On 4/24/07, satriyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
>  Yang saya tahu, ketika ditangkap oleh kompeni jahanam kafir, asy-
>  syahidah Cut Nja Dhien selalu mengenakan penutup kepala walau
>  mengingat kondisinya beliau tidak selalu bisa mengenakannya dengan
>  penuh menutup kepala. Atau Lestarin mengacu ke 'lukisan' bukan foto?
>
>  Jadi 'pasti' mereka semua para muslimah Aceh itu khatam Quran
>  (mungkin sec bacaan saja atau juga secara kajian, allaahu a'lam) dan
>  sekiranya mereka terbukti seperti apa yang Lestarin nyatakan, tentu
>  ada alasan untuk itu, dan bukan karena mereka 'memilih' untuk tidak
>  menutup auratnya.
>
>
>  salam,
>  satriyo

Mas Satriyo,
kalo kita membahas soal Tjut Nyak Dhien, beliau selalu mengenakan
selendang sebagai penutup kepala dan ini standar untuk perempuan
Nusantara.

Tjut Nyak Dhien menghabiskan masa Tuanya di Sumedang dan sehari-hari
dipanggil "Ibu Ratu"; beliau mengajarkan al-Qur'an terutama Nahwu dan
Fashum (pemahaman) karena waktu itu beliau sudah hampir "buta mata".
Artinya tidak diragukan lagi bahwa Tjut Nyak Dhien menguasai al-Qur'an
secara mantap.

Seluruh Ratu Aceh yang menjalankan pemerintahan bersyariah Islam TIDAK
MENGENAKAN JILBAB, anda bisa liat fotonya.

salam

-- 
LINUX REGISTERED USER #421968

if you can't explained simply, you don't understand it enough (albert einstein).

Kirim email ke