Memang parah sikap masyakarat kita thd perempuan.  

Upaya serempak perlu digalang antar-departemen pendidikan,
pemberdayaan perempuan, dept agama, badan sensor film, komisi
penyiaran TV dll yg terkait agar citra perempuan itu diperbaiki.

Kita harus menuntut agar pemerintah mejalankan program perbaikan agar
pencitraan buruk itu dalam 2-3 tahun ini sudah tidak ada lagi.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "adindatitiana"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Lihat di www.transparansi-riau.comer
> 
> 
> 
> Perempuan Dalam Tayangan Televisi
> 
> 
> 29 Sep 2007 @19:10:05, OPINI
> 
> 
> Oleh: Titiana Adinda
> 
> Kalau anda melihat tayangan komedi Extravaganza di Trans TV edisi 9
> Juli 2007 yang lalu.Tentu anda akan menyaksikan bagaimana peristiwa
> kekerasan dalam rumah tangga yang banyak dialami oleh perempuan dan
> anak dijadikan bahan parodi atau lawakan oleh para pemain
> Extravaganza.Sungguh sebuah kejadian miris.Bagaimana tidak?Peristiwa
> Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) bisa dijadikan lelucon semacam
> itu?Tentu saja ini adalah kesalahan para jurnalis televisi yang masih
> menganggap enteng peristiwa kekerasan terhadap perempuan dan anak.
> Menurut Veven Sp.Wardhana pengamat televisi dan media ada tiga
> tipologi perempuan dalam tayangan televisi indonesia: [1] perempuan
> pembawa petaka, [2] perempuan pelaku duka nestapa yang sama sekali tak
> pernah punya daya untuk menghadapi dan melawan penyebab duka derita,
> [3] pseudo-manusia alias perempuan 'sakti' yang menjadi pendekar aneh
> macam mak lampir atau sekalian menjadi hantu macam si manis jembatan
> ancol --dan mereka inilah yang bisa balas dendam.
> 


Kirim email ke