Merantau mencari makan ke negeri orang bukanlah pekerjaan yang tercela bahkan pelakunya harus diacungi jempol. Mereka itu pejuang, manusia tegar dan gigih, tidak nrimo saja pasrah menyerah pada nasib. Apalagi kalau perempuan. Saya salut pada orang-orang seperti itu.
Terlepas dari rasa setiakawan pada saudara sebangsa, yang dipersoalkan disini adalah azas peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan kejadian yang mirip bukan hanya sekali dua, tetapi sudah menjadi pola. Mungkin di bawah permukaan ada ratusan atau ribuan yang tidak terpantau oleh media. Yang akhirnya dicambuk sampai punggungnya hancur, dianiaya lalu di-deportasi tanpa dibayar gaji, ya si TKW malang. Bahkan pulangnya ada yang sakit jiwa lalu mati penasaran. Si pelaku Arab-nya lenggang-kangkung senyum-senyum terlepas dari hukuman. Sangat sewenang-wenang dan tidak adil. Dan ini apa ini alasannya? Santet? Orang boleh dibinasakan hanya karena kecurigaan mempraktekkan santet? Mirip zaman inquisisi di Spanyol pada abad pertengahan. Berjangkit penyakit sampar, dituduh kerjaan santet. Boleh saja anjing menggonggong kafilah berlalu seperti kata anda, kalau yang menggonggong hanya satu-dua (barangkali anjing-anjing lainnya adalah anjing si kafilah, mana mereka mau menggonggong tuan-nya). Tetapi kalau anjing yang menggonggong banyak dan bersahut-sahutan terus-menerus tak henti-hentinya, saya tidak percaya si kafilah akan bisa melanjutkan perjalanan dengan unta-untanya dengan tenang seperti tak terjadi apa-apa. Malah saya yakin dia bisa senewen sehingga tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja mengamuk menampar isterinya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, erul satra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalamualaikum sahabat2 ku seiman.. > Misi Mas dan mbak2..Ikutan numpahin unek2... > > Saya yang kerja di negara tentangga KSA hampir 9 tahun justu sedih melihat diri saya, komentator di milis ini, dan organisasi2 yang suka di pojokin...(moga ga salah bahasanya) of course termasuk semua saudara kita yang bernasib kurang baik hingga mesti cari rizki ke luar negri..dan di perlakukan ga wajar.. > > klo saya perhatikan KSA, UAE, QATAR, Bahrain dll-yang kebetulan saya pernah singgah-penyerap tenaga kerja kerja Indonesia mungkin gak begitu concern ma apa2 yang terjadi..seperti anjing melong2 kafilah berlalu...karena Kafilah punya banyak bekal/banyak uang dan serba banyak..sementara Anjing2nya kelaparan..dan sebagian anjing tak kenal kenyang pula...ada juga yang hobby melong-long...kadang bikin bising...dan bikin merah kuping..lho..lho..lho..kok ngelantur...maaf... > semoga yang bukan anjing ga tersinggung..ehm. > > Jadi pingin ngayal...kapan ya negara kita jadi seperti negara2 mereka..dan apa ya effort yang dapat kita2 sumbangkan untuk bisa seperti mereka atau at least ga usah kirim TKI/TKW ke negara orang???karena sepertinya klo kita tetap stay poor sebagai bangsa..peristiwa semacam akan hanya on going story...bo ya mereka ga butuh2 amat ma orang kita (TKW Philipin jauh lebih baik) dan ga sering bikin ulah... > > Hanya Alloh yang tahu sebaik apa diri kita, bangsa kita, TKI & TKW dan bangsa orang yang sering kita anggap kurang baik... > > Walaupun kata pak Zainudin MZ hubbul wattan minal iman..ada beberapa teman yg setuju dgn saya klo di Indonesia tuh serba sumpek...apa2 susah, mahal, tatapan orang di terminal begitu aneh..ya Allah..bangsa ku...kadang malas pulang katanya..moga2 aja kami2 ga disebut Kacang Lupa Kulitnya...oleh para tukang kacang..he..he.. > > Hanya doa buat diri sendiri, orang2 seiman dan senasib..moga Allah tuhan ku dan tuhan kamu2..jaga kita semua..dan perkaya hati kita..dan jadikan bangsa kita lebih baik.. dijauhkan kita semua dari fitnah orang2 yang menginginkan kerusakan pada agama kita...Fitnah mereka2 yang menukar kebenaran dari tuhanya dengan harga yang murah..fitnah orang2 yang berhati keji...Allahumma Amien... > > Mohon maaf atas bahasa saya yang Dusun abis... > erul > > > > > > > Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Karena mereka cuma benci kafir bukan membela muslim. Benci kafir > tanpa alasan tidak identik dg membela muslim. > > Kalau muslim Arab menzalimi muslim Indonesia menurut mereka sah sah > aja karena mereka mengabdikan dirinya pada budaya dan bangsa Arab > bukannya mengabdikan diri pada Allah dan kemanusiaan. > > Sungguh menyedihkan. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ssakaki2002" > <ssakaki2002@> wrote: > > > > Kok PKS dan Hizbut Tahrir ndak ikut demo ya? > > Dan mana itu KISDI, FBR dan FPI yang garang-garang? > > Belain warga negeri nyak-mu juga dong. Jangan negri babe loe aja terus > > nyang dibela. > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Sunny" <ambon@> wrote: > > > > > > > http://www.arabnews.com/?page=1§ion=0&article=100381&d=24&m=8&y=2007 > > > > > > Friday, 24, August, 2007 (10, Sha`ban, 1428) > > > > > > > > > Indonesians Protest Outside Saudi Embassy in Jakarta > > > Rasheed Abou-Alsamh, Arab News > > > > > > > > > JEDDAH, 24 August 2007 - Relatives of the four Indonesian > > maids who were allegedly severely beaten by their Saudi employers in > > Aflaj more than two weeks ago protested yesterday outside the Saudi > > Arabian Embassy in Jakarta, Indonesia, along with workers' rights > > activists, demanding that the remains of the two maids who died of > > their injuries and the two survivors be sent home immediately. > > > > > > "We started this protest this morning with 100 participants, > > including all of the relatives of the four maids, outside the Saudi > > Embassy here," said Wahyu Susilo of Migrant Care in an interview from > > Jakarta. > > > > > > "We have erected a tent outside the embassy and we will go on > > a hunger strike until the Saudi authorities send the women home." > > > > > > The protest was mostly calm except for a few scuffles with > > Indonesian police who kept a watchful eye on the protesters from > > nearby. It was the second protest in front of the Saudi Embassy in as > > many weeks. On Aug. 13 the same group of labor activists held a > > protest and handed over a protest letter to embassy officials from > > relatives of the victims. > > > > > > Siti Tarwiyah Slamet, 32, and Susmiyati Abdul Fulan, 28, both > > died of their injuries on Aug. 3 in Alflaj, a town 320 kilometers > > south of the Saudi capital Riyadh. Tari Tarsim, 27, and Ruminih > > Surtim, 25, both survived two days of alleged beatings by several men > > from the Saudi family that they all worked for after being accused of > > practicing black magic on the son of their employers. Both were left > > severely injured and were transferred to Riyadh Medical Complex for > > further treatment from a hospital in Alfaj. Saudi police have since > > arrested seven male suspects for interrogation and took Tari away from > > the hospital for questioning on Aug. 20. > > > > > > Susmiyati's brother Supomo told the Jakarta Post that he > > wanted his sister's body repatriated as soon as possible and that all > > those responsible for killing his sister should be severely punished. > > > > > > The Saudi authorities have still not released the bodies of > > the two deceased maids to the Indonesian Embassy in Riyadh, and have > > also not allowed the embassy official access to the two remaining > > survivors. > > > > > > "We want them to be under our custody, but our request has not > > been acted upon," an Indonesian diplomat told Arab News in an > > interview this week. "We also still haven't had access to the bodies > > of the two deceased domestic workers." > > > > > > The relatives of the victims and activists have vowed to > > continue their protests outside the Saudi Embassy until all four > > victims return home. > > > > > > "The Saudi government must investigate thoroughly and the > > employer and his relatives involved in the incident brought to > > justice," said Wahyu > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > --------------------------------- > Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. > > [Non-text portions of this message have been removed] >