Saya juga heran ko bu Aisha, sama dengan anda, karena saya tidak 
pernah secara pribadi menyatakan (kec mungkin ada yang menerjemahkan 
atau menafsirkannya lain) bahwa [1] WM adalah milis JIL atau memiliki 
keterkaitan dengan JIL, [2] ko setelah 6 tahun muncul dan berkiprah 
dengan mengadakan beragam kegiatan baik yang on air (siaran di radio 
terutama, baik di radio 68H maupun jaringannya, atau mungkin acara 
dialog live di TV yg menyujuhkan aktivis JIL baik atas nama JIL atau 
personnya saja. spt Hamid Basyaib, dll) maupun yang off air (seperti 
diskusi baik yang rutin pada saat anniversary JIL di komunitas utan 
kayu, atau di tempat lain, baik di kampus2 atau di luar kampus, 
swasta atau mungkin negeri) masih tidak sedikit yang tidak tahu 
tentang JIL, sehingga ketika ada yang menanggapi JIL dengan 'negatif' 
maka yang ada adalah 'pembelaan' spontan yang terkesan memihak JIL, 
sehingga ya konsekuensinya terimbas dengan 'tuduhan' yang mungkin ibu 
pernah atau sering dan masih alami, [3] sekian banyak anggota milis 
WM ini ko kesannya -- sekali lagi kesannya -- 'cenderung' untuk tidak 
suka dengan segala yang berbau Syariah, sesuatu yang sangat berbau 
JIL, anti dengan segala yang terkesan mengatasnamakan Allah (padahal 
kalo bukan dari Allah ya dari selain Allah pastinya, entah nafsu, 
akal/rasio yang semuanya itu rentan terhadap tipudaya 'setan' alias 
akal yang ditunggangi nafsu dengan iman yang entah di posisikan di 
mana -- maaf kalo nada saya terkesan tidak santun dan tidak islami.

Tanggapan saya untuk paragraf ibu yang ke-4 hingga akhir adalah, [1] 
apakah ada kaitannya (congruent, mungkin, istilah yang saya dapat di 
milis ini) antara seorang individu dan keluarganya yang menjamin 
kelurusan aqidah dan iman? Perhatikan kisah dari Allah tentang 
keluarga para Rasul dan Nabi, bagaimana keluarga mereka, baik istri2 
mereka, anak2 mereka, orangtua mereka, membangkan bahkan memusuhi 
mereka? tidak ada jaminan bukan? Soal kiai Musthofa Bisri, apa yang 
ibu tahu tentang beliau? apakah tidak anda tahu komentar keluarga 
Ulil dan kiai Bisri tentang sepak terjang Ulil. intinya mohon lebih 
lugas dan akurat dalam mencoba memberikan suatu argumentasi, dalam 
hal ini posisi Ulil yang tercermin dari sikap dan ujarannya. Apa iya 
cerminan akhlak baik ketika ia menyatakan hal negatif kepada MUI 
ketika MUI mengeluarkan sebuah fatwa hanya karena sang Ulil merasa 
benar sedangkan MUI bagi dia 'ngawur', meskipun kemudia dia minta 
maaf? Saya tidak menstigma Ulil itu jelek, tapi ingin menunjukkan 
kepada ibu Aisya dalam hal ini untuk juga meng-cover segala yang anda 
kira anda tahu tentang sesuatu atau seseorang, dan ini juga berlaku 
buat saya pribadi. jika saya khilaf ya tolong ingatkan; [2] sekali 
lagi, apa korelasi atau kaitan/relevansi pola fikir atau paradigma 
pemikiran dan metode tafsir kalangan yang mengaku muslim liberal yang 
bernaung di bawah bendera JIL dengan praktek di kalangan salah satu 
ormas islam terbesar di negeri ini?

teman2 semua, apakah tidak pernah mendengar komentar para pemimpin 
Muhammadiyah dan NU tentang warga mereka yang mengaku liberal, 
mendukung pluralisme, hermenutika, inklusivisme dan sejumlah aliran 
pemikiran atau filsafat keilmuan yang berkaitan baik langsung atau 
tidak dengan komunitas JIL atau yang serupa? coba cari tahu deh.

Mohon maaf tapi saya mungkin salah tapi saya merasa milis (yang tidak 
sedikit anggotanya, terutama yang sering posting dan menuangkan 
pendapatnya) ini memiliki kecenderungan untuk meminta pihak yang 
tidak sepandangan untuk menjelaskan alasan mereka atas satu hal tapi 
di lain pihak, (anggota) milis ini tidak merasa perlu menjelaskan 
dengan perlahan dan rinci atas pendapat2 yang sejauh ini sepintas 
seolah mirip dengan pendirian dan paham komunitas JIL.

Ibu Aisyah merasa ada yang merasa anda itu masuk atau memiliki paham 
yang sama dengan JIL, coba ibu jelaskan dengan ringkas saja, topik 
apa dan bagaimana penyampaian ibu hingga orang bisa beranggapan ibu 
ini JIL. kadang harus diakui, komunikasi seperti ini tidaklah selalu 
lancar dan mudah karena apa yang ingin kita kemukakan tidak bisa 
diterima apa adanya dan sesuai keinginan kita di forum. jadi jika 
tidak keberatan, singkat saja, apa sih yang ibu sampaikan tentang 
aurat celana dalam hingga ibu dituduh demikian? jika tidak berkenan 
ya tidak apa-apa toh saya tidak memaksa selain ingin tahu duduk 
perkaranya, sesuai keinginan ibu juga, agar semuanya jelas, dan 
dilakukan perlahan dan satu per satu. Ini termasuk pemenuhan 
keinginan ibu juga agar saya bahas satu per satu, jadi ya mari kita 
mulai dari masalah/topik yang membuat ibu dicap ini itu di milis 
sebelah.

sejauh ini, ibu adalah salah satu anggota milis ini yang saya tulus 
hormati sikapnya dalam berdiskusi. mana mungkin saya ujug-ujug 
menyerang orang jika saya tidak terlebih dulu di serang, yaitu 
konteks sikap, etika berkomunikasi. ibu paham kan? jadi sebagai 
manusia ya saya mencoba menahan diri tapi jika sikap dan sifat orang 
yang menganggapi saya oot, tdk fokus, menyerang pribadi dan bukan 
pada posting ya mohon maaf, jika saya juga bersikap sama ...

salam,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dari dulu saya kok heran ya, ada saja orang yang heboh mengatakan 
JIL begini begitu dengan nada buruk di milis ini, padahal ini bukan 
milis JIL, akan lebih baik jika ada orang yang tidak setuju dengan 
JIL dan menganggap sesat, datangi, ikut diskusi di JIL secara fisik 
atau di milisnya langsung. Seingat saya disini ada pak Guntur yang 
posting undangan acara JIL, ini kan sama saja dengan undangan Youth 
Islamic Study Club (YISC) Al Azhar dengan berbagai acaranya.
> 
> Jika merasa beda pendapat dengan JIL lalu memang ingin membahasnya 
di milis ini, cobalah untuk membahasnya kasus demi kasus, misalnya 
dulu saya posting satu topik di milis sebelah lalu ada yang 
ngomentari saya liberalis dari JIL dengan mengatakan JIL itu 
mengatakan aurat sebatas celana dalam, saya geli luar biasa karena 
saya tidak di milis JIL atau ikut kegiatan JIL dan memakai jilbab 
(tidak sekedar celana dalam :). 
> 
> Nah yang seperti ini kan ngawur banget, jika pak Satriyo ingin 
mengingatkan anggota milis ini bahwa JIL sesat atau apalah 
istilahnya, coba munculkan topik untuk membahasnya satu demi satu, 
misalnya apakah betul JIL menyatakan bahwa aurat sekedar celana 
dalam? siapa yang mengatakannya? apakah JIL sebagai organisasi atau 
orang yang dianggap anggota JIL? apa betul orang-orang yang di JIL 
itu melakukan apa yang dikatakannya, misalnya jika aurat sekedar 
dihubungkan dengan celana dalam, apakah orang-orang JIL dan 
keluarganya juga sekedar bercelana dalam? Misalnya jika pak Ulil 
dianggap JIL, apa dia dan anak istrinya juga anggota-anggota JIL itu 
hanya bercelana dalam saja?
> 
> Pernah juga ada yang mengatakan bahwa JIL itu tidak mengharamkan 
pernikahan beda agama, sekarang coba cek, apakah pak Ulil menikah 
dengan non muslim, seingat saya istrinya itu anak seorang kiai 
terkenal, K.H Mustofa Bisri (?). Jika punya pendapat beda tentang 
nikah beda agama, ya diskusikan saja topik ini dengan cara baik.
> 
> Bukankah dalam hidup bermasyarakat ini kita dipenuhi orang-orang 
yang mungkin beda pendapat tentang berbagai hal, misalnya di keluarga 
besar saya ada yang Muhammadiyah yang tidak biasa membuat acara 
hajatan di hari-hari tertentu setelah kematian, misal hari ke 3, ke 
7, ke 40, ke 100, ke 1000, dll. Ada juga keluarga mengaku NU, 
melakukan banyak acara setelah kematian itu yang menghabiskan banyak 
uang sampai ada kasus meminjam uang. Untuk saya pribadi, saya nikmati 
perbedaan orang ketika ada kematian ini dan saya tanya sana sini, 
gunakan akal kita untuk memahami dan sampai detik ini saya tidak 
mendapatkan informasi bahwa Rasulullah melakukan acara-acara setelah 
kematian seperti itu, jadi ketika ayah meninggal, saya dan anggota 
keluarga lainnya tidak melakukan acara-acara tersebut, pengajianpun 
tidak dilakukan untuk orang lain, tapi saya dan anggota keluarga 
lainnya berusaha mendoakan ayah setiap sholat dan mengaji juga untuk 
ayah, melakukan kegiatan baik yang dicontohkan ayah misalnya 
kepedulian terhadap anak-anak yatim, orang2 miskin, kurban, 
mewakafkan sebagian harta ayah, dll. Tapi saya juga tidak menyatakan 
bahwa yang melakukan hajatan sesudah kematian itu sesat, silahkan 
mereka dengan pemahaman agamanya masing-masing. Pernah juga ngobrol 
ringan dengan orang yang mau pinjam 50 juta untuk biaya 40 hari 
setelah kematian, padahal yang meninggal itu seorang ayah dan anak-
anaknya masih sekolah, belum ada yang bekerja, sementara hartanya 
juga sudah habis untuk biaya pengobatan, saya menyarankan untuk tidak 
meminjam untuk hajatan, karena tidak pernah dicontohkan oleh 
Rasulullah, tapi orang itu ngotot untuk hajatan karena ustadznya 
mengatakan supaya arwah yang meninggal tenang tanpa peduli kondisi 
keuangan keluarga itu lalu orang itu meminjam uang dari bank dengan 
menggadaikan satu-satunya rumah yang mereka miliki, saya hanya 
mengelus dada tapi tidak menyebut mereka sesat, hanya kasihan saja.
> 
> Silahkan pak Satriyo membuka satu demi satu kasus JIL yang tidak 
Islami, pelan-pelan saja dan topik per topik untuk didiskusikan ala 
WM karena milis ini kan bukan milis JIL, terutama tentunya topik yang 
berkaitan dengan wanita atau muslimah karena ini milis WM.
> 
> salam
> Aisha
> ------------
> From : Ary setijadi
> --- "satriyo" <efikoe@> wrote:
> > Iya mas,
> > what a joke ... sama-sama ga punya ilmu ya? tapi ko anda seperti 
> tahu 
> > banyak soal JIL ya? entahlah, saya selama ini tdk pernah 'tega' 
> > menyatakan seorangpun sesat terang2an, krn hati urusan saya dan 
> > Allah ... apapun pendapat dan penilaian anda.
> 
> Mas Satriyo, kok malah kewalik-walik sih. Bukankah malah Anda yang 
seperti tahu banyak ttg JIL sampe bisa 
> bilang mereka tersesat, salah kaprah dll. Saya kan hanya merespons. 
Silahkan buktikan.
> 
> > tampaknya sentimen anda pada saya lumayan juga ... tapi itu hak 
> anda ko. 
> > 
> > maaf jika selama ini pernyataan saya tanpa saya sadari 
menyinggung 
> > (atau apalah namanya) anda, in whatever ways.
> 
> mas satriyo, anda ternyata terlalu menganggap diskusi secara 
personal. nothing personal saya bicara apa adanya saja kok.
> 
> > btw, pendekatan yang anda maksud itu yang spt apa?
> 
> Misalkan, jika anda tidak suka dibilang "sesat", mengapa anda 
sebutkan kata-kata tidak enak itu untuk orang lain?
> 
> > Lalu apa komentar saya tentang TS yang tidak anda pandang pantas 
dan benar, bahkan kejam dan tidak islami?
> 
> waduh, kalau komentar anda ke TS itu anda tidak bisa bilang kejam, 
ya bagaimana ya... yang lebih mengerikan, "tidak adil"
> 
> > saya menghakimi? bisa buktikan? kalo tidak mohon jangan asal 
> > eyel2an ...
> 
> Oleh karena itu, saya ajak anda diskusi detil. Bukan cuman opini 
belaka. Kalo cuman bilang "ini jelek" tanpa bisa membuktikan, apa 
bukan menghakimi bahkan memfitnah.
> 
> > yang pelu introspeksi bagi anda hanya saya? anda sendiri 
bagaimana? 
> > tidak sadar sudah menghamiki saya? ehm ...
> 
> Ya saya juga deh. ;-) Ijinkan saya menggunakannya selama anda 
menggunakan baju yang sama. Masak Anda bisa bilang sesat, tidak 
islami dll. lalu marah ketika orang bilang yang sama kepada Anda?
> 
> > tunjukkan postingan saya yang nyata-nyata saya menyesatkan orang! 
> > please ... :-)
> 
> Berikan bukti-bukti atas apa-apa yang anda tuduhkan ke yang lain. 
Jika tidak ya menyesatkan.
> 
> > wah maaf ya saya tidak tahu anda paham tafsir Quran. mungkin saya 
> > bisa belajar dari anda ... kalo tidak bersedia ya gpp ko ... ga 
ada 
> > paksaan ...
> 
> Kita belajar bareng mas satriyo. Oleh karena itu penting diskusi.
> 
> > Hanya Allah dan Firaun pilihannya? Lalu anda yang mana? Memang 
> > sekarang anda yang Tuhan? yang konsisten mas kalo memang mau 
> menegur 
> > saudara seiman, betapapun anda tidak suka atau bahkan sangat 
> > antipati ...
> 
> Mas satriyo, 
> percayalah tidak ada rasa antipati atau tidak suka dengan anda. 
IMHO, ketika Anda merasa pendapat Anda itu adalah perwujudan yang 
terintegrasi dengan ayat-ayat Al-Quran itu sendiri, ketika itu anda 
memilih jadi Firaun.
> 
> > Anda meminta saya membela orang yang dizalimi FPI? anda sendiri? 
> lalu 
> > apakah anda sekiranya memang sudah membela korban FPI, anda 
merasa 
> > berhak untuk menghakimi dan tidak membela FPI? 
> 
> Lha sapa yang nyuruh-nyuruh. ;-) Bukannya mas satriyo yang bilang 
FPI anda bela karena dizhalimi. Lalu bagaimana dengan korban FPI? 
Jika anda mengikuti posting di WM. Ketika Ja'far Umar Thalib mengutuk 
ideologi kekerasan, sayalah orang yang memberikan apresiasi dan 
berhusnuzhan mudah-mudahan itulah FPI yang sekarang.
> 
> > apa saya menjelekkan2 anda, menyesat2kan anda, menuduh2 anda? apa 
> > saya memang di awal mengajak anda diskusi? saya kan tidak mereply 
> > komentar anda? jaga sikap mas ...
> 
> Saya tidak akan menggunakan kata-kata yang tidak anda gunakan. 
Bukan hanya kata-kata yang ditujukan kepada saya saja, tapi kepada 
orang lain juga. Jika kita bisa mulai lagi, mari kita diskusi dengan 
santun dan tidak tendensius. babarkan faktanya, diskusikan, bukan 
sekedar menghujat.
> 
> Salam
> Ary
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke