--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
(deleted)
> tapi sekadara tradisi budaya Arab, atau kalaupun ada ayat dan 
> hadisnya, sudah tidak relevan lagi (yang nada seperti ini jelas 
> menganggap Al-Qur'an tidak bersifat abadi sebagai petunjuk bagi 
> manusia). 
> Semoga memadai untuk saat ini. Jika ingin lebih rinci tentang 
masalah 
> jilbab bisa saya sampaikan sejumlah tulisan yang membantah klaim 
JIL 
> ini, dan saya setuju dengan bantahan atas klaim JIL ini, bisa japri 
> atau copy paste, karena cukup panjang.
> Dan semoga saya salah, tapi seperti sikap pak Setijadi yang 
mengklaim 
> bahwa argumentasi pihak yang membantah 'ijtihad' JIL tidak berdasar 
> atau setidaknya tidak dia terima, saya kira akan ada tanggapan 
serupa 
> sekiranya saya menyodorkan sejumlah tulisan yang mencoba meluruskan 
> JIL.

;-))
wah ngawur, 
nggak congruent lagi.

mas satriyo, 
Yang saya soroti itu hujatan ke JIL itu.
'JIL sesat' dll. itu namanya OPINI dengan emosi

Bukan ijtihad INSISTS urusan Jilbab.

Kalo soal pihak ISISTS punya ijtihad lain, 
itu sih saya nggak ada masalah.


> 
> > 
> > mempostin pendapat orang sih syah-syah saja, asal di lengkapi 
dengan
> > pendapat, opini dana argumentasi...apakah si pemosting setuju 
dengan
> > yang dipostinya dengan alasan apa?? dan kalau tidak setuju alasan 
> nya
> > apa?? dan itu harus bisa di pertanggung jawabkan:))
> [=] Jadi kalo asumsinya ibu setuju dengan tulisan eksponen/warga 
JIL 
> maka ibu bisa dengan argumentatif dan accountable ibu lengkapi 
> pendapat, opini dan argumen ibu atas pendapat JIL itu, setuju atau 
> tidak?
> Jika demikian, mohon ibu juga berikan tanggapan soal jilbab ini ya, 
> for now.
> One by one kita bisa teruskan dengan topik lain, spt tentang wine, 
> yang juga ditanyakan oleh pak Setijadi, tapi saya belum tahu 
pendapat 
> beliau yang sejauh ini terus meminta tapi belum memberi ... ;-)
> 

;-))
Ini juga sama ngawurnya...

Saya sih orangnya fair saja kok.
Saya sudah jawab dalam postingan lain.

Semua point diskusinya sudah saya mulai dari pendapat saya.
Soal hermeneutics, JIL sesat, soal wine-nya Hamid.

Saya malah sedang menunggu komentar Anda.

Itu kalau Anda mau menggubris,
kalo nggak juga nggak pa-pa

gitu aja kok repot...

salam
Ary



Kirim email ke