Mas Dana :

  Kemudian karena jadi pemimpin itu enak maka mereka ingin anak2nya juga
mengecap kenikmatan dari privilege jadi pemimpin. Timbullah sistem
berdasarkan keturunan yg berkembang jadi monark
--------------------------------------------------------------------------
   
  Janoko :
   
  Didalam sistim demokrasi juga ada koq yang turun - temurun, mas Dana aja yang 
kurang rajin membaca sehingga tidak tahu adanya hal tersebut.
   
  Dalam dunia bisnis juga turun temurun, and kita juga tahu koq didalam suatu 
sistim tertentu yang namanya bisnisman itu bisa menentukan dalam sistim 
tersebut.
  Tahu kan sistim yang saya maksud ?
   
  Salam
   
  --oo0oo-
  
Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Terbukti dari tulisan profesor Azyumardi Azra yg sangat dihormat itu
bahwa sejak Ali tidak ada lagi itu khilafah, karena setelah masa tsb
kepemimpinan itu berdasarkan turunan bukan meritokrasi.

Pengamatan ini juga konsisten dg evolusi perkembangan masyarakat di
mana saja, termasuk diantara masyarakat muslim. Masyarakat muslim
tidak terlepas dari tahap2 evolusi ini.

Kepemimpinan kesukuan itu selalu berdasarkan kekuatan fisik,
kecerdasan dan kecerdikan. Yg paling unggul hal2 tsb maka akan
dipilih jadi pemimpin. Biasanya bukti nyata keunggulan tsb adalah
dalam masa perang. 

Kemudian karena jadi pemimpin itu enak maka mereka ingin anak2nya juga
mengecap kenikmatan dari privilege jadi pemimpin. Timbullah sistem
berdasarkan keturunan yg berkembang jadi monarki.

Saya juga setuju bahwa monarki bukan ajaran Islam, melainkan tahapan
evolusi alamiah dari masyarakat. Oleh karena kalau dibilang kerajaan
Turki yg runtuh th 20-an itu adalah khilafah islamiyah yg terakhir
maka bagi saya pernyataan itu salah, not true alias false.

Percuma menegakkan kembali hal2 yg memang tidak pernah ada. Itulah
kalau akal dikalahkan oleh iman.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Cuma mau copypaste :
> 
> Jumat, 03 Maret 2006
> Prof DR Azyumardi Azra 
> Setelah Ali, Tak Ada Lagi Khilafah 
> 
> 
> Belakangan ini, wacana khilafah Islamiyah diangkat lagi,
terutama untuk melawan hegemoni Barat yang terus mengancam ketentraman
dan ketenangan umat Islam. Kasus yang paling anyar adalah pemunculan
kartun Nabi Muhammad SAW di sejumlah media massa Barat. 
> 
> Ada kalangan yang berpandangan, kalau ada kekhalifahan Islam,
kondisi umat Islam tak akan selemah seperti sekarang ini. Boleh
dikata, umat Islam saat ini sudah kehilangan 'izzah (kemuliaan).
> 
> Apa yang membuat khilafah di masa lalu kokoh kedudukannya dan
apa pula yang menyebabkannya hancur? Berikut ini wawancara wartawan
republika, Damanhuri Zuhri, dengan Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof DR Azyumardi Azra:
> 
> Bisa dijelaskan soal Khilafah Islamiyah
> Saya kira dari sudut sejarah soal khilafah Islamiyah dimulai
dengan berdirinya Al-Khulafaur Rasyidin (Pemerintahan pasca nabi) yang
ditandai dengan empat khalifah; Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin
Khaththab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. 
> 
> Para khalifah ini menyebut diri mereka adalah Khalifah
Rasulullah (penganti Rasulullah) yang sudah meninggal. Satu hal yang
menarik dan sangat penting dari sejarah Al-Khulafaur Rasyidun ini,
bahwa pemilihan dan pengangkatan mereka menjadi khalifah didasarkan
pada kelebihan-kelebihan dan keunggulan-keunggulan pribadi mereka. Abu
Bakar Ash Shiddiq dinominasikan dan dibai'at bersama-sama oleh yang
mengambil prakarsa mencalonkan Abu Bakar Ash Shiddiq, yaitu Umar bin
Khaththab. 
> 
> Karena setelah Nabi Muhammad wafat, orang Muhajirin dan
Anshor, ribut. Mereka ingin masing-masing pihak yang memimpin umat.
Ini sampai menimbulkan masalah di Bani Tsakifah. Sampai kemudian
pemakaman Nabi Muhammad tertunda.
> 
> Ketika itulah Umar bin Khaththab melihat ada bahaya maka
kemudian harus ada pemimpin, khalifah yang menggantikan Nabi Muhammad
SAW sebagai pemimpin umat Islam. Umar bin Khaththab mengangkat Abu
Bakar Ash Shiddiq menjadi khalifah dan dia berbai'at yang diikuti oleh
kaum Muslimin yang lainnya. 
> 
> Kenapa Abu Bakar Ash Shiddiq yang diangkat?
> Karena waktu itu beliaulah yang paling dekat dengan Rasulullah
SAW sejak awal bersama-sama dengan Nabi mengembangkan Islam. Kemudian
setelah Abu Bakar maka mengusulkan Umar bin Khaththab supaya diterima
dan tentu saja kita tahu kelebihan-kelebihan Umar dan kelemahannya. 
> 
> Kemudian Umar bin Khaththab mencalonkan enam orang sebagai
penggantinya, diantaranya Usman dan Ali. Ali mengusulkan Usman bin
Affan karena lebih senior. Tapi, yang lainnya melalui nominasi. 
> 
> Sejak kekhalifahan dipimpin Usman, suasana umat Islam ribut
karena dinilai lemah. Ada lagi yang menganggap lebih mengutamakan
keluarganya dan saudaranya. Maka terjadilah konflik yang berakhir
dengan terbunuhnya Usman. 
> 
> Ali naik sebagai khalifah, sedangkan para pendukung Usman yang
dipimpin Muawiyah melanjutkan perlawanan. Akhirnya terjadi perang Shiffin.
> 
> Setelah Ali terbunuh, kekuasaan kepemimpinan dalam Islam
dipegang oleh Muawiyah dan Abu Sofyan. Kemudian mendirikan Dinasti
Umayah. Menurut saya, dengan munculnya Dinasti Umayyah, sesungguhnya
berakhir sudah kekhalifahan Islam. Jadi, kalau kita lihat sejarah
Al-Khulafaur Rasyidin, masa yang relatif dan stabil adalah masa Abu
Bakar dan Umar. Setelah itu tidak ada lagi khilafah. 
> 
> Mengapa begitu?
> Zamannya sudah berbeda, sifatnya berbeda pula. Kalau Al
Khulafaur Rasyidin pemilihannya berdasarkan keunggulan, kesalehan,
keutamaan, ketakwaan, dan sebagainya. Sedang sejak Muawiyah bin Abu
Sofyan, kekuasaan menjadi warisan. Muawiyah mewariskan kekuasaan
kepada anaknya, Yazid bin Muawiyah bin Abi Sofyan menjadi penguasa di
Bani Umayah. 
> 
> Oleh karena itu, saya setuju dengan pendapat sejarawan Ibnu
Khaldun. Dia mengatakan sesugguhnya dengan berakhirnya Al-Khulafaur
Rasyidin, berakhirnya pemerintahan Ali bin Abi Thalib, maka
berakhirlah khilafah. 
> 
> Yang ada sesudahnya bukan lagi khilafah tapi adalah mamlakah
(kerajaan, red) yang dikuasai oleh keluarga-keluarga atau bani-bani.
Sedang prinsip-prinsip Islam berdasarkan prinsip musyawarah,
egalitarian, dan tidak ada perbedaan antar umat Islam kecuali karena
ketakwaan. Setelah Ali, kekuasaan berdasarkan tali darah semua. Dan
itu tidak cocok dengan ajaran Islam. 
> 
> Ada wacana lain tentang kekhilafahan?
> Wacana khilafah pada masa modern yang menurut saya yang
mungkin paling cocok adalah apa yang dikemukakan Abul A'la Almaududhi.
Almaududi bilang bahwa khilafah ini bukan milik hanya kaum Quraish.
Seperti dalam hadis, al aimmatu min Quraisyhin (Para imam, pemimpin
itu itu dari bangsa Quraish). Tapi, itu ditolak. Jadi, pemimpin itu
dari bangsa Quraish. Tapi, itu ditolak karena khalifah itu diukur
berdasarkan kualifikasi keilmuannya, kesalehannya, ketakwaannya, dan
terbuka untuk siapa saja. Jadi menurut saya, kalau ada orang yang
menggagas mengenai khilafah pada masa sekarang maka rujukannya harus
Al-Khulafaur Rashidin. 
> 
> Tanpa khilafah, Muslim tidak mempunyai gigi. Di Palestina,
Muslim jadi bulan-bulanan, kita tak bisa berbuat apa-apa? Bagaimana
Anda melihat wacana ini?
> Ya tentu menurut saya kalau kita mau menggagas kekhilafahan,
maka modelnya bukan format Turki Usmani. Juga bukan Abbasiyah. Tapi
model Al-Khulafaar Rasyidin.
> 
> Apakah mungkin untuk saat ini?
> Saya nggak bilang nggak mungkin. Bisa-bisa saja. Tapi yang
jelas banyak hambatan. Pertama, hambatan yang paling besar itu tentu
saja adalah eksistensi dari nation state (nagara bangsa) yang sudah
begitu mapan di negara-negara di dunia Muslim. Apakah mungkin
misalnya, Anda menyatukan katakanlah Saudi dengan Iran atau Libya.
Perbedaannya bukan sekadar perbedaan mazhab yang satu syiah dan satu
lagi sunni, Bukan itu. Tapi perbedaan politik dan kepentingan politik
masing-masing. 
> 
> Seperti model kepausan dalam agama Katholik?
> Kalau Paus itu otoritas keagamaan bukan otoritas politik.
Tapi, Al-Khulafaur Rasyidin memiliki otoritas kedua-duanya, yaitu
politik dan agama. Sedangkan pada masa Dinasti Abbasiyah dan Umayyah,
sudah berpisah otoritas keagamaan dan otoritas politik. Kenapa? Karena
umumnya para pemimpinnya di Dinasti Umayah ini semuanya dikenal bukan
sebagai orang yang saleh, berilmu, bahkan berakhlak baik. Hanya satu
dari sekian banyak khalifah di Dinasti Umayyah itu dikenal sebagai
orang yang baik, taat, saleh, dan takwa, semisal Umar bin Abdul Aziz.
> 
> -------------------------------------------------------
> 
> l.meilany - 060306
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: rsa 
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> Sent: Wednesday, July 04, 2007 11:51 AM
> Subject: [wanita-muslimah] Fwd: Apakah Islam Hanya Mengatur
Wilayah Privat Saja??
> 
> 
> APAKAH ISLAM HANYA MENGATUR WILAYAH PRIVAT SAJA ATAUKAH 
> SELURUH ASPEK KEMASYARAKATAN TERMASUK PEMERINTAHAN?
> 
> Oleh : Abi AbduLLAAH
> 
> "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara 
> keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. 
> Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS Al-Baqarah, 
> 2/208)
> 
> SABAB NUZUL :
> 
> Telah menceritakan kepada kami Al-Qasim berkata : Telah menceritakan 
> kepada kami Al-Husein berkata : Telah menceritakan kepada kami Hajjaj 
> dari Ibnu Juraij dari Ikrimah â?"semoga ALLAH meridhoinyaâ?"berkata 
> bhw : Ayat ini turun tentang Tsa'labah, AbduLLAH bin Salam, Ibnu 
> Yamin, Asad & Usaid Ibnu Ka'b dan Sa'yah bin Amru & Qays bin Zaid 
> (kesemuanya Yahudi). Mereka semua berkata setelah masuk 
> Islam : "Wahai RasuluLLAH! Hari sabtu adalah hari suci kami, maka 
> izinkanlah kami tetap mensucikannya. Lalu bukankah Taurat adalah 
> kitab ALLAH? Maka izinkanlah kami membacanya pd malam2 kami." Maka 
> ALLAH â?"Yang Maha Suci lagi Maha Tinggiâ?"menurunkan ayat ini : 
> Wahai orang beriman masuklah ke dlm ajaran Islam secara kaffah...[1]
> 
> TAFSIR AYAT :
> 
> Semakin jauh jarak dari generasi para sahabat â?"Semoga 
> ALLAH meridhoi mereka semuanyaâ?"akan semakin banyak ditemui 
> penyimpangan2, sebagian kaum muslimin semakin mendekati cara hidup & 
> pola pikir orang2 Yahudi & Nasrani. Hal ini terjadi secara sedikit 
> demi sedikit, dari sejak cara berbicara, berdandan, sampai 
> tingkahlaku dan pola fikir, benarlah sabda Nabi â?"semoga shalawat 
> serta salam ALLAH atas beliauâ?"yg mengkabarkan bhw sampai jikapun 
> mereka (Yahudi & Nasrani) tsb umpamanya masuk ke lubang Biawak 
> sekalipun maka sebagian kaum muslimin tsb akan mengikuti hal tsb[2]. 
> Na'udzu biLLAHi min dzalik...
> 
> Namun demikian hal yg amat aneh & mencengangkan yg saya 
> jumpai pd sebagian tokoh masyarakat ini, adalah pernyataan mereka 
> â?"sebagai seorang tokoh muslim-- bhw Islam hanya boleh mengatur 
> wilayah privat saja (?), sehingga aturan Islam tidak berhak 
> diberlakukan di sebuah tatanan masyarakat yg notabene mayoritas 
> beragama Islam. Lebih jauh dari itu, maka sebagian ahkam-syar'iyyah-
> pun kemudian dicopot dari sistem Islam tsb, dan dikatakan bhw : "Yg 
> ini silakan dilakukan, tapi yg ini karena menyangkut wilayah publik 
> maka perlu disesuaikan atau bahkan dihapuskan." Inna liLLAHi wa 
> inna 'ilaihi raji'un.. Dari manakah munculnya pemahaman seperti ini?! 
> Apakah ada seorang saja dari ulama yg adil dari sejak lebih dari 1000 
> tahun, dari generasi sahabat sampai generasi As-Salafus Shalih yg 
> pernah berpendapat seperti ini?!
> 
> Marilah saya ketengahkan tafsir ayat di atas menurut berbagai kitab 
> rujukan tafsir yg mu'tabar, agar pemahaman kita benar terhadap apa 
> saja sebenarnya yg termasuk cakupan agama Islam. Dan apakah pendapat 
> orang yg membolehkan memilah & memilih hukum syariat tsb ada 
> dasarnya?! Berkata Imam Abu Ja'far At-Thabari dlm tafsirnya[3] bhw 
> para ulama berbeda pendapat ttg makna "As-Silmi� dlm ayat tsb, ada 
> yg mengartikan : 1) Al-Islam[4]; 2) At-Tha'ah[5]; 3) Memberikan 
> loyalitas[6]. Imam Abu Ja'far sendiri menguatkan pendapat yg pertama 
> berdasarkan khithab (topik) ayat dan munasabat (hubungan) dg ayat 
> sebelumnya. 
> 
> Kemudian kepada siapakah ayat ini ditujukan? Ada 2 
> pendapat dlm hal ini : 1) Kepada ummat Muhammad â?"semoga shalawat 
> serta salam ALLAH atas beliau--, agar mereka menjalankan seluruh 
> syariat & menegakkan semua hukum & perundang-undangannya tanpa 
> meninggalkan sebagiannya[7]; 2) Kepada ummat beriman sebelum Muhammad 
> â?"semoga shalawat serta salam ALLAH atas beliau-- [8]. Imam Abu 
> Ja'far menguatkan pendapat yg pertama[9], hal ini karena ayat ini 
> dimulai dg : "Wahai orang2 yg beriman." Sekalipun demikian, Ahli 
> Kitab sebelum Muhammad-pun dapat pula tercakup karena merekapun juga 
> beriman kepada ALLAH â?"Yang Maha Suci lagi Maha Tinggiâ?". Adapun 
> makna "kaffah" adalah : Keseluruhan[10].
> 
> Sehingga kandungan ayat ini adalah agar kaum mu'minin 
> mengimani seluruh ajaran Islam, baik yg menyangkut aspek ibadah 
> maupun aspek sosial, baik yg menyangkut aspek privat maupun sosial, 
> baik yg menyangkut aspek lahir maupun bathin, baik yg menyangkut 
> aspek ibadah maupun politik, baik yg menyangkut aspek dzikir maupun 
> kenegaraan. Dan tidak boleh memisah2kannya dengan mengambil sebagian 
> ajarannya lalu meninggalkan sebagian yg lainnya.
> 
> Selain para ulama generasi terdahulu yg shalih, maka para 
> ulama kontemporer yg shalihpun sependapat mengenai hal ini. Syaikh 
> Abubakar Al-Jazairi dlm tafsirnya[11] memperkuat hal tsb yaitu bhw 
> ALLAH â?"Yang Maha Suci lagi Maha Tinggiâ?"memerintahkan kaum beriman 
> untuk melaksanakan ajaran Islam tanpa memisah2 dan memilah2, 
> melainkan menerimanya bulat2 karena jika tidak demikian maka berarti 
> mereka telah ittiba' (mengikuti) langkah2 Syaithan baik disadari 
> maupun tidak. Syaikh Manna' Khalil Al-Qaththan menambahkan[12] bhw 
> hukum asal dari hubungan antara negara Islam dan negara lainnya 
> adalah perdamaian. Sedangkan peperangan, hanya disyariatkan untuk 
> menyampaikan ajaran Islam secara utuh kepada seluruh manusia dan 
> menyingkapkan kesalahan sistem selainnya, dan sama sekali bukan untuk 
> melakukan permusuhan terhadap negara lain.
> 
> Adapun makna : "Wa laa tattabi'u khuthuwatisy Syaithan". 
> Kata "khuthuwwath" adalah jama' dari "khuthwah" adalah bekas antara 
> kedua kaki setelah melangkah[13]. Para ulama berbeda pendapat ttg 
> arti "langkah2 syaithan" dlm ayat ini, sbb ; 1) Amal2 syaithan[14], 
> 2) Kesalahan2 syaithan[15], 3) Mentaati Syaithan[16], 4) Niat untuk 
> bermaksiat[17]. Berkata Imam Abu Ja'far bhw keempat makna tsb 
> tercakup dlm masalah ini, karena dua sisi, pertama sisi makna 
> bahasanya dan kedua, sisi kekuatan para periwayatnya.
> 
> Oleh sebab itu maka memilah2 ajaran Islam adalah haram 
> hukumnya, demikian pula mengambil sistem orang kafir yg bertentangan 
> dengan Islam secara sengaja (tanpa alasan takut pd makar mereka) juga 
> haram hukumnya. Imam â?"Muhyis Sunnah-- Abu Muhammad Al-Husein Al-
> Baghawi menukil sebuah hadits tentang keinginan Umar â?"semoga ALLAH 
> meridhoinyaâ?"untuk menulis sebagian Taurat karena menganggap isinya 
> bermanfaat, kata Umar â?"semoga ALLAH meridhoinyaâ?" : "Kami 
> mendengar cerita2 dari orang Yahudi dan kami mengaguminya, maka 
> izinkanlah kami menulisnya? Maka jawab Nabi â?"semoga shalawat serta 
> salam ALLAH atas beliau-- : Apakah pemahamanmu ingin menjadi bingung 
> sebagaimana mereka sudah dibingungkan dg agama mereka? Sungguh aku 
> telah datang kepada kalian membawa kejelasan tanpa ada keraguan 
> sedikitpun, wa law kaana Muusaa hayyan maa wasi'ahuu illa ittibaa'ii 
> (Dan seandainya Nabi Musa masih hidup maka tidak halal baginya 
> kecuali mengikuti agamaku)."[18]
> 
> Sayyid Quthb â?"semoga ALLAH menjadikannya syahid-- 
> berkata : "Sesungguhnya ALLAH â?"Yang Maha Suci lagi Maha 
> Tinggiâ?"memanggil kita dengan menyebut gelar kemuliaan kita, yaitu 
> keimanan, sifat yg paling dicintai oleh ALLAH â?"Yang Maha Suci lagi 
> Maha Tinggiâ?" karena dg sifat inilah yg membedakan dan memisahkan 
> kita dari yg lainnya dan menghubungkan kita kelak dengan RABB yg Maha 
> Tinggi, yaitu agar kita â?"dengan kasih sayang RABB-nyaâ?"tunduk dan 
> melaksanakan Islam pd seluruh aspek kehidupan untuk Tuhan kita, baik 
> pd sisi pribadi maupun masyarakat, baik pd urusan2 yg remeh maupun yg 
> besar, yaitu agar kita menyerahkan seluruh urusan untuk diatur oleh 
> sistem Ilahi ini, baik dlm perasaan maupun pemahaman, baik niat 
> maupun amal, baik ketika senang maupun sedih, dan agar kita tidak 
> tunduk pd sistem selainnya. Menyerahkan diri dg ketaatan mendalam yg 
> tenang & ridha.[19]" 
> 
> WaLLAHu a'lamu bish Shawab..
> 
> ----------------------------------------------------------
> 
> [1] Tafsir Durr Al-Mantsur, I/241; Al-Baghawi, I/240; Asbab An-Nuzul 
> lil-Wahidi, hal. 97.
> 
> [2] HR Ibnu Abi Syaibah dlm Al-Mushannaf, VIII/634; Al-Hakim dlm Al-
> Mustadrak, XIX/295; Saya berkata : Komentar Imam Ibnu Hajar Al-
> Haitsami dlm Majma'uz Zawaid (III/303) tentang berbagai syawahid dan 
> jalur hadits ini bagus untuk dipertimbangkan, demikian pula Imam Ibnu 
> Rajab Al-Hanbali juga men-takhrij-nya dlm Fathul Bari' (III/219) dg 
> menggunakan shighat-jazm. 
> 
> [3] Tafsir At-Thabari, IV/251
> 
> [4] Ini pendapat Mujahid, Qatadah, Ibnu Abbas, As-Suddiy, Ibnu Zaid, 
> Adh-Dhahhak, Al-Aufi, Thawus.
> 
> [5] Ini pendapat Ibnu Abbas, Abul 'Aliyah & Ar-Rabi' bin Anas.
> 
> [6] Ini pendapat Qatadah
> 
> [7] Ini pendapat Ikrimah
> 
> [8] Ini pendapat Adh-Dhahhak & Ibnu Abbas
> 
> [9] Ini juga pendapat Imam Asy-Syaukani, lih. Fathul Qadir, I/280
> 
> [10] Ini pendapat Qatadah, As-Suddiy, Ar-Rabi', Mujahid, Ibnu Abbas, 
> Adh-Dhahhak, Ibnu Zaid (yg disebut terakhir ini menafsirkan 
> makna "kaffah" dlm ayat ini dg makna "kaffah" dlm QS At-Taubah, 9/36.
> 
> [11] Tafsir Aysaru Tafasir, I/97
> 
> [12] Tafsir Al-Qaththan, I/113
> 
> [13] Tafsir At-Thabari, III/301
> 
> [14] Ini pendapat Ibnu Abbas
> 
> [15] Ini pendapat Mujahid, Qatadah & Adh-Dhahhak
> 
> [16] Ini pendapat As-Suddiy (Imam Ibnu Katsir menguatkan pendapat ini 
> dan mengkaitkannya dg QS Al-Baqarah, 2/169 dan QS Fathir, 35/6; lih. 
> Tafsir Ibnu Katsir, I/566)
> 
> [17] Ini pendapat Abu Mijlaz
> 
> [18] HR Ahmad, III/387; Ibnu Abi 'Ashim dlm As-Sunnah, X/27; Ad-
> Darimi, I/115; Ibnu Abdil Barr dlm Jami' Bayan wal 'Ilm hal.339; dan 
> di-hasan-kan oleh Albani dlm Al-Irwa', VI/34-38 dan Zhilalul Jannah, 
> I/27.
> 
> [19] Tafsir Zhilal, I/183
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> --- End forwarded message ---
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>



         

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to