Ekpressi Ilmu dan Iman

Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya. Sebagai makhluk 
sosial ia bermasyarakat dengan manusia lainnya. Dalam bermasyarakat, 
setiap manusia – betapapun kecilnya – mempengaruhi corak 
masyarakatnya disamping ia juga terbentuk oleh masyarakatnya. Sebagai 
makhluk budaya, manusia selalu berfikir, dan dari fikirannya itu 
terbangun nilai-nilai, konsep-konsep, keyakinan-keyakinan yang jika 
dianut oleh kelompok masyarakat dalam waktu yang lama akan melahirkan 
suatu kebudayaan. Seorang atheis bisa lahir dari lingkungan 
masyarakat atheis,  tetapi bisa juga lahir justeru dari lingkungan 
masyarakat yang berpegang teguh kepada nilai-nilai yang diyakini 
sebagai agama.Pemikiran Karl Marx itu lahir dari Inggris yang Rajanya 
adalah Pemimpin resmi Gereja  Anglikan

Seorang Plato atau Aristoteles atau siapa saja tumbuh sebagai seorang 
failasuf terkenal karena ia mampu menangkap nilai-nilai logik yang 
secara universal dianut oleh masyarakat terpelajar, oleh karena itu 
pemikiran filsafatnya diikuti oleh generasi berikutnya hingga ribuan 
tahun kemudian. Tetapi seorang al Gazali yang pada mulanya pengagum 
pemikiran filsafat, di akhir hayatnya justeru menentang pemikiran 
filsafat untuk selanjutnya lebih dikenal sebagai seorang sufi, atau 
lebih tepatnya sebagai seorang pemikir dan pengamal tasauf. Di 
seberang lain, Ibnu Taimiyah dikenal sebagai tokoh yang berseberangan 
dengan pemikiran tasauf, meski gaya hidupnya juga sufistik.

Polarisasi pemikiran itu berlangsung terus hingga sekarang dan hingga 
akhir zaman. Masyarakat manusia akan terus menjumpai pola-pola 
pemikiran dan pola-pola perilaku yang beragam sepanjang sejarah 
manusia. Figur-figur Karl Mark, Paus Roma, Al Hallaj, Hasan hanafi, 
Osamah bin Laden, Imam Khumaini, Gus Dur, Fidel Castro dan sebagainya 
akan tetap bermunculan dalam sejarah mendatang. Mengapa demikian, 
karena kehadiran seorang tokoh di masyarakat sebenarnya merupakan 
wujud ekpressi ilmu dan imannya yang diwujudkan dalam pemikiran dan 
karya. Tasauf pernah disalah fahami sebagai gerakan yang tidak 
relefan dengan dunia nyata, tetapi di Afrika Utara, kekuatan 
perlawanan terhadap kolonialisme justeru dipimpin oleh tokoh-tokoh 
tarekat tasauf.  Omar Mokhtar, tokoh tarekat Sanusiah Afrika Utara 
yang dalam melawan penjajah Italy dikenal sebagai Lion of the Desert 
adalah tokoh tasauf yang sangat relevan dengan dunia nyata di 
negerinya, Libia. Libia adalah satu-satunya negeri modern yang 
kelahirannya dibidani oleh tarekat tasauf.

Apa yang paling dominan mempengaruhi cara berfikir dan cara merasa 
seseorang, akalnya atau hatinya, pengetahuannya atau keimanannya, 
satu hal yang debatable, tetapi konsistensi pemikiran seseorang 
dibelakang hari akan dijadikan dasar penilaian, apakah seseorang itu 
lebih dipengaruhi pengetahuannya atau imannya, atau kedua hal itu 
telah integrated dalam dirinya, Wallohu a`lam.

Wassalam,
agussyafii
==============================================
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
http://mubarok-institute.blogspot.com, [EMAIL PROTECTED]
==============================================


Kirim email ke