Ibu-ibu sekalian,

Singkat kata, saya dan istri mengambil kebijakan bahwa anak-anak 
harus percaya dan yakin kebenaran Islam dan Islam itu satu-satunya 
yang benar, tapi di sisi lain, mereka tidak boleh menjelek-jelekkan 
atau menghina agama dan pemeluk agama lain. Dan setelah mereka 
dewasa, lebih faqih dengan Diin-nya, Islam, dan setelah mereka juga 
tahu tentang agama-agama lain, saya akan persilahkan mereka untuk 
memutuskan bagaimana bersikap. Toh Al-Qur'an dan Al-Hadis/As-Sunnah 
juga jelas, gamblang dan lengkap dalam memberika gambaran ini, di 
antaranya "laa ikraaha fiddiin" dan surat Al-Kaafiruun.

sulitnya adalah ketika mereka keluar rumah, maka dominasi keluarga 
agak sedikit tergeser atau terganggu oleh pengaruh lingkungan, 
termasuk keluarga besar. jadi memang semua bermula dari rumah, dari 
kita sebagai orang tua. Saya selalu memegang hadis Rasul yang intinya 
apapun juga, kita sebagai orang tua tetap bertanggung jawab 
atas 'fitrah' anak kita, apakah kelak tetap muslim, atau menjadi 
kafir/non-muslim.

maaf jika tidak nyambung.

salam,
satriyo


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mba Mia dan Mba Mei,
> 
> Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
> mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
> saja dalam berumah tangga itu berat "menyatukanya" apalagi dengan
> pihak yang berbeda aturan akan semakin berat tantanganya, prinsip
> untuk selalu mengeliminasi resiko muncul dan tidak berspekulasi 
sering
> saya tanamakan sejak dini kepada anak-anak saya walau pun seringkali
> mendapatkan perdebatan yang sengit sampe berdarah-darah tapi 
begitulah
> resiko seorang Ibu he..he..he..;))
> 
> Ketika kita menanamkan konsep semua agama itu benar bukan berarti
> tidak ada "khususan" dalam kita beragama. Ibarat orang yang hendak
> mencapai satu titik tujuan maka semua dimulai dari titik awal
> masing-masing tentu saja tidak bisa pake peta orang lain karena 
titik
> awal kita yang berbeda tapi walaupun jelas bahwa peta yang kita
> gunakan berbeda-beda kita tidak bisa mentakan bahwa tujuan orang 
lain
> yang menggunakan peta yang berbeda adalah "beda" dengan tujuan kita.
> KITA TIDAK BISA MENIKLAI DARI PETA YANG BSIA KITA NILAI ADALAH
> SAMPAINYA KE TUJUAN. Karena bagi saya pribadi Agama pada dasarnya
> diluar ritual yang berlaku adalah sebauh jalan untuk membedakan YANG
> HAK DENGAN YANG BATHIL dan Tuhan adalah yang Maha Haq QS.22:6)
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <aldiy@> wrote:
> >
> > Wah, kalo aku pesen ke anakku untuk nggak melupakan dirinya 
sebagai 
> > Muslim, sebisanya cari isteri Muslim, mendidik anak2nya secara 
Islam. 
> > Why? Karena adanya keberlanjutan, yaitu fakta bahwa Islam adalah 
> > bagian dari kehidupan keluarga kita sendiri.  Melupakan kenyataan 
ini 
> > adalah sama dengan menyangkal bagian dari kita sendiri.  Dan 
kemudian 
> > jadilah Muslim yang baik, progressif dan inklusif, karena hanya 
> > dengan perbuatan kita yang nyata kita bisa menunjukkan kepada 
dunia 
> > bagaimana Islam dan Muslim itu.  
> > 
> > Anakku pernah bilang begini: 'walaupun aku muslim, nantinya kan 
> > terserah anakku mau pilih agama yang mana'.  Eittttt, ntar dulu, 
> > kataku.  Tentu saja pintu pilihan nggak pernah tertutup, dan 
nggak 
> > boleh ada yang menutup pintu pilihan. Tapi pertanyaanku sekarang, 
> > bagaimana kamu akan mendidik anak2mu...bagaimana kamu akan 
> > mempraktekkan kehidupan dan disiplin beragama di keluargamu?  Be 
a 
> > good Muslim!
> > 
> > Ini dialog nyata di antara keluarga besar, dimana ada anggota 
> > keluarga lain yang non Muslim. Dan mereka menganggung-angguk 
> > setuju....karena mereka merasa nggak pernah terancam dengan 'a 
good 
> > Muslim'
> > 
> > salam
> > Mia
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <wpamungk@> 
> > wrote:
> > >
> > > Nimbrung :
> > > Kalo ini benar2 kejadian; bukan dialog imajiner. 
> > > Artinya anaknya Nisa telah diajarkan untuk menganut kepercayaan 
> > sinkretisme :-)
> > > Di milis tetangga lagi sibuk juga membahas kepercayaan 
sinkretisme 
> > yg lagi mulai naik daun di Indonesia
> > > Kepercayaan Baha'i - Sempalan Syiah
> > > 
> > > Beberapa waktu lalu adik saya ke India dan waktu acara jalan2 
> > selain ke monumen cinta Taj Mahal
> > > sempat juga berkunjung ke rumah ibadah Baha'i yg megah dan 
> > mendapatkan juga keterangan/leaflet 
> > > mengenai sejarah munculnya Baha'i.
> > > 
> > > Salam 
> > > l.meilany
> > > 
> > >   ----- Original Message ----- 
> > >   From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
> > >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> > >   Sent: Thursday, April 26, 2007 11:28 AM
> > >   Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
> > agama sama? (Dialog imaginer)
> > > 
> > > 
> > > 
> > >   Yang ini penggalan surat mbak Chae, cerita tentan dialog mbak 
Chae
> > >   dengan putrinya, Annisa 
> > > 
> > >   ...................
> > > 
> > >   "menurut Kaka mana yang benar panggilan buat Kaka?? eyangti??
> > >   eyangku??Bude dan tante?? atau yang lain??
> > > 
> > >   "Semua juga benar dong Mam, karena semua sayang sama Kaka"
> > > 
> > >   " begitu juga dengan panggilan Tuhan, selama kita memanggil-
Nya 
> > dengan
> > >   rasa sayang kita kepada-Nya maka semua panggilan itu akan 
benar 
> > adanya."
> > > 
> > >   "Bagaimana kita tahu kalau kita memanggil-Nya dengan rasa 
sayang 
> > mam??
> > > 
> > >   "Kita tahu karena ketika kita memanggil-Nya maka kita berbuat 
> > kebaikan
> > >   di atas muka bumi ini, ketika kita memanggil-Nya maka kita 
saling
> > >   berkasih sayang pada semua makhluk-NYa, dan ketika kita 
memanggil-
> > Nya
> > >   maka kita saling tolong menolong dalam kebaikan dengan semua
> > >   makhluk-Nya. tapi sebaliknya walau kita memanggil-Nya dengan 
> > sebutan
> > >   yang Hebat dan Agung tapi ketika kita memanggil-Nya maka kita 
> > berbuat
> > >   kerusakan, kejahatan, aniaya dan kezaliman sesungguhnya yang 
kita
> > >   panggil bukan diri-Nya tapi kita memanggil nafsu syeitan yang 
ada
> > >   didalam dada kita sendiri.
> > > 
> > >   "ohhh"...katanya... 
> > > 
> > >   Yang di bawah ini dialog lanjutan, tapi ini hanya imaginasi 
saya 
> > aja
> > >   (Ning), jadi bukan betulan lho.. Mbak Chae ngga marah kan ? 
Saya 
> > tau
> > >   mbak Chae ngga akan marah, soalnya dia itu penyayang dan 
lembut 
> > hati
> > >   kok.
> > > 
> > >   "Jadi mam, kita boleh panggil Tuhan kita dengan nama apa saja 
ya,
> > >   asalkan dengan rasa sayang ?"
> > > 
> > >   "Betul, sayang. Kamu memang anak pintar."
> > > 
> > >   "OK deh mam, kalau begitu besok pas berdoa, kaka mau bilang 
> > gini : 
> > >   Ya Yesus, ampunkanlah dosaku
> > >   Ya Dewa, sayangilah ibu bapaku
> > >   Ya Allah, cintai mereka sebagaimana mereka mencintai aku 
waktu 
> > kecil.
> > >   Amiin.
> > >   Jadi semua namanya disebut, biar komplit. Boleh kan Mam ?"
> > > 
> > >   "Ya... Asal dengan rasa sayang manggilnya, boleh .."
> > > 
> > >   .......
> > > 
> > >   Wassalaam,
> > >   -Ning
> > > 
> > > 
> > >    
> > > 
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> >
>


Kirim email ke