Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih
berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar anak
saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian saya dan
istri "kerja bakti" untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.

Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla
sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air
wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya
menyeletuk: "Mau ke mana, mas?"

"Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?", jawab saya.
"Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah", sahut istri saya kembali.
"Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di musholla",
jawab saya.
"Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor
begini. Terserah ayah, deh", ketus istri saya.

Deg.... Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla untuk
mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak yang bocor.

Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar anak. Saya
memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.

Apakah saya salah?

Kinantaka


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to