Rahasia Badai dan Doanya Oleh: Syamsuri Rifai Sebagian manusia menghubungkan badai hanya sebagai akibat pemanasan global. Tidakkah mereka mendengar firman Allah swt: "Sesungguhnya Kami telah menghembuskan angin yang sangat kecang kepada mereka pada hari nahas yang terus-menerus." Al-Qamar: 19). "Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan." (Adz-Dzariyat: 41).
Jika hanya pemanasan global yang menyebabkan badai, mengapa badai juga terjadi di zaman dahulu sebelum ada pemanasan global? Bukankah ini menjadi bantahan bagi orang-orang yang beranggapan seperti itu. Bukankah akibat bergabungnya dosa-dosa tasyri'iyah dan dosa-dosa takwiniyah yang mengundang datangnya badai? Pemanasan global adalah prilaku manusia yang berkait deangan hukum- hukum takwiniyah. Yang sebagian mengandung perbuatan dosa bagi mereka yang berlebih-lebihan, dan sebagian lagi tidak berdosa karena masih dalam tingkat kewajaran. Siapakah yang berlebihan-lebihan dalam pemanasan global? Bukankah hal ini beda tipis dengan melempar batu bersembunyi tangan. Bersatunya dosa-dosa tasyri'iyah dan takwiniyah menjadi kelayakan Allah swt untuk menurunkan azab-Nya ke muka bumi. Keingkaran manusia di abad ini dibanding ummat terdahulu lebih pantas menerima azab dari Allah swt. Mengapa? Karena untuk meyakini missi Rasulullah saw mereka lebih banyak perangkat, tehnologi dan sains, untuk mengetahui sebagian rahasia alam. Mengapa masih tidak meyakini missi Rasulullah saw secara utuh? Dosa siapakah ini? Dosa personal atau dosa kolektif? Sebagai bahan diskusi kita, saya kutipkan firman Allah swt dan hadis Rasulullah saw: "Apa saja musibah yang menimpa kamu, itu adalah disebabkan oleh tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar." (Asy-Syura: 30) "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali mereka berubah keadaan mereka sendiri." (Ar-Ra'd: 11) Rasulullah saw bersabda: "Janganlah kalian mengecam angin karena angin itu diperintahkan oleh Allah. Jangan juga kalian mengecam gunung-gunung, waktu, hari dan malam. Jika kalian lakukan itu, kalian berdosa, dan akibatnya akan kembali kepada kalian." (Al-Faqih 1: 544) Jika sebagian manusia memahami hukum takwiniyah atau hukum alam adalah hanya peristiwa alam yang dapat ditangkap oleh panca indra dan bersifat eksperimental. Maka bagaimana dengan pertanyaan berikut ini: 1. Apakah peristiwa api tidak membakar Nabi Ibrahim (sa) itu tidak sesuai dengan hukum alam? Apakah mu'jizat itu menyalahi hukum alam (sunnatullah)? Mungkinkah hukum tasyri'i (yang melalui wahyu) bertentangan dengan hukum takwini? 2. Kalau begitu apa sebenarnya sunnatullah itu yang di dalam Al- Qur'an disebutkan tidak ada perubahan dan pergantian? 3. Apakah badai itu hanya disebabkan oleh pemanasan global? Mengapa di zaman dulu sebelum ada pemanasan global juga terjadi badai? 4. Apakah dosa-dosa manusia tidak andil dalam peristiwa badai? Kalau manusia mampu mengatasi semua pristiwa alam tanpa informasi langit, untuk apa Rasulullah saw dan missinya diturunkan ke muka bumi sebagai rahmatan lil-`alamin? 5. Bukankah musibah2 alam ini tidak disebabkan arogansi manusia dengan pemikiran dan kekuasaannya? Tidak layakkah Allah swt menurunkan azab seperti terhadap ummat terdahulu? "Katakanlah: Tuhanku akan memperhatikan kamu kalau bukan karena doamu." (Al-Furqan: 77). Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang melindungi kita dari segala musibah alam yang kita takutkan berkat doa para kekasih- Nya. Amin ya Rabbal `alamin. Bagi yang berminat doa keselamatan dari Badai, dan informasi hadis- hadis dari Nabi saw tentang badai, silahkan berkunjung ke: http://shalatdoa.blogspot.com http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa