Di Indonesia yg pokok adalah benci Yahudi dan Amrik, ini pertama
Yg kedua benci dengan yg berbeda.
Kebetulan di Indonesia banyak Sunni turunan Arab, jadi yg Syiah akan di kuyo2.
Jadi permasalahan utamanya adalah kebanggaan kelompok.

Waktu Saddam Hussein lagi berjaya hampir semua bayi laki2 yg dilahirkan di 
indonesia pake nama
Saddam. Ternyata ketika Saddam kemudian mati dipermalukan, ternyata ia juga 
melakukan kekejaman 
pada orang Islam lainnya maka yg punya nama Saddam jadi tertekan.

Ada masjid kubah emas yg dibanggakan ternyata pemiliknya adalah 
penasihat/cenayang Raja Arab dan Presiden Bush
serta Sultan Brunei.
Yg kasih tahu dimana sumber minyak berada. Sehingga ketika demo anti Amrik atas 
turut campurnya dimasalah Palestina;
dan semua tokoh agama turun ke jalan u demo, ia ndak mau ikut, mosok sih 
mendemo sohib yg sudah membuatnya kaya raya?

Ladang minyak di Arab juga dikelola oleh Amrik.
Hizbullah di Libanon adalah juga bentukan Iran yg syiah yg akhirnya juga 
berseteru dengan pemerintahan Libanon yg banyak didukung Sunni.
Dan ketika Israel menyerbu Hizbullah, masyarakat yg berada di komunitas Sunni 
aman tenteram.

Di India setahu saya memang banyak komunitas syiah ini juga karena latar 
belakang budaya India yg mengilhami kebudayaan Islam. Pertautan budaya India 
dan Syiah sudah ada sejak masa lalu. 

Jadi, selain alasan politik, ikatan masalalu, primordial juga turut memberi 
andil bagi ukhuwah islam.
 
salam
l.meilany




  ----- Original Message ----- 
  From: Kartono Mohamad 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Saturday, July 21, 2007 10:02 AM
  Subject: [wanita-muslimah] ukhuwah Iran dan Pakistan


  Pak Dwi, mohon ijin untuk memforward posting Pak Dwi ke milis lain yang 
  gemar membahas masalah agama dan juga politik. Iran menjalin hubungan 
  ekonomi dengan India lebih erat karena India mendirikan kilang minyak yang 
  mengolah minyak Iran untuk kebutuhan Iran. Selain itu memang benar bahwa 
  kelompok Syi ah kecewa dengan penguasa Pakistan sejak Pakistan dikuasai 
  militer karena kebanyakan jenderal Pakistan adalah Sunni dan menekan Syi ah. 
  Bahkan permintaan Iran agar Pakistan tidak menggantung mantan PM Pakistan, 
  Ali Bhuto yang penganut Syi ah, ditolak. Sejak kudeta militer Pakistan tang 
  dipimpin Zia ul Haq dan dibantu Arab Saudi, nasib kaum Syiah di Pakistan 
  memburuk. Mereka ditekan dan satu persatu disingkirkan dari jabatan-jabatan 
  negara. Arab Saudi berkepentingan membantu Sunni Pakistan demi untuk 
  meng-contain Syi ah agar tidak makin berpengaruh. Sejak Revolusi Iran, 
  mendadak Khomeini dan Iran menjadi pujaan umat Islam di dunia, termasuk 
  Indonesia. Sejak itu Arab Saudi banyak mengobral dana, termasuk melalui 
  Rabit ah Islamiyah ke negara-negara yang mayoritas Islamnya kelompok Sunni. 
  Bantuan terbesar memang ditujukan ke Pakistan karena kaum Syi ah di sana 
  mencapai 30% dari penduduk. Sampai pun di Pakistan berdiri Universiyas King 
  Faizal dan King Faizal City. Banyak madrasah Sunni di Pakistan yang mendapat 
  kucuran dana besar dari Arab Saudi. Mereka lebih menekankan ajaran Wahabi 
  yang kemudian memunculkan anak-anak muda radikal dan menjadi cikal bakal 
  penggerak Taliban di Afganistan serta kelompok radikal lainnya di dunia. 
  Oleh karena itu tuduhan bahwa Pakistan ikut membantu Taliban menggerogoti 
  Afganistan, ada benarnya. 
  Jadi masalah ukhuwah ini bukan hanya Iran-Pakistan tetapi juga 
  Pakistan-Afganistan. India menikmati keuntungan ekonominya dan ketika 
  Pakistan jadi iri, ia gunakan kata "Islam" tetapi di dalam negeri ia menekan 
  sesama Islam. Mirip Indonesia. 
  KM 

  -------Original Message------- 

  From: Dwi W. Soegardi 
  Date: 07/21/07 07:59:50 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Subject: [wanita-muslimah] Ukhuwah Iran dan Pakistan 

  Syahdan, menteri luar negeri Iran bertemu dengan menlu Pakistan. 
  Menlu Pakistan mengeluh kepada rekan sejawatnya tersebut, 
  karena Iran menjalin hubungan ekonomi yang erat dengan India, 
  seperti memasok minyak dan gas bumi. 

  "Bukannya India itu anti-Islam?" keluh Menlu Pakistan, 
  yang sewot karena musuh bebuyutan mereka kok malah didukung Iran. 

  Menlu Iran menjawab, "Ya bisa jadi, tetapi warga Syiah lebih aman 
  hidup di India 
  daripada di Pakistan!" 

  salam, 
  DWS 





   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke