http://www.sapos.co.id/berita/index.asp?IDKategori=1&id=82815
Selasa, 8 Mei 2007 Sakit Hati Lantaran Putus Cinta Soal Pemuda Nekat Bakar Diri SAMARINDA. Mendengar ada seorang pemuda yang nekat membakar diri di sebuah rumah bangsalan di kawasan Jl Rajawali Dalam 4, Samarinda Utara dan kini dirawat di RSUD AW Sjahranie, anggota Polsekta Samarinda Utara bergegas mencari korban yang diketahui bernama Dian Prayoga (23) di ruang perawatan Cempaka RSUD AWS, Senin (7/5) dinihari kemarin. Polisi nyaris kecolongan dan tidak mengetahui kejadian ini jika saja tak ada warga yang melapor ke Polsekta Utara. Pasalnya, korban dan rekan-rekannya tidak melaporkan peristiwa ini kepada polisi beberapa saat setelah kejadian, yaitu Sabtu malam kemarin. "Hampir saja kami tidak mengetahui kejadian ini. Untung ada warga yang lapor dan kami langsung mengecek ke RSUD AW Sjahranie. Kasus seperti ini seharusnya cepat dilaporkan kepada polisi. Agar penyelidikan bisa segera dilakukan dan saksi-saksi bisa diperiksa," jelas Kapolsekta Samarinda Utara AKP Subagyo saat ditemui Sapos, Senin kemarin. Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Utara Ipda Dedi Anung dan anggotanya yang datang ke RSUD AW Sjahranie sempat mendatangi korban dan meminta keterangan pemuda itu selama satu jam lebih. Dijelaskan oleh korban, bahwa aksi nekat yang dilakukannya itu didorong emosi dan kesedihan akibat bertengkar dan putus cinta dengan seorang perempuan bernama Ria. "Saya kalut dan emosi pak. Habis bertengkar dengan Ria, pacar saya. Malam itu saya dan dia memang ribut dan akhirnya, Ria bilang bahwa dia minta putus," jelas korban saat ditemui polisi dan sejumlah wartawan di RSUD AW Sjahranie. Korban tampaknya masih memendam cinta besar terhadap Ria. Buktinya, setelah perempuan yang beberapa tahun ini dipacarinya ini memutuskan hubungan asmara mereka. Rasa kalut, emosi dan sedih berkecamuk di dada Dian. Pemuda itu kemudian terdorong melakukan aksi nekat. "Begitu melihat ada sisa bensin dalam jerigen di rumah bangsalan kontrakan, saya langsung punya niat mau bunuh diri saja. Bensin itu saya siramkan ke baju dan saya masuk ke kamar mandi membakar diri," jelas korban. Sebelum masuk ke rumah, Dian mengaku sempat meminjam korek api gas kepada Dea, rekan serumahnya. Begitu di dalam kamar mandi, korek api itu dinyalakannya dan blaar...! Api korek itu menyambar pakaian korban yang sudah basah oleh cairan bensin. Api langsung membesar dan menjilati tubuh korban. "Saat api membesar dan membakar pakaian saya, saya pingsan dan tak ingat apa-apa lagi. Tahu-tahu saya sadar dan sudah ada di rumah sakit," tutur Dian. Dian mengaku bahwa sejak Sabtu hingga Senin kemarin dirawat di RSUD AW Sjahranie, perempuan bernama Ria yang selama ini dipacarinya belum datang menjenguknya. Pemuda ini hanya diam seribu bahasa saat ditanya mengenai persoalan yang terjadi dalam kehidupan asmaranya bersama perempuan yang dicintainya itu. Sementara itu, dari pantauan Sapos di ruang perawatan Cempaka RSUD AW Sjahranie, tempat korban dirawat, kondisi korban tampak mulai membaik. Namun, luka bakar di tangan, dada, leher dan pipi korban membengkak dan berwarna kehitaman seperti bisul. Menurut keterangan perawat di ruang Cempaka, luka bakar yang diderita Dian masih perlu perawatan intensif. "Luka bakarnya belum kering dan sembuh benar dan harus menjalani rawat inap di RSUD AW Sjahranie. Namun, kondisi fisiknya tampaknya sudah mulai membaik sejak dia dipindahkan dari ruang UGD ke ruang Cempaka ini," ungkap salah seorang perawat perempuan yang bertugas di ruang Cempaka. Beberapa kerabat dan teman-teman korban masih tampak menunggui pemuda yang masih terbaring di ranjang rumah sakit tersebut. Sesekali wajah Dian meringis menahan perih dan sakit yang diakibatkan oleh luka bakar di sekujur tangan, leher, dada dan wajahnya tersebut. Selain itu polisi juga memastikan aksi bakar diri itu murni kasus bakar diri alias bukan perbuatan orang lain. "Korban sudah kami datangi di rumah sakit dan dimintai keterangan. Sejauh ini, kasusnya murni bakar diri. Ini juga diakui sendiri oleh korban," jelas Dedi kepada Sapos, kemarin. Untuk memperkuat dugaan tersebut, pihak kepolisian juga mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) yaitu di rumah bangsalan yang dikontrak korban. "Korban tinggal bersama tiga orang teman-temannya di rumah kontrakan itu. Mereka adalah, Adi, Dea, Thamrin dan korban. Rekan-rekannya inilah yang menolong korban saat korban diketahui terbakar di dalam kamar mandi," jelas perwira polisi ini. Di lokasi kejadian, polisi menyita sebuah jerigen putih ukuran lima liter yang berisi bensin. Bensin itulah yang dipakai korban untuk membakar diri. Selain itu, polisi juga mengamankan pakaian korban yang sempat terbakar saat kejadian sebagai barang bukti. Sedangkan motif dari aksi bakar diri tersebut, polisi menegaskan bahwa pemicunya adalah rasa emosi korban kepada pacarnya yang bernama Ria. "Korban marah dan emosi karena bertengkar dan putusan dengan pacarnya yang bernama Ria. Pertengkaran itu terjadi Sabtu malam lalu. Setelah itu, korban pulang dan terjadilah aksi bakar diri tersebut," jelas Dedi lagi. Polisi akan memanggil empat orang saksi untuk dimintai keterangan. Mereka adalah rekan-rekan serumah korban yaitu Adi, Thamrin, Dea dan seorang pemuda bernama Joko yang ikut mengantarkan korban ke RSUD AW Sjahranie sesaat setelah korban terbakar di dalam kamar mandi rumah kontrakannya. "Keterangan para saksi ini diperlukan untuk memperkuat keterangan korban yang mengakui bahwa ia telah membakar dirinya sendiri. Saksi-saksi ini akan dimintai keterangan seputar kasus tersebut," jelasnya lagi.(uya/wm-2) [Non-text portions of this message have been removed]