Ada dokter & praktisi menyusui yang mau sharing pengetahuan soal bahasan
di bawah? :-) Pada kemana ya? koq gak ada yang merespon nih?
Atau topiknya kalah seru dibanding topik Ahmadiyah? :-p

Wassalam,

Irwan.K

On 7/11/07, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Karena ini kebetulan membahas soal ASI, barangkali dokter & praktisi
> menyusui di milis ini
> bisa sharing pengetahuan apa benar yang dibahas di bawah (khususnya
> tulisan si Mus)..
>
> Wassalam,
>
> Irwan.K
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Jul 9, 2007 7:00 AM
> Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan
> benarkah??
>
> > BeachBoy BaliAsli <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng
> > Hafsah...ini bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita
> > karir atau wanita yang ASI nya ngga lancar
> > Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan
> > kesehatan yang sahih sesuai pernyataan anda?
> >
>
> Dalam breast feeding, TIDAK DIKENAL ISTILAH SAHIH DAN SAH !!!!
> Yang harus saya tekankan dalam tulisan ini adalah, JANGANLAH
> MENGANGGAP BAHWA ASI ITU MERUPAKAN FORMULA TERBAIK, PENDAPAT INI SALAH
> DAN MENYESATKAN.
>
> ASI itu berasal dari tubuh ibu, dan kualitas ASI tidak sama antara
> ibu2 yang miskin dan ibu2 yang kaya. Juga kualitas ASI tidak sama
> antara ibu2 perokok dan ibu2 bukan perokok. ASI itu juga berbahaya
> apabila sang ibu mempunyai penyakit2 tertentu yang mengharuskan dia
> makan obat.
>
> Terlalu banyak alasan untuk JANGAN TERLALU LAMA MEMBERIKAN ASI KEPADA
> BAYI ANDA. Yang penting anda tahu, bahwa ASI sama sekali tidak lebih
> unggul dari susu2 yang dijual diluar, selain isinya memang sudah
> merupakan formula yang terbaik, juga aturan meminumkannya juga
> diterangkan. Beda sekali dengan ASI, tak ada seorang dokterpun yang
> bisa mengukur kualitas ASI karena masing2 ibu tidak sama.
>
> Cukup yang perlu anda tahu, bahwa pada ibu yang sehat, ASI yang
> pertama disedot oleh bayi disebut COLOSTRUM. Colostrum inilah yang
> merupakan ASI yang terbaik yang dimiliki sang ibu hanya beberapa jam
> setelah lahir, dan setelah itu sama sekali tidak ada keunggulannya.
>
> Colostrum mengandung protein tinggi dan juga anti-body ibu yang tinggi
> yang bisa disedot si bayi dalam memelihara kesehatannya dalam hidup
> baru dibumi ini. Kadar antibody bayi waktu baru lahir sangat tinggi
> didalam darahnya karena antibodynya itu berasal dari ibu. Namun kadar
> antibody yang berasal dari ibu ini akan menurun dan hilang sama sekali
> pada bulan ke 5. Pada bulan ke 2, si bayi sudah mulai memproduksi
> antibody-nya sendiri, dan pada bulan ke 5 sudah sama sekali tidak
> perlu antibody dari ibu.
>
> Pada umumnya, bayi yang baru lahir seringkali sembelit, tidak bisa
> berak, Colostrum inilah yang paling baik untuk merangsan usus bayi
> mendorong meconium sehingga reflex usus bayi bisa berkembang dengan baik.
>
> Demikianlah, ASI secara normal boleh diberikan hingga 2-3 minggu
> sambil secara bertahap diganti dengan susu dari luar.
>
> Pada bayi2 tertentu, bahkan tidak boleh diberi ASI karena tidak tahan
> terhadap lactose dari ASI. Bayi2 seperti ini berkembang sebagai anak
> yang menderita lactose intolerance. Sebabnya justru akibat pemberian ASI.
>
> Itulah sebabnya, sebelum atau selama pemberian ASI sebaiknya anda
> berkonsultasi dengan dokter anak kalo ingin mencapai kesehatan yang
> maximal.
>
> JADI TIDAK ADA SATUPUN RESEP ASI YANG BISA ANDA KATAKAN SAH ATAU SAHIH
> KARENA BERBEDA DARI SATU BAYI KE BAYI LAIN, DAN JUGA BEDA DARI SATU
> IBU KE IBU LAIN.
>
> Resep yang bisa diberikan disini hanyalah untuk orang miskin
> di-negara2 terkebelakang. Tidak ada pilihan untuk mereka, dan
> diharapkan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun merupakan pilihan
> terbaik dari semua lainnya yang tidak baik karena memang tidak ada
> kemampuannya untuk memilih yang baik.
>
> Ny. Muslim binti Muskitawati.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: BeachBoy BaliAsli < [EMAIL PROTECTED]>
> Date: Jul 8, 2007 2:39 PM
> Subject: Re: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan
> benarkah??
>
> Salam ...
> Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng Hafsah...ini
> bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita karir atau wanita yang
> ASI nya ngga lancar
> Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan kesehatan
> yang sahih sesuai pernyataan anda?
>
> Para wanita karir sedang menunggu anda, jeng...
>
> Salam
>
> beachboy
>
> ----- Original Message ----
> From: Hafsah Salim <muskitawati@ yahoo.com>
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Sunday, July 8, 2007 1:19:03 PM
> Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI
>
>
> Kalo kita membicarakan Kesehatan Anak, maka menyusui bayi dengan ASI
> TIDAK BOLEH DIBERIKAN LEBIH DARI 6 BULAN.
>
> Secara medis, ASI hanya baik hingga 5 bulan, setelah 5 bulan kualitas
> ASI sudah tidak berguna untuk bayi.
>
> Sejak umur bayi 3 bulan, makanan pengganti susu sudah harus
> diperkenalkan kepada bayi agar secara bertahap bisa digantikan setelah
> umur 5 bulan.
>
> ASI sangat dianjurkan hanya sampai umur 3-4 bulan saja karena dalam
> ASI terkandung cairan antibody ibu yang sangat berguna untuk
> mempertahankan kesehatan bayi menghadapi infeksi dunia luar.
>
> Sejak baru lahir, organ2 bayi belum tumbuh sempurna termasuk organ2
> yang membentuk zat antibody bayi. Bayi sejak lahir bergantung kepada
> zat antibody yang didapatkan dari ibunya sedangkan sebelum lahir
> antibody ini ditransfer melalui barrier placenta. Oleh karena itu,
> sejak bayi dilahirkan, perlu waktu 3-5 bulan untuk organ2 pembentuk
> antibody ini berkembang hingga berfungsi penuh. Sambil menunggu waktu
> inilah, bayi membutuhkan ASI yang masih mengandung antibody yang cukup
> konsentrasinya untuk melindungi kesehatan bayi.
>
> Setelah 5 bulan, kandungan antibody ibu dalam ASI sudah sangat rendah
> sebaliknya kemampuan bayi untuk membuat sendiri antibody-nya sudah
> bisa melepaskan diri dari ketergantungannya kepada ASI. Namun pada
> usia 5 bulan ini, bayi sangat membutuhkan makanan pengganti yang bukan
> ASI yang berisi protein yang lebih lengkap daripada ASI.
>
> Dunia memang tidak selalu menyediakan makanan sehat bagi semua orang.
> Untuk negara2 miskin, WHO menetapkan bahwa ASI masih boleh diberikan
> hingga umur bayi 2 tahun. Hal ini ditetapkan mengingat kemampuan ibu
> untuk memberikan makanan pengganti sangatlah rendah sehingga daripada
> bayinya mati karena tidak diberi makan, masih lebih baik diberi ASI
> yang meskipun isinya berkualitas rendah tetapi lebih baik daripada
> tidak diberikan apapun juga.
>
> Namun kalo dalam keluarga yang mampu memberi makanan pengganti ASI,
> haruslah dijelaskan untuk jangan memberikan bayi anda ASI lebih
> daripada 6 bulan. Karena pemberian ASI hingga 2 tahun hanyalah
> kebijaksanaan WHO untuk keluarga yang dibawah kemiskinan.
>
> Ny. Muslim binti Muskitawati.
>
> --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com <mediacare%40yahoogroups.com>, "B.
> Dwiagus Stepantoro"
> <[EMAIL PROTECTED] .> wrote:
> >
> > Mbak Dian, Romo Blasius
> >
> > Mungkin bisa dibedakan kelompok ibu-ibu yang menjadi sasaran
> gerakan ini.
> >
> > Gerakan kembali ke ASI ini mungkin sasarannya ya memang bagi
> Ibu-Ibu yang sudah terbiasa membeli susu formula, sehingga mereka
> sangat tergantung dengan susu formula itu,... jadi, ketika harga susu
> formula naik, mereka jadi kewalahan, apaagi ketika susu formula ini
> sudah langka dipasaran. Jadi kalau mereka yang biasanya mampu beli
> susu formula, kenapa kita dorong untuk kembali ke ASI,.. . kalau
> mereka mampu beli susu formula tiap 1-2 minggu yang harganya
> 50-200ribu, berari orang itu mampu untuk belimakanan untuk sang ibu
> bukan,.... jadi,bukankah duit anggaran mereka untuk beli susu formula
> yang harganya di supermarket kadang membuat saya takjub, bisa dipakei
> untuk beli makanan2 bergizi saja...
> >
> > Jadi sasaran dari gerakan kembali ke ASI ini memang bukan untuk
> Ibu-Ibu yang kekurangan gizi atau pangan, yang bahkan untuk makan ajah
> susah.. jelas ini butuh pendekatan/strategi /gerakan yang berbeda,...
> karena prioritasnya berbeda.
> > Apalagi kalau sasarannya adalah ibu-ibu yang tidak mempunyai
> kekuatan untuk meminta haknya untuk menyusui, macam para PRT yang
> mempunyai bayi, seperti yang disampaikan ROmo. (Walaupun menariknya,
> ada juga mereka (yang ditemukan anggota AIMI ini), yang berhasil
> menyusui bayinya, walaupun mereka adalah penjaga toko). Strateginya
> beda lagi ini.
> >
> > Jadi memang tiap sasaran,tujuan, butuh pendekatan yang berbeda.
> > Saya rasa Gerakan Kembali ke ASI ini sangat realistis melihat
> konteks kelompok sasaran ibu-ibu yang sangat tergantung susu formula
> dan lupa ASI, dan melihat kondisi saat ini ketika susu formula sudah
> harganya naik, juga penawarannya kadang tidak rasional lagi.
> >
> > Blasius Slamet Lasmunadi <lasmunadi_17@ ...> wrote:
> >
> >
> > Dear Dian dan rekan-rekan milis ytk.,
> > Salah satu kelemahan kebanyakan orang itu memiliki "gagasan yang
> bagus" tapi tidak disertai dengan "ketrampilan management". Kalau
> "Saatnya kembali ke ASI", tentu ada "sasaran" yang mesti dicapai.
> Sasarannya tidak sekedar kesehatan bayi melainkan sebuah perubahan
> sikap hidup para ibu dari cara menyusui yang mengandalkan susu formula
> beralih ke ASI. Namun masalahnya, bagaimanakah "para ibu dapat
> memiliki perubahan perilaku kalau tidak didukung dengan strategi yang
> tepat?" Seperti dikatakan Dian, bagaimana ibu mau menyusui kalau gizi
> perempuan tidak diperhatikan. KAlau perempuan mengalami kekerasan
> dalam rumah tangganya. Seorang ibu yang mengalami kekerasan dalam
> rumah tangganya juga berpengaruh pada nafsu makan...padahal ibu itu
> butuh makan banyak dan bergizi demi ASI untuk bayinya....Saya
> sependapat.. .dengan Dian...Semua orang , suami isteri tahu kepentingan
> ASI tapi siapa yang memikirkan "Strategic Planning" supaya para ibu
> mampu menyusui bayinya. sementara banyak fakta
> > menunjukkan kesehatan perempuan sering tereliminasi, terpinggirkan
> dan dipaksa kerja keras/ Bagaimana hak seorang pembantu yang memiliki
> bayi, padahal jam kerja mereka bisa 12 -18 jam....??
> >
> > Semua orang peduli pada ibu untuk kembali ke ASI, tapi perlu
> dipikirkan ulang, "manakah strategic planning yang sudah dibuat sampai
> tingkat keluarga: pemberdayaan kesehatan ibu, pemberdayaan ekonomi??
> >
> > best regards
> > bslametlasmunadipr
> >
> >
> >
> >
> >
> > ----- Original Message ----
> > From: Dian Kartika Sari <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: [EMAIL PROTECTED] ps.com <mediacare%40yahoogroups.com>
> > Sent: Friday, July 6, 2007 7:33:44 PM
> > Subject: Re: [mediacare] Saatnya 'Kembali' ke Air Susu Ibu (ASI)
> >
> >
> > Bukan saya tidak setuju untuk kembali ke ASI,
> > Tapi tolong dilihat realitasnya:
> > lebih setengah dari jumlah penduduk perempuan di Indonesia telah
> jatuh miskin dan kekurangan gizi.
> > Kemiskinan dan kekurangan gizi itu akan berakibat pada kurangnya
> kualitas dan kuantitas air susu.
> > sehingga ASI itu tak cukup bagi sang bayi.
> >
> > Ada lagi cerita, perempuan-perempuan yang kekurangan pangan dan
> gizi saat menyusui akhirnya derajat kesehatannya menurun secara drastis.
> >
> > jadi Kembali ke ASI itu lihat-lihat keadaan ibunya.
> >
> > salam
> >
> > dian
> >
> >
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: Amanda Andono
> > To: amanda.andono@ gmail.com
> > Sent: Thursday, July 05, 2007 7:38 PM
> > Subject: [mediacare] Saatnya 'Kembali' ke Air Susu Ibu (ASI)
> >
> >
> >
> >
> > UNTUK DIMUAT SECEPATNYA
> >
> > Jakarta, 4 Juli 2007
> >
> > Untuk informasi hubungi:
> > Rahmah Housniati (Nia)
> > (021) 7071 9988 <javascript:void(0)>
> > 0815 900 3357 <javascript:void(0)>
> > [EMAIL PROTECTED] org
> > [EMAIL PROTECTED] asi.org
> > www.aimi-asi. org
> >
> >
> > Saatnya 'Kembali' ke Air Susu Ibu (ASI)
> >
> > Menyikapi kenaikan harga susu formula yang kian meningkat, kami dari
> Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) ingin mengajak kembali
> masyarakat untuk 'kembali' menyusui bayi dengan Air Susu Ibu (ASI),
> karena ASI adalah standar pemberian nutrisi yang terbaik bagi bayi.
> >
> > Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997
> dan 2002, lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun menyusui
> dalam 1 jam pertama cenderung menurun 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7%
> pada tahun 2002. Cakupan ASI eksklusif 6 bulan juga menurun dari 42,4%
> pada tahun 1997 menjadi 39,5% pada tahun 2002. Sedangkan penggunaan
> susu formula justru meningkat lebih dari 3 kali lipat selama 5 tahun
> dari 10,8% tahun 1997 menjadi 32,5 % pada tahun 2002.
> >
> > Hal ini sangat meresahkan dan mengkhawatirkan kami, karena terlihat
> pada data tersebut, peningkatan penggunaan susu formula juga
> meningkatkan resiko leukemia dan limfoma pada anak, diabetes, gangguan
> pencernaan dan diare, pneumonia, asma dan eksim, meningitis, rematik,
> osteoporosis, kanker payudara dan kanker indung telur, kolesterol yang
> lebih rendah dan obesitas pada masa kanak-kanak maupun remaja.
> >
> > Berbeda dari susu formula yang berasal dari susu sapi, ASI merupakan
> suatu spesifik spesies yang khusus hanya dibuat untuk bayi manusia,
> bahkan hanya untuk bayi sang Ibu, bahkan lebih jauh lagi, ASI yang
> keluar setiap tetesnya memiliki kandungan berbeda yang khas yang
> persis sempurna sesuai dengan kebutuhan bayi seorang ibu pada saat
> itu. Komposisi yang terkandung dalam susu formula tidak pernah
> berubah, semuanya disamaratakan bagi setiap bayi dan pada tingkatan
> umur yang sama, walaupun kebutuhan bayi yang satu dengan yang lain
> amatlah berbeda. Kandungan lemak (AA, DHA), karbohidrat, protein,
> vitamin, mineral, enzym, hormone dan yang paling penting zat antibodi
> yang terkandung dalam ASI tidak akan didapatkan dalam susu formula
> manapun.
> >
> > Besar harapan kami, pihak media dapat membantu mensosialisasikan
> pentingnya ASI eksklusif kepada masyarakat dengan memberikan informasi
> bahwa selama ini kita sering 'melupakan' bahwa ada yang jauh lebih
> baik, aman dan higienis dibandingkan susu formula dan tentunya tidak
> mengalami kenaikan harga seperti susu formula.
> >
> > Salam ASI!
> > --
> > Cheers,
> > Amanda Andono Sudarwanto
> > Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI)
> > 021 - 936 manda
> > [EMAIL PROTECTED] asi.org
> > www.aimi-asi.org
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke