Bung Radit : Misalnya, kasus bom Bali, Ahmadiyah, hingga komunitas Eden pimpinan Lia Aminuddin. Ia juga cukup panjang lebar membahas soal pendapatnya mengenai mengapa Islam harus dikritik. (WEN/Litbang Kompas)
--------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------- Jano - ko : Ech....jano-ko mau bertanya nich, siapa tuch yang berpendapat " Islam harus dikritik " ?, saya ingin diskusi di WM dengan pengritik Islam tersebut. Jano-ko bergaul dengan bule dan para londo sejak tahun 1982, yang terjadi adalah justru jano-ko makin mencintai Islam, bukan malah inferior dan rendah diri dengan Islam.....titik. Selamat malam aja. --oo0oo-- radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Catatan: Yang menarik dari buku terbaru Ulil ini adalah peran milis (mailing list) sebagai wacana diskusi dengan topik-topik tertentu, yang mampu menginspirasi bagi penulis kreatif untuk menuliskannya dalam sebuah buku. Itulah salah satu manfaat mengikuti milis yang kini topiknya kian beragam. Selain blog, milis juga bisa menjadi wahana bagi setiap insan manusia untuk memaparkan ide-ide dan gagasannya. Apabila gagasan kita menarik dan bernas, tentu saja akan langsung ditanggapi oleh miliser lainnya, sehingga akan makin memperkaya wacana. Kadang muncul pula pro kontra. Itulah yang saya sebut: "The power of mailing list!" salam, rd ---------------------------------------------------------- Sebagian besar, bahkan mayoritas, orang beragama memeluk agama tertentu karena faktor keturunan atau warisan. Kendati merupakan warisan, tak berarti pemeluk agama tersebut tidak bisa kritis terhadap agama yang dipeluknya. Hal inilah yang yang terjadi pada diri Ulil Abshar Abdalla yang dikenal sebagai intelektual muda Muslim dan penggiat Jaringan Islam Liberal. Bagi Ulil menjadi Muslim belumlah akhir sebuah kisah. Menurutnya, agama "ibarat" buku yang terbuka. Buah pikiran Ulil ini ia rangkum dalam sebuah epilog dalam yang ia beri judul "Bagaimana Saya Memahami Islam? Sejumlah Pendekatan". Pemikiran-pemikiran kritis Ulil tentang Islam dalam buku ini adalah bunga rampai surat-surat elektronik yang ia kirim ke milis JIL (Jaringan Islam Liberal) dan dua milis lain selama ia melanjutkan studi di Boston, Amerika Serikat, dalam kurun waktu antara akhir September 2005 hingga akhir Februari 2006. Isi surat-surat yang dikirim Ulil untuk menanggapi pendapat anggota milis maupun mengawali sebuah pembicaraan cukup beragam, terutama berisi tanggapannya terhadap berbagai persoalan yang sedang terjadi di Indonesia yang berkaitan dengan Islam dan hubungannya dengan paham-paham atau agama lain. Misalnya, kasus bom Bali, Ahmadiyah, hingga komunitas Eden pimpinan Lia Aminuddin. Ia juga cukup panjang lebar membahas soal pendapatnya mengenai mengapa Islam harus dikritik. (WEN/Litbang Kompas) http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0704/15/Buku/3457964.htm --------------------------------- Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]