ) atau harus membayar telkom kalau pakai komputer sendiri, contohnya : pak Achmad, Pak Kartono, Pak HMNA, mbak.... dll Semoga Allah s.w.t makin mencintai beliau-beliau. Salam. --oo0oo-- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mbak Aisha, Pada tahun lalu, saya mendapat undangan untuk mengisi ceramah pada acara peringatan hari ke-3 wafatnya Bapak Soedharmono (mantan Wk. Presiden). Setelah selesai ceramah dan acara sudah selesai, sebagai penceramah saya diminta ngobrol-ngobrol dan tidak pulang dulu. Yaa, lengkaplah semua putra dan putri seperti Bu Yanti, Pak Tantyo, dan Bu Yeni. Ceritanya, Pak Tantyo menyinggung masalah amplop kepada ustad penceramah. Mungkin beliau merasa tidak enak, maka topiknya hendak dipindah. Tapi, saya memintanya untuk melanjutkan. Singkat cerita, beliau bertanya kepada saya, "Pak Ustadz, mengapa para ustadz penceramah itu masih mengharapkan amplop dan tidak berdakwah secara lillaahi ta'ala saja. Mengapa kalau suatu kali tidak diamplop, kalau diundang tidak mau datang lagi?" Ya, saya terangkan secara ringkas. Da'i (penyeru agama) atau mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran agama) itu ada 2 macam. Yang pertama, dakwah sebagai panggilan hati. Dalam hal ini dia berdakwah sesuai dengan panggilan hati tanpa menunggu diminta orang lain untuk berdakwah. Yang ini pasti tidak menunggu diamplop. Yang kedua, dakwah sebagai profesi. Dalam hal ini sama dengan profesi pengajar atau guru. Ia memang menunggu atau bahkan aktif agar dipanggil untuk mengisi acara. Artinya, sebagai profesi tentu diperhitungkan segala biaya yang pernah dikeluarkan seperti biaya selama belajar, biaya transportasi, biaya untuk berpenampilan. Nah, yang profesi ini pasti menuntut "fee", baik besarnya fee itu diserahkan kepada pengguna maupun ada yang menetapkan fee untuk dakwah/pengajaran itu dengan nilai puluhan hingga jutaan rupiah per undangan. Nah, tipe yang kedua ini mengikuti hukum pasar! Wassalam, chodjim ----- Original Message ----- From: Aisha To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 21, 2007 4:53 PM Subject: [wanita-muslimah] Upah dalam Islam Ngobrol tentang upah/gaji/honor menarik juga, di tv kemarin diberitakan honor Mulan Kwok yang setelah bubaran dari Duo-Ratu main sinetron, honornya per-episode (satu jam, dipotong iklan, mungkin mainnya hanya 1/2 jam) itu 75 juta. Agnes Monica 60 juta per episode, Naysila Mirdad di sinetron Intan 30 juta/ episode, artis-artis itu dibayar bukan gajihan per bulan 15 juta lagi mba Rani, tapi per episode! Naysila misalnya yang sinetronnya tayang tiap hari kabarnya dikontrak di atas 200 episode, maka jika dia main untuk satu judul saja dalam sebulan ada 30 episode, maka tiap bulan dia mendapat honor sekitar 1 milyar ya? Apalagi jika dia main di judul-judul lainnya, wajar jika dia mendapat uang milyaran tiap bulan. Hitung sendiri honor Mulan yang 2.5 kali lipat honor Naysila, belum dihitung honor nyanyinya. Terus ada ustadz yang sering muncul di tv dan laris pula diundang ke berbagai tempat, kata teman saya yang beberapa tahun lalu ngundang Aa Gym, honornya 100 juta diluar uang untuk hotel dan tiket pesawat. Sementara seorang laki-laki tua renta yang biasa mukul bedug di satu mesjid, menurut pengakuannya dikasih honor 15ribu saja (bukan 15 juta..;) Saudara saya kasihan melihat guru ngaji anaknya yang juga seorang mahasiswa, dia memberi upah sama dengan upah guru bahasa Inggris untuk anaknya, 25 ribu setiap datang (bukan per bulan). Diprotes keras oleh seniornya, pengurus mesjid dan ibu-ibu lainnya, katanya sih merusak pasaran. Umumnya guru ngaji itu diupah 20 ribu per BULAN, hare gene uang segitu cukup untuk apa? Alasan lainnya dari yang protes, ngajar ngaji itu ibadah, tidak layak dinilai dengan uang yang akan mengurangi keikhlasannya. Kalau guru ngaji tidak boleh diberi imbalan sama dengan guru lainnya, Aa Gym juga tidak boleh dikasih uang banyak ya?:) Sebenarnya ada aturannya gak ya dalam Islam tentang upah/gaji/honor ini? Saya hanya tahu bahwa jika memperkerjakan seseorang, bayarlah upahnya sebelum keringatnya kering. salam Aisha --------- Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic Messages ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity a.. 6New Members Visit Your Group Yahoo! Avatars Create a Face Show your style in Messenger & more. Sell Online Start selling with our award-winning e-commerce tools. Yahoo! 360° Start Now Your place online Share with friends . [Non-text portions of this message have been removed] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]