On Fri, 27 Apr 2007 14:18:48 +0700, Aisha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Pak Jano, > Ternyata gaya berdiskusi pak Jano masih juga gak nyambung. Pak DWS > posting satu artikel dari Kompas tentang kenyataan bahwa karena > perempuan masih sedikit yang berperan dalam politik, sehingga > kesejahteraan perempuan buruk, contoh kecil - angka kematian ibu saat > melahirkan (AKI) di Indonesia misalnya yang tertinggi di ASEAN, jadi > banyak ibu-ibu melahirkan yang meninggal karena tingkat kesehatannya > rendah. Jika lebih banyak perempuan yang berperan dalam politik, dalam > pengambilan keputusan untuk kesehatan, pendidikan, dll, mungkin kondisi > perempuan lebih baik. Sekarang terlihat kan bahwa dengan keikut sertaan > perempuan di bidang politik yang rendah ternyata, para bapak yang > mayoritas itu tidak begitu peduli terhadap kesejahteraan perempuan. Tetangga dekat saya rencananya bulan Juni 2007 mau ke Helsinki. Eh gak sengaja baca koran, ternyata negeri itu baru saja memiliki Kabinet Perempuan 18 dari 20 mentri berjenis kelamin perempuan. Ini kabinet pertama di dunia yg didominasi perempuan dan konon Guiness Book of Record akan mencatatnya. Tapi PM-nya masih laki-laki. Pas Liat PM berpose di tengah para mentrinya saya jadi ingat Hefner :=))) pemilik dan pendiri majalah play boy .... (jangan berpikir negatif dulu lah). Mungkin 'prestasi' ini akan dirayakan dengan cara macam-macam dan tetangga saya diikutkan entah mau ngapai disana, moga-moga bukan cuma mau rujakan :=)) -- Linux Registered User # 421968