Salam, Komunitas Utan kayu mengundang Anda dalam acara "Seminar Seni Pertunjukan Indonesia Kini" yang akan diadakan di Teater Utan Kayu Jl. Utan Kayu No. 68H Jakarta dimulai hari ini Selasa17 Juli 2007 pukul 19.00 WIB sampai Kamis 19 Juli 2007. Untuk rincian acara saya sertakan dalam lampirkan berikut ini.
Terima kasih Mohamad Guntur Romli Kurator Diskusi SEMINAR SENI PERTUNJUKAN INDONESIA KINI Masalah Produksi dan Capaian Estetik HARI PERTAMA, Selasa 17 Juli 2007, Pukul 19.00 WIB TEATER KINI Triyanto Triwikromo (Redaktur Kebudayaan Suara Merdeka) Kusworo Bayu Aji (Manajer Teater Garasi Yogyakarta) Iswadi Pratama (Sutradara Teater Satu Lampung) Moderator: Arie F. Batubara HARI KEDUA, Rabu 18 Juli 2007, Pukul 19.00 WIB TARI KINI Eko Supriyanto (Koreografer dan Penari) Helly Minarti (Peneliti Tari) Moderator: Wicaksono Adi HARI KETIGA, Kamis 19 Juli 2007, Pukul 19.00 WIB MUSIK KINI Suka Hardjana (Pemusik dan Peneliti Musik) Otto Sidharta (Komposer dan Dosen Musik) Moderator: Jabatin Bangun Kehidupan seni pertunjukan (teater, tari, musik) modern di Indonesia kini sungguh memprihatinkan, bila dilihat dari minimnya jumlah produksi dan rendahnya mutu pertunjukan secara umum. Ironinya adalah bahwa itu terjadi bukan di tengah sedikitnya jumlah kelompok kesenian, melainkan sebaliknya. Apa saja masalah-masalah utama yang menyebabkan krisis pada seni pertunjukan itu? Mengapa hal itu bisa terjadi, dan adakah jalan keluarnya? Juga, bisakah kita harapkan akan lahir karya-karya seni pertunjukan yang gemilang di tahun-tahun mendatang? Inilah pertanyaan-pertanyaan mendasar yang coba dijawab melalui seminar ini—yang digelar khusus untuk mengulas persoalan-persoalan dalam seni pertunjukan kita dewasa ini. Dalam dunia teater dan tari, jumlah grup jauh melampaui jumlah produksi. Kita berjumpa dengan nama-nama baru dari berbagai kelompok seni yang terus bermunculan namun tanpa disertai gencarnya produksi kesenian. Sementara dalam dunia musik kontemporer, dengan jumlah pelaku yang memang tak sebanyak dalam dunia teater dan tari, jumlah pergelaran musik itu benar-benar bisa dihitung dengan jari. Minimnya produksi seni pertunjukan tampaknya berkait dengan soal manajemen atau pengelolaaan sebuah kelompok yang berujung pada kemampuan menciptakan produksi. Di samping itu, persoalan dana yang berasal dari minimnya sponsor tentulah merupakan sebuah faktor penting. Masalah-masalah seputar manajemen atau pengelolaan inilah yang barangkali menjadi penghambat pertama suburnya kreativitas di dunia seni pertunjukan. Sementara itu, di antara karya-karya yang tak banyak itu, telah munculkah kecenderungan artistik baru? Di sini kita menemukan persoalan besar kedua, yakni soal capaian estetik dunia seni pertunjukan hari ini. Di manakah letak persoalannya, bagaimana pengamat seni mengapresiasi sejumlah karya seni yang ada? Apakah letaknya pada kritik seni yang semakin kendur? Mari kita bahas tuntas persoalan-persoalan tersebut dalam acara seminar tiga hari tentang seni pertunjukan di Indonesia kini. Seluruh acara diskusi dilaksakan di Teater Utan Kayu (TUK), Jl. Utan Kayu No. 68H Jakarta --------------------------------- Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed]