On 4/13/07, Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> ya pak sabri ... mungkin juga sebaiknya mereka mati muda. ada
>  untungnya juga mati pada usia kejayaan, seperti halnya petinju yang
>  menggantung sarung tinjunya justru di saat mereka pada puncak
>  kejayaannya. agar mereka senantiasa dikenang orang sebagai juara
>  sejati. model2 playboy ini mungkin juga tidak tahan untuk terus hidup
>  sampai tua, karena tua berarti kecantikan yang luntur, payudara yang
>  kendor dan wajah yang keriput. dan itu semua berarti kejayaan yang
>  mereka senantiasa agungkan telah hilang. mereka makin stress semakin
>  mendekati tua, ada yang memilih jalan pintas dengan bunuh diri, ada
>  pula yang memilih lari ke obat bius dan narkoba. dan mereka mati pada
>  usia muda, dan dikenang penggemar2-nya.
>
>  soal rambut blonde menarik juga pak sabri. karena joke2-nya amerika
>  selalu mengolok2 ce blonde sebagai ce yang tulalit dan gak bisa mikir.
>  kayak film legally blonde itu berusaha menantang stereotyp orang
>  amerika yang memandang bahwa ce blonde cakep tapi gak bisa mikir. eh
>  ternyata tokoh utamanya bisa sekolah hukum dan jadi pengacara. saya
>  jadi mikir, kalau stereotyp blonde = tulalit, apakah masih banyak ce
>  yang pengin rambutnya dicat jadi blonde ya? :)
>
>  salam,
>  --
>  wikan

Tidak ingin menjadi Tua; saya sering berselisih dengan istri soal ini.
Saya selalu menyatakan, tak ingin berumur panjang, kalau hidup dalam
renta dan lemah. Saya hanya ingin hidup bila masih bisa menikmati
hidup, bisa naik tangga pesawat, bisa berjalan kaki sendiri, menikmati
nongkrong di wc lama2 sambil baca koran, tidak harus minum obat, bisa
merokok, merasa senang melihat perempuan seksi dan hal-hal lain.
Makanya saya tak pernah berdoa agar "panjang umur".

 Saya pikir ada benarnya model2 yang biasa hidup penuh kemewahan,
puja-puji dan kemudahan ketakutan menghadapi meredupnya reputasi dan
"kehilangan" semuanya. Pilihan pada drug atau bunuh diri, itu pilihan
pribadi yang harus di-hargai :=)

Pernah ada sebuah majalah (saya lupa namanya; kalau tidak salah
intisari edisi tahun jebot). Banyak orang eropa menggambarkan
'bidadari' senantiasa berambut blonde. Mungkin saja ini bidadari versi
play-boy :=) Meski jelas-jelas 'nawang wulan' berambut hitam. Play boy
merupakan bagian dari sebuah rantai kapitalisme yang memegang peranan
penting. Meskipun majalah tsb membidik konsumen pria, tapi cukup
banyak perempuan membacanya untuk mengikuti trend apa yang dilakukan
model2 play-boy dan mencoba mengimitasinya.

Produsen pakaian dalam perempuan sangat sulit menemukan "media" yang
baik untuk menayangkan iklan produk mereka, dan play boy meraup banyak
keuntungan dari iklan bikini, bra, swimsuit dan underwear lain. Juga
produsen parfum dan kosmetika lain.

-- 
LINUX REGISTERED USER #421968

if you can't explained simply, you don't understand it enough (albert einstein).

Kirim email ke