Jika ada pihak lain yang ingin mengaburkan keberadaan khilafah dengan cara selalu mengungkapkan penyimpangan-penyimpangan khilafah masa silam, adakah orang yang mengatakan itu juga jujur kegemilangan apa saja yang telah diperoleh khilafah yang atk bisa ditandingi peradaban manapun dan sumbangsihnya bagi peradaban dunia. Memang benar ada penyimpangan dalam pelaksanaan khilafah setelah masa Khulafaur rasyidin, namun pernah anda membaca kontribusi besarnya bagi dunia. tentu saja tidak, karena Anda selalu membaca referensi penulis yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah tak tertegak. Tidakkah juga kita mau belajar tentang sejarah lahirnya demokrasi yang berdarah-darah tiada henti hingga kini bahkan belum menemukan formulanya sama sekali.Monteusque, Voltaire, Marchiavelli..dll Jika Anda seorang muslim sejati, kenapa Anda hanya memperjuangkan kelompok Anda saja yaitu Ahmadiyah " Di negara khilafah, boleh tidak seorang perempuan penganut Ahmadiyah menjadi pemimpin? Di buletin Al-Islam dulu saja saya pernah baca: "non-muslim dilarang mendirikan partai". Bagaimana ini? Tidak perlu sekolah empat tahun di jurusan ilmu politik saja kita sudah tahu bahwa jelas hal ini bertentangan dengan demokrasi."
Ketika demokrasi itu berada dimanakah posisi syariat Islam itu? Demokrasi macam apakah ketika FIS menang telak di Aljazair, namun dianulir atas nama demokrasi oleh Amerika, Perancis dan militer sana. Demokrasi macam apakah, pemilu buatan Amerika di Afghanitan dan Irak? Demokrasi macam apakah Partai Refah yang menginginkan kehidupan Islami saja (bukan negara Islam), ditekan terus di Turki, dan kemenangannya selalu diragukan? Demokrasi macam apa yang Anda inginkan jika Hammas menang pemilu telak tapi dunia tak mau mengakuinya? Saya ingin bertanya pada Anda, menurut Ilmu politik dan kamus bahasa Indonesia dan english apakah demokrasi itu sebenarnya? Demokrasi bukanlah toleransi, bukanlah berarti gotong royong, bukanlah berarti musyawarah mufakat dan demokrasi bukanlah pemilu. Orang-orang yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah berusaha mengangkat tema kontradiksi bahwa demokrasi jauh lebih mulia dan agung dibanding syariat Islam. Itu adalah tantangan bagi kami menjelaskan bahwa demokrasi tak seindah yang dibayangkan. Demokrasi indah bak madu adalah karena hasil promosi, dan propaganda tiada henti dengan kosnep yang mengambang, dan utopis. miftahalzaman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: "Khilafah adalah sistem politik Islam untuk menerapkan syariat Islam dan menyatukan umat Islam seluruh dunia. Dalam sejarahnya yang membentang lebih dari 1.400 tahun, khilafah atau sultan atau imam (tiga istilah yang mengandung pengertian yang sama) dengan segala dinamikanya, termasuk dengan kelemahan dan kekurangannya, secara praktis telah berhasil menyatukan umat Islam seluruh dunia dan menerapkan syariah Islam sedemikian sehingga kerahmatan Islam yang dijanjikan benar-benar dapat diwujudkan." Kutipan dari Koran Tempo diatas adalah dari jubir HTI yang disarankan untuk dibaca. Kita merasa perlu memberikan tanggapan terhadap HT justru oleh sebab seperti yang tampak dalam kutipan tersebut, yaitu mitos khayalan tentang kekhalifahan. Tanggapan ini lebih perlu lagi karena mitos khayal ini "dijual" oleh HT kepada massa dengan kehendak agar mitos khayal tersebut dijadikan sebuah realita melalui political power. Seandainya HT memperjuangkan syariah Islam tidak disertai embel-embel mitos khilafah, mungkin kita bisa lebih menerima karena HT akan tampak lebih realistis. Namun yang terjadi tidak demikian. Sudah yang mau dibangun itu tidak realistis dan tidak perlu, modalnya ternyata juga mitos hasil pelintiran dan pengaburan sejarah. Jadi dobel deh kelirunya. Pertanyaan seputar teknis penunjukan khalifah, ibukota, beserta alasan-alasannya dan sebagainya seharusnya sudah dapat diantisipasi oleh HT sebab otomatis pertanyaan seperti itu pasti akan timbul. Tidak bisa lantas menghindar dengan berdalih bahwa "konsep khilafah dan keimanan umat secara umum belum benar-benar terbangun". Kalau demikian buat apa capek-capek promosi khilafah sementara yang dipromosikan belum matang betul alias masih rentan terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti itu? Paling tidak, dengan cara tersebut strategi promosi HT keliru. Terlalu pagi berpromosi tentang khilafah, sementara 'iman umat belum terbangun', sementara orang-orang yang mengerti sejarah dan tidak bisa dibohongi masih pada hidup dan masih bisa menggunakan pemikirannya secara baik. Setahu saya, paling tidak secara konseptual temen-temen Tarbiyah itu salah satu tujuan jangka panjangnya juga membangun khilafah islamiyyah (apapun artinya itu). Tetapi apakah mereka gunakan itu sebagai propaganda? Tidak. Bisa jadi karena disadari konsep seperti itu untuk ukuran sekarang tidak realistis, walaupun cuma dijual sebagai jargon, apalagi belum-belum sudah dipromosikan sebagai political system. Sama sekali questionable. Tambah tidak realistis lagi. HT seharusnya menyadari ini. Dikatakan "Orang-orang yang menentang ide syariah, seolah-olah ingin membenturkan demokrasi dengan Islam.". Tak jelas bagi saya apa maksudnya bentur-membentur tersebut. Tapi kalimat di atas menyiratkan makna sebenarnya Islam tidak bertentangan dengan demokrasi. Seharusnyalah demikian. Tetapi bukankah promosi HT sendiri yang dengan gamblang menolak demokrasi? Jadi maksudnya bagaimana, kok tidak konsisten? Kalau dikatakan bahwa Islam menjamin kebebasan berbicara tapi disertai embel-embel asal sesuai syariah, maka makna kebebasan itu menjadi tereduksi sedemikian rupa sehingga ia tidak bebas lagi karena embel-embel tersebut mengandung implikasi mereka yang merasa dirinya paling ngerti syariah adalah yang berhak menentukan batas-batas kebebasan itu. Di mana sih di dunia ini negara yang mengklaim menggunakan Islam sebagai dasar yang benar-benar memiliki kebebasan berbicara? Di sini tak perlu jadi negara Islam saja, beropini tertentu di koran sudah ada yang memfatwa mati. Apa ini yang dimaksud kebebasan berbicara? Lagipula, demokrasi tidak sekedar kebebasan berbicara saja, tetapi juga kesempatan yang sama di sektor publik bagi semua warga negara. Di negara khilafah, boleh tidak seorang perempuan penganut Ahmadiyah menjadi pemimpin? Di buletin Al-Islam dulu saja saya pernah baca: "non-muslim dilarang mendirikan partai". Bagaimana ini? Tidak perlu sekolah empat tahun di jurusan ilmu politik saja kita sudah tahu bahwa jelas hal ini bertentangan dengan demokrasi. Kalaupun dikatakan demokrasi lebih banyak dididikkan daripada "sejarah Islam" dan "kekhalifahan", jelas karena demokrasi adalah realita dan sejarah Islam serta kekhalifahan ... yah namanya juga sejarah ... adalah masa lampau. Nah sudah tahu masa lampau kenapa mau dihadirkan lagi "zombie" tersebut? Dipertanyakan "Adakah pemilihan kurikulum pendidikan ini merupakan kesengajaan?", yah tentu saja sengaja dong. Ngapain lebih banyak mendidikkan sejarah masa lampau daripada mendidikkan realitas masa kini yang tentu saja lebih berguna bagi kehidupan. Kita kan hidup di masa kini, bukan di masa lampau. Tapi agaknya pertanyaan tersebut lebih dimaksudkan untuk mengatakan, memang itu semua disengaja untuk menghancurkan Islam, dsb. dsb., pertanyaan yang sangat tipikal a la HT yang suka curiga sana-sini, konspirasi dimana-mana dsbnya. Soal ancam-mengancam, ide syariah Islam dan khilafah bukan ancaman utama bagi apapun, melainkan ancaman utama bagi kejujuran dalam melihat realita, baik realita di zaman lampau, masa kini maupun masa mendatang. Kritik pada ide kekhalifahan terutama bukan pada semangatnya untuk menjadi counter terhadap sesuatu yang dibayangkan sebagai neo-imperialisme, melainkan pada penggunaan mitos, pengeliruan paham terhadap sejarah, dan utopianisme akut yang terkandung pada ide tersebut. Wassalam. MZ --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sang Matahari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > terima kasih atas masukannya pak. Orang HT manusia juga, masing-masing punya karakter yang berbeda dengan latar belakang yang berbeda dengan proses pembelajaran yang berbeda, ada yang sudah mengkaji lama, baru atau bahkan simpatisan. walau demikian saya memahami tiada yang sempurna dalam hidup ini, kecuali memang kita berusaha untuk senantiasa memperbaiki diri. hari ini bertemu dengan anda dengan kurang baik, someday, ada yang kemudian intropeksi diri sehingga memperbaiki lebih baik lagi. > > > Saat ini proses yang dilakukan HT adalah penyadaran umat, membangun khilafah bukan sekedar membangun negara Islami, bersama strukturnya atau pemimpinnya, namun lebih utama adalah negara ini berjalan untuk menjaga akidah islam dan terjaga pelaksanaannya oleh keimanan para warganegaranya, yang dari keimanan itu akan tumbuh kesadaran pelaksanaan syariat Islam serta upaya dakwah ke penjuru dunia. > > Jadi, untuk apakah meributkan dahulu sekarang dimana dan siapa khalifahnya, sedangkan konsep khilafah dan keimanan umat secara umum belum benar-benar terbangun. > > Insya Allah, HT di 40 negara selalu mengevaluasi kemungkinan daerah mana yang layak, dan masing-masing berlomba-lomba untuk mempersiapkan diri secara matang dengan melakukan dakwah penyadaran umat. > > Bukanlah cita-cita Ht mendirikan khilafah dan sehari kemudian diruntuhkan. > > Orang-orang yang menentang ide syariah, seolah-olah ingin membenturkan demokrasi dengan Islam. Dan seolah-olah kebebasan berbicara hanya ada dalam demokrasi. Sungguh, Islam pun menjamin kebebasan berbicara warganya termasuk protes, aksi, mengkritik penguasa, dll asal tak melanggar syariat Islam. Orang ateis, zindiq, non muslim bahkan bebas berdiskusi dengan orang muslim. > > Saya memahami, wajar demokrasi begitu diagungkan oleh masyarakat melebih syariat Islam, dan kewajiban melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sebab, demokrasi sudah diajarkan pada kita sejak kita lahir, sekolah hingga dalam kehidupan sehari-hari kita. Namun pendidikan agama, moral sesuai ajaran agama, konsep sistem aturan syariah Islam tidak diajarkan dalam hidup kita. > > Kurikulum pendidikan kita pun hanya membatasi 2 jam pelajaran per minggu ditambah pula, pelajaran agama yang diajarkan hanya dibatasi dengan pendidikan terkait individu saja, yakni shalat, nikah, haji, dll, sehingga wajar dalam memori umat Islam Indonesia, termasuk saya dahulu, yang tergambar dalam benak saya soal agama. hanyalah soal individu, sejarah Islam pun saya tak begitu tahu. Lebih-lebih pembahasan khilafah. Adakah pemilihan kurikulum pendidikan ini merupakan kesengajaan? > > yah, didalam pidatonya Hafidz Abdurrahman mengatakan," Bentuk Pelarangan aktivitas HT merupakan bentuk kekalahan intelektual yang sangat memalukan". Maka, pembukaman aktivitas HT di daerah timur tengah dan dibeberapa negara, termasuk yang sedang dilakukan oleh orang-orang tertentu di negeri ini dengan membenturkan ide syariat Islam dan khilafah dengan demokrasi, serta bahwa khilafah menghancurkan NKRI merupakan bentuk kekalahan intelektual. Karena berupaya membungkam orang berdiskusi. > > Kalau ide syariat Islam dan khilafah dianggap utopia, mimpi, tidak realistis, khayalan, lalu orang yang menanggapinya disebut apa?Kenapa orang susah payah menentang, menolaknya, jika benar itu khalayan biarkan saja. Toh, bukankah tidak disangkal pun tidak akan terjadi kenyataan bukan? > > Lalu media massa speerti TV Al Jazeera, TV Turki, TV Perancis, Media masa Australia, BCC, AFP, FOX, TV Inggris, Amerika dll media masa nasional dalam dan luar negeri disebut memberitakan ide khayalan jugakah? ^_^ > > Seharusnya kita tahu, ide syariah islam dan khilafah merupakan ancaman besar bagi neoliberalisme, kapitalisme, sekularisme, pluralisme agama, dll serta dominasi negara adidaya imperialis saat ini. Maka akan banyak pihak menentangnya. Bagi pejuangnya pun dikatakan radikal dan fundamental. ini baru ide, bagaimana jika terjadi kenyataan. > > Baca opini jurbir HTI di koran Tempo hari ini ya.syukron wallahu'alambishawab > > > > > > > > > > > > miftahalzaman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Bung Ary menulis: > > "Lucunya ketika dikonfirmasi balik, mereka menyangkal hal itu sebagai > kebijakan organisasi. Justru mengembalikan hal ini kepada pilihan > masing-masing anggota, begitu kira-kira dalihnya. Jadi tambah bingung > khan, ketika ada anggotanya yang "keluar dari khittah" Hizbut Tahrir > justru didiamkan. Ini jadi anomali internal di kubu Hizbut Tahrir > sendiri.' > > Itulah karena ketidakrealistisan ideologi HT itu sendiri. Mereka > memimpikan sebuah supranegara yang sentralistik dengan satu orang > penguasa. Tidak perlu terlalu jauh mempertanyakan rincian, cukup > dengan ide supranegara ini, apakah realistis? Berapa besar taruhannya > membubarkan atau melebur kedaulatan yang ada di negara2 yang ada > sekarang hanya untuk sebuah proyek khilafah yang tujuan2nya bisa > dicapai juga dengan cara lain? Di mana nanti pusat dari supranegara > tersebut? Mengapa harus disitu? Siapa dan bagaimana pemimpinnya > dipilih? Mengapa harus dia? Apa jaminannya bahwa semua akan mau > menerima dia? Dst. dst. HT beranggapan bahwa semua itu akan > mulus-mulus saja kalau semua orang sudah pada ikhlas rendah hati > beriman dan berislam secara konsisten. Padahal mana pernah sih di > dalam sejarah umat Islam itu pernah benar2 satu suara? Begitu Nabi > wafat saja sudah timbul konflik kepemimpinan. Sejarah kepempinan di > dunia Islam saja tidak luput dari pertumpahan darah. Kepemimpinan > sebagai sebuah posisi yang sangat langka namun sangat strategis pasti > akan diperebutkan. Karenanya potensi konflik akan sangat sangat besar, > apalagi jika cakupan dari yang dipimpin itu sebuah supranegara seperti > diimpikan HT. Di titik ini saja sudah tampak jelas ketidakrealistisan > itu. > > Pertanyaan yang selalu terbawa tiap kali kita berhadapan dengan wacana > Syariah sebagai hukum formal adalah: syariah yang bagaimana? HT sejak > sedari awal menolak demokrasi, karena sistem ini dianggap kafir. > Ketika saya menjelaskan sikap HT ini terhadap demokrasi pada teman > saya, spontan saja dia bertanya: Lho kalau tidak demokrasi, lalu apa? > Demokrasi mungkin memiliki sisi buruk, namun, seperti kata Churchill, > yang lebih baik dari demokrasi tidak ada. Dari sikap HT yang seperti > ini sudah bisa kita bayangkan bagaimana sikap HT terhadap orang lain, > terhadap "the others" (sang liyan). Orang lain tidak sekedar perlu > diakui keberadaannya atau dilindungi seperti binatang langka, tetapi > juga memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti kita, termasuk hak > berekspresi dan mengembangkan diri. Apa jaminannya bahwa HT tidak lagi > memberlakukan sistem zimmi sesuai ajarah Syariah? HT saja sudah > melarang perempuan menjadi pemimpin. Ironisnya, HT bisa berkembang > justru di negara-negara demokrasi. Mereka bisa besar di Indonesia > karena kini negara ini menjadi lebih demokratis. Di zaman Suharto > mereka "di bawah tanah" dan dengan mudah bisa terkena pasal2 > subversif. HT justru pesat di negara-negara Eropa yang merupakan > negara kafir yang selalu mereka cap sebagai musuh Islam. Kemarin di > Senayan itu boss HT Indonesia berteriak yang intinya siapa yang mau > menghalang-halangi dakwah (propaganda) HT, berarti dia melanggar > freedom of speech. Bukankah freedom of speech itu salah satu pilar > demokrasi, yang justru mau mereka bunuh? Bukankah ini munafik namanya? > HT bisa hidup karena demokrasi, namun bercita-cita membunuh demokrasi. > Apa ini bukan durhaka namanya? Apa ini bukan kanker? HT jelas dan > nyata adalah musuh demokrasi, dan mereka sendirilah yang > terang-terangan memusuhi demokrasi. > > Saya pribadi sejak awal mengenal HT hingga kini tidak pernah merasa > nyaman dengan sikap gerakan ini yang konfrontatif, suka musuh-musuhan > dan menebar kebencian. Di sana-sini selalu ada musuh yang mengincar, > bahwa semua perilaku Barat (Amerika) dan orang Kristen hanyalah > bertujuan satu hal: kehancuran Islam, dan sebab itu jangan berteman > apalagi memilih kafir sebagai pemimpin, dst. dst. Umat Islam selalu > digambarkan sebagai korban yang terus-menerus diancam akan dihancurkan > oleh Barat-Kristen-kafir. HT rupanya senang menggunakan pendekatan > self-victimization sehingga ada alasan untuk merengek-rengek minta > solidaritas. HT termasuk yang gencar menempel pamflet, bikin buletin > dan lain-lain di mana-mana. > > Saya masih ingat betul di pamflet Al Islam yang diterbitkan HT > Surabaya sekitar delapan atau tujuh tahun yang lalu ada segaris > kalimat yang berbunyi: "Mari kita berburuk sangka kepada non-muslim". > Sungguh luar biasa ajakan ini ... Islam macam apa yang kamu bawa > sebenarnya, HT? Saya pernah mencoba ikut kelas ekonomi Islam yang > (semula saya kira netral, ternyata) disponsori HT. Kelas dimulai > dengan menjelek2kan semua sistem ekonomi lain. Pembicaranya yang orang > HT bersemangat bercerita tentang kapitalisme dan marxisme klasik, > namun ketika dicecar lebih jauh tentang kapitalisme kontemporer dia > gelagapan, dan dengan entengnya berkata: "Sudahlah, kita tidak usah > ribet lebih jauh membahas semua sistem itu. Untuk apa? Semua itu tidak > sesuai syariah Islam ...". Hebat orang HT !! Kelas selalu dimulai oleh > tutor yang menayangkan slide bergambar buldoser berbendera HT > menggerus menara Eifel, menara Pisa, Gedung Putih dll. dan dijelaskan > bahwa inilah cita-cita kita umat Islam, merobohkan "sistem kafir" dan > mengganti dengan "sistem Islam". Ketika ada peserta bertanya, > bagaimana membiayai ekonomi di daerah2 miskin. Jawabnya enteng: "Mudah > saja, kalau khilafah sudah terbentuk, maka minyak dari Brunai dapat > kita gunakan untuk kemaslahatan orang2 miskin" ... Jawaban yang cerdas > !! Mereka, seperti kita tahu, menawarkan standar emas dengan mata uang > Dinar. Ketika ditanya mengapa menggunakan standar emas, salah satu > jawabannya adalah begini: "Karena di dalam syariah, seseorang, > misalnya, yang batal puasanya atau yang kewajibannya lain gagal > dilakukan, ia harus menggantinya dengan membayar sejumlah emas, maka > itu berarti uang emas harus diadakan. Jadi uang emas diberlakukan > antara lain ya untuk membayar pelanggaran kewajiban sesuai yang > digariskan syariah ...". Bukan main canggihnya pola pikir kebalik > seperti ini. ... Seperti inikah kualitas > orang2 HT? > > Pelajaran terpenting yang saya dapat sehabis dari kelas itu adalah: > kelucuan yang dibungkus agama akan tampak seperti kemuliaan. Dan > dengan cara ini HT menipu banyak orang. Orang-orang ini sebenarnya > ingin beragama baik2, tetapi karena selalu saja di agama itu > didengungkan sami'na wa atha'na (dengar dan taati), akhirnya mereka > kejeblos dalam kelucuan-kelucuan seperti yang dibuat HT ini. Semoga > mereka sadar. > > MZ > > > > > > > --------------------------------- > Luggage? GPS? Comic books? > Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search. > > [Non-text portions of this message have been removed] > --------------------------------- Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when. [Non-text portions of this message have been removed]