Di Pulau Jawa, semua orang takut dengan ulah FPI. Saat FPI menjalankan aksinya, tak ada yang berani melawan. Beda dengan warga Dayak di Kalimantan. Mereka berhasil menggencet ulah FPI. Berita dari Tribun Kaltim, www.tribunkaltim.co.id
FPI dan Warga Dayak Berdamai SAMARINDA, TRIBUN- Front Pembela Islam (FPI) akhirnya berdamai dengan warga Dayak, pasca- perselisihan saat sweeping FPI Sabtu (29/9) lalu di Samarinda. Ini disampaikan Kapoltabes Samarinda, Kombespol Marwoto Soeto di Samarinda, Selasa (2/10), sesuai hasil kesepakatan mereka. Kedua pihak bertemu dan sepakat mengakhiri perselisihan ini, Senin (1/10) malam. Marwoto mengatakan, FPI berjanji tidak akan melakukan sweeping dengan pendekatan seperti yang dilakukan pekan lalu. "Kami kepolisian sudah me-warning, kalau mau pawai atau konvoi melaporlah ke polisi supaya kami kawal. Kalau melakukan sweeping, sekalipun tidak berbenturan dengan masyarakat tetap harus lapor polisi, kan begitu. Tetap kami akan proses kalau mereka mukul orang," tandasnya. Jika FPI menemukan gejala yang meresahkan masyarakat seperti minuman keras dan aksi kriminalitas lainnya, Marwoto berharap, mereka melaporkannya secara resmi kepada pihak berwajib. Terkait penanahan dua oknum anggota FPI, Marwoto menegaskan, proses hukum terus berlanjut. Tapi penangguhan mereka disetujui. Selain itu, polisi masih mencari pelaku lain yang diduga terlibat pemukulan di Samarinda Seberang. Mengenai laporan senjata tajam (sajam), menurut Marwoto, cuma mengada-ada. "Itu kan alat mereka. Kalau orang Dayak jaga malam kan memang menggunakan itu, " ujarnya. Ia berharap kedua pihak menghormati kesepakatan yang sudah dibuat. "Jika terjadi perselisihan yang berujung bentrok fisik, polisi tidak segan-segan menindak. Siapa saja kalau anarkis dan meresahkan masyarakat, kami pasti tindak," tegasnya. Sebelumnya Ketua DPD FPI Kaltim, Muhammad Alwi Assegaf, mengatakan FPI hanya menggelar konvoi damai untuk menyejukkan bulan puasa. Niat untuk melakukan sweeping didasari kondisi Samarinda yang tidak nyaman selama Ramadan. (asi) KESEPAKATAN 1.Pihak FPI Samarinda bersedia meminta maaf atas tindakan yang telah dilakukan yaitu adanya ucapan atau yel-yel yang menyinggung perasaan etnis Dayak 2. Warga Dayak meminta maaf kepada FPI atas perbuatan yang terjadi setelah permasalahan ketersinggungan tersebut. 3. Penyampaian permohonan maaf FPI kepada Etnis Dayak di media massa, diserahkan kepada Poltabes Samarinda untuk menyampaikannya 4. Terhadap kasus pemukulan yang dilakukan oknum FPI, masing-masing pihak sepakat untuk menyerahkan kasus tersebut kepada Poltabes Samarinda untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 5. Masing-masing pihak sepakat untuk meredam permasalahan yang terjadi agar tidak berkembang dan terulang lagi.(asi) KRONOLOGI PERDAMAIAN 1 Oktober 2007 * Pukul 10.00-11.00 - Kapoltabes bertemu Tokoh Adat Dayak di ruangan Kapoltabes. Mereka meminta FPI menyampaikan maaf secara terbuka kepada warga etnis Dayak. * Pukul 14.00-15.00 - Kapoltabes bertemu dengan FPI. FPI meminta Poltabes Samarinda memfasilitasi pertemuan FPI dengan tokoh adat Dayak. * Pukul 20.00-23.00 - pengurus FPI Samarinda dengan perwakilan Tokoh Adat Dayak bertemu di ruang rapat Poltabes Samarinda. Wakil dari FPI delapan orang sedangkan wakil Adat Dayak 12 orang. Mereka sepakat untuk berdamai dan mengakhiri perselisihan Sumber: Poltabes Samarinda (asi) --------------------------------- Tonight's top picks. What will you watch tonight? Preview the hottest shows on Yahoo! TV. [Non-text portions of this message have been removed]