http://www.antara.co.id/arc/2007/7/15/mantan-tkw-hongkong-finalis-film-dokumenter-eagle-awards/

15/07/07 11:22

Mantan TKW Hongkong Finalis Film Dokumenter "Eagle Awards"

Surabaya (ANTARA News) - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 
1945 Surabaya, Ani Ema Susanti mantan TKW di Hong Kong menjadi finalis yang 
berhak atas beasiswa "Eagle Awards" untuk penggarapan film dokumenter.

"Proposal pembuatan film yang saya ajukan bersama teman saya, Yunni Dhevie 
Hapsari berjudul `Helper Hong Kong Ngampus`. Helper itu sebutan populer 
pembantu rumah tangga di Hong Kong, sedangkan Ngampus bahasa gaul untuk masuk 
kampus atau kuliah," kata Ani kepada ANTARA News di Surabaya, Minggu.

Didampingi Humas Untag Surabaya, Petrus Haryanto, perempuan berjilbab asal 
Jombang, Jatim itu mengemukakan bahwa terpilihnya proposal "Helper Hong Kong 
Ngampus" merupakan kejutan karena ada 300 judul proposal yang masuk.

"Dari 300 dipilih menjadi 100 kemudian diperas jadi 50, diperas lagi jadi 30 
kemudian jadi 20. Dari 20 itu diuji lagi menjadi 10 baru kemudian dipilih lima 
besar atau finalis. Kelima finalis itu mendapatkan beasiswa untuk pembuatan 
film," katanya.

Perempuan yang pernah bekerja di Hong Kong selama dua tahun dan kini juga 
magang sebagai asisten di Biro Konsultasi Psikologi Untag itu mengemukakan, 
film yang akan digarapnya bercerita tentang kehidupan dua TKW yang pernah 
bekerja di Hong Kong.

"Kami mengangkat dua tokoh TKW Hong Kong yang kebetulan keduanya berasal dari 
Jombang, namun berbeda visi. Tokoh pertama bekerja di luar negeri hasilnya 
diinvestasikan untuk pendidikan, sedangkan tokoh satunya hanya digunakan 
membali barang," katanya.

Dalam perjalananya keduanya memiliki masa depan berbeda. Tokoh pertama lebih 
memiliki harapan untuk menata masa depan yang lebih baik karena akan menjadi 
guru, sedangkan tokoh kedua justru ingin kembali ke Hong Kong karena 
barang-barangnya habis.

"Untuk pembuatan film ini sebetulnya kami ingin sekali mengambil setting di 
Hong Kong tapi karena beasiswanya tidak cukup, maka cuma di Jombang, Surabaya 
dan Malang. Jombang tempat asal kedua tokoh, Surabaya tempat agen penyalur dan 
Malang tempat tokoh pertama kuliah," kata Yunni Dhevie menambahkan.

Ia mengemukakan, film yang dirancang berdurasi sekitar 15 menit itu diharapkan 
menjadi pelajaran bagi masyarakat, khususnya para TKW untuk berpikir 
memanfaatkan hasil kerjanya di luar sebagai investasi, lebih-lebih untuk 
pendidikan.(*)


Copyright © 2007 ANTARA


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke