http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=178774

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Kesetaraan Gender
Belum Mengakar di Masyarakat

Selasa, 31 Juli 2007

JAKARTA (Suara Karya): Ormas Mitra Gender bekerja sama dengan
Kementerian Pemberdayaan Perempuan (PP) akan membukukan tokoh dan
figur perempuan yang berprestasi dalam pembangunan gender Indonesia.
Para perempuan itu bisa datang dari ranah politik, pengusaha, hingga
pekerja informal.

    "Yang penting mereka berjuang untuk kesetaraan dan keadilan gender
di wilayahnya. Jadi tidak harus tokoh terkenal," kata Ketua Presidium
Nasional Mitra Gender Hj Sri Redjeki Sumaryoto kepada wartawan usai
membuka "Temu Nasional Prestasi Perempuan Indonesia", di Jakarta,
Minggu (29/7) malam.

    Menurut mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di era
Presiden Megawati itu, konsep tentang keadilan dan kesetaraan gender
belum mengakar di masyarakat. Selama ini konsep gender masih diartikan
sebagai urusan perempuan. Padahal, konsep gender adalah persamaan hak
antara laki-laki dan perempuan.

    "Masih ada anggapan yang salah soal gender di masyarakat, yang
diartikan sebagai perempuan. Padahal gender itu menyangkut tidak saja
perempuan, tetapi juga laki-laki. Karena itu, ormas Mitra Gender juga
boleh diikuti laki-laki," ujar Sri Redjeki menegaskan.

    Ia menambahkan, pemerintah telah melakukan berbagai usaha
mensosialisasikan gender di masyarakat. Namun, hal itu memang bukan
persoalan mudah karena berbenturan dengan budaya Indonesia yang masih
patriarki.

    "Karena itu, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, perlu menjalin
kerja sama dengan berbagai ormas yang memiliki jaringan hingga grass
root. Dengan demikian, gender bisa mengakar hingga masyarakat
terendah," katanya.

    Sementara itu, Sekjen Mitra Gender Ibnudin Iddat mengemukakan,
ormas Mitra Gender yang didirikan pada 2005 memiliki tiga program,
yaitu peningkatan kapasitas kaum perempuan melalui pelatihan
keterampilan di bidang organisasi dan protokoler, pelatihan kerja,
pengembangan database perempuan dan jaringan organisasi.

    "Melalui tiga program ini kami tidak hanya membantu pemerintah
dalam penguatan gender, tetapi juga melakukan sejumlah usaha untuk
meningkatkan kualitas hidup perempuan," kata Ibnudin. (Tri Wahyuni)

Kirim email ke