Menarik dan cukup aneh buat saya, ada yang ingin berlindung dan melindungi
nabi palsu di balik 'ketokohan' orang seperti Haekal, yang notabene seorang
muslim kontemporer yang sikapnya sangat liberal dan cenderung
western-minded, yaitu menolak adanya hal-hal ghaib termasuk mukjizat para
Nabi dan Rasul, sehingga ketika dia menulis 'biografi' Rasulullah misalnya,
dia tidak memasukkan semua yang ia pandang 'non-sense' dan 'takhayul' dan
memberikan penjelasan atas fenomena yang sama itu dalam pendekatan yang
rasional dan logis ... 'agar diterima kalangan pembaca Barat' katanya konon.

Yang begini ko jadi sandaran pengikut nabi palsu yang 'membawa nubuatan' bla
bla bla ...! aneh aneh aneh neh neh neh ...

Benar saja yang disampaikan Akmal ini:

Banting Setir

assalaamu'alaikum wr. wb.

Supir egois adalah musibah bagi para pengguna jalan raya. Karena
mementingkan diri sendiri, ia menjadi tidak peka dengan kepentingan orang
lain. Salip kanan-kiri tanpa etika, pindah lajur pun seenaknya saja. Ia
hanya mempertimbangkan kepentingannya sendiri. Kalau ingin ke kiri, ia
banting setir ke kiri. Kalau mau ke kanan, dibantinglah ke kanan. Tinggallah
orang-orang waras di sekitarnya yang harus terkaget-kaget melihat aksi tak
terduga darinya.

Dalam kehidupan sehari-hari juga banyak ditemukan aksi 'banting setir'. Baik
dalam urusan berkendaraan atau urusan kehidupan sosial, aksi semacam ini
berasal dari akar yang sama : egosentris. Segalanya harus menyesuaikan diri
dengan dirinya sendiri, sedangkan ia sendiri tak sudi menyesuaikan diri
dengan yang lain. Orang-orang semacam ini hobi berkelit. Pendapatnya
berubah-ubah, tergantung mana yang cocok dengan dirinya pada saat itu.
Sekarang bilang A, besok bisa bilang B, jika keadaan menguntungkan baginya.
Seorang pembela Gus Dur mengecam artikel saya (tepatnya yang ini) dengan
berbekal dalil-dalil Al-Qur'an, yaitu Q.S. Al-Hujuraat : 11-12. Kedua ayat
yang dikemukakannya memiliki beberapa poin yang dapat dengan mudah kita
lihat, antara lain :

- Jangan merendahkan orang lain, karena yang direndahkan itu bisa jadi lebih
baik daripada orang yang merendahkannya.
- Jangan memanggil dengan panggilan yang buruk.
- Jauhilah prasangka.
- Jangan mencari-cari kesalahan orang lain.
- Jangan saling bergunjing.

Bisa ditebak bahwa dua ayat dalam surah Al-Hujuraat ini dikemukakan karena
artikel saya yang satu itu dianggap telah melanggar semua (atau sebagian)
dari poin-poin di atas. Dengan kata lain, artikel saya itu dianggap
merendahkan Gus Dur, penuh dengan prasangka buruk terhadap Gus Dur,
mencari-cari kesalahan Gus Dur, dan menggunjingkan Gus Dur.

Inilah yang dinamakan aksi banting setir dalam beragama. Gus Dur sendiri,
menurut hemat saya, adalah orang yang paling pas untuk diperingatkan dengan
kedua ayat ini. Ingatlah bagaimana komentarnya tentang partai-partai selain
PKB yang 'lahir dari rahim' NU : telur dan tahi sama-sama keluar dari pantat
Ayam! Soal prasangka, Gus Dur malah lebih canggih lagi. Entah sudah berapa
kali ia 'tunduk' pada bisikan-bisikan gaib. Karena bisikan-bisikan itu, ia
pun bentrok dengan dua ketua umum PKB sebelumnya, dan hampir saja bentrok
dengan ketua umum PKB yang sekarang.

Kalau mau jujur, kita harus perhatikan konteks dari suatu dalil yang hendak
digunakan. Banyak hal dalam agama Islam yang nampak kontradiktif, tapi jika
kita paham konteksnya, maka segalanya akan nampak indah. Sebagai contoh, ada
prinsip yang melarang kita mengajukan diri untuk mendapatkan suatu jabatan.
Di sisi lain, justru Nabi Yusuf as. secara terang-terangan mengajukan
dirinya kepada Raja Mesir untuk diangkat menjadi Bendaharawan Negara.
Menurut alm. Ust. Rahmat Abdullah, memang pada dasarnya kita tidak boleh
mencalonkan diri, agar terjaga dari hawa nafsu jabatan. Tapi dalam keadaan
genting boleh saja. Artinya, jika jabatan itu sangat strategis dan kita
khawatir ia akan diambil oleh orang-orang zalim, maka kita boleh mengajukan
diri. Inilah yang terjadi pada kasus Nabi Yusuf as. Karena negerinya
terancam paceklik berkepanjangan, maka perekonomian negara harus diatur oleh
orang yang benar-benar terpercaya.

Ayat ke-11 dan 12 pada surah Al-Hujuraat sendiri memiliki konteks dan
definisinya tersendiri. Sebagai contoh, apakah mendiskusikan kezaliman
seorang pemimpin bisa disamakan dengan menggunjing? Apakah menceritakan
kekeliruan pemikiran seseorang yang sudah terlanjur dianggap sebagai ulama
dianggap sama dengan mengolok-olok? Apakah memberitakan kebenaran bahwa Gus
Dur menyebut Al-Qur'an sebagai kitab porno itu dianggap sama dengan gosip
ala ibu-ibu yang kurang kerjaan?

Gus Dur sudah terlanjur dianggap sebagai ulama oleh banyak orang. Bahkan ada
juga yang menganggapnya sebagai wali, atau Imam Mahdi. Jika yang berpendapat
bahwa Qur'an itu porno adalah preman jalanan, tentu efeknya takkan gawat.
Sebaliknya, jika Gus Dur yang berkata demikian, maka kita harus curiga
dengan pola pikirnya, karena ia bisa menular ke khalayak ramai yang
memujanya. Ini jauh lebih gawat daripada kasus perceraian artis yang jadi
pergunjingan dimana-mana. Oleh karena itu, dalil Q.S. Al-Hujuraat : 11-12
sangat tidak pas untuk digunakan di sini. Lucunya, yang sering menggunakan
dalil ini untuk membela Gus Dur adalah mereka yang menyebut dirinya kaum
'kontekstualis'. Padahal justru dirinya sendirilah yang tak mampu berpikir
secara kontekstual.

Masih banyak aksi banting setir yang lain. Ada Ahmad Dhani yang tak pernah
bicara agama, tapi tiba-tiba berdalil (atau berdalih?) menggunakan ajaran
Islam ketika bersengketa dengan istrinya sendiri. Ada PDIP yang membawa isu
sektarian ketika hendak menjegal PKS di Pilkada DKI, padahal PDIP sendirilah
yang dulu menggunakan aksi 'cap jempol darah' untuk mengintimidasi
lawan-lawan politiknya demi memuluskan langkah Megawati ke kursi RI-1. Ada
Zuhairi Misrawi yang mengaku tidak suka dengan tafsir literalis, tapi ia
sendiri menggunakannya untuk melegitimasi ajaran pluralisme.

Orang-orang egois memang menyusahkan. Mereka suka banting setir seenaknya,
tidak peduli dengan keadaan orang di sekitarnya. Sementara orang lain
setengah mati berusaha memaklumi kelakuannya, mereka dengan cueknya
melenggak-lenggok bagaikan pemilik jalan raya. Sikapnya berubah sesuai
keadaan. Kalau sedang malas, lupakan saja Al-Qur'an. Tapi kalau sedang
diserang, berlindung dengan Kitab Suci pun sah-sah saja, meskipun konteksnya
kacau balau.

Allah Maha Adil. Mereka yang hobi banting-banting setir di jalan raya
biasanya cepat atau lambat akan celaka. Mereka yang suka banting setir dalam
beragama pun akan celaka. Kalau balasannya dipercepat di dunia, maka itu
adalah kemungkinan terbaiknya. Tapi bagaimana kalau ditunda sampai di
akhirat? Hiiiiii....

wassalaamu'alaikum wr. wb.

btw, setahu saya Hz atau hazrat itu khas penghormatan non-islami untuk
menghormati tokoh2 muslim silingkup anak benua india, tidak bisa digunakan
buat para shahabat sekalipun yang sudah jelas gelarnya, RadialLaahu Anhu
atau RA ...! ini ga usah ditanggapi lo, sekadar sekilas lintas saja ... :-)

satriyo
On Nov 24, 2007 10:58 AM, ma_suryawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>  .
>
> Bung Rizal,
>
> Coba kalau begini:
>
> Bahwa cendekiawan seperti Haekal, yang sangat mumpuni keilmuannya dan
> diakui di dunia Islam, di dalam bukunya tidak pernah menyatakan bahwa
> Khalifah Abu Bakr r.a. memerintahkan untuk memerangi gerakan
> Musailimah dan Banu Hanifah karena pendakwaan kenabiannya.
>
> Itu point yang saya angkat.
>
> Namun, banyak orang Islam merasa bahwa pendakwaan kenabian itu boleh
> diperangi dengan mengikuti seperti apa yang dilakukan oleh Khalifah
> Abu Bakr r.a.
>
> Jadi, dibandingkan dengan Haekal yang sangat mumpuni keilmuannya, yang
> dalam bukunya TIDAK PERNAH menyatakan bahwa Abu Bakr ra. memerangi
> Musailimah dkk karena pendakwaan kenabiannya, lalu mengapa orang-orang
> Islam itu (karena ajaran para kyai/mullah/ulama) kemudian cari alasan
> dengan mengatakan bahwa pendakwaan kenabian boleh diperangi dg fisik
> karena ada contohnya dari Abu Bakr ra?
>
> Berlindung dibalik sosok Abu Bakr r.a. untuk meligitimasi sikap dan
> pemaksaan atau kekerasan fisik kepada pendakwa kenabian serta
> pengikutnya adalah hal yang absurd dan merendahkan kemuliaan dan
> martabat Hz. Abu Bakr r.a. yang begitu setia, patuh dan taat kepada
> Rasulullah s.a.w. - yang mana Rasulullah s.a.w. sendiri tidak pernah
> memerangi dengan fisik para pendakwa kenabian.
>
> Salam,
> MAS
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> Mohammad Rizal
>
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Memang betul Rasulullah diutus untuk memberi peringatan. Peringatan
> tersebut harus dengan kasih sayang, karena sudah fitrah manusia suka
> disayang.
> >
> > ALLAH dan Rasul-Nya tidak pernah memerintahkan berperang sebelum
> tegak satu tatanan negara Islam. Kita lihat, tidak ada Rasulullah SAW
> berperang selama di masa Makkah. Sebaliknya, setelah di Madinah,
> berkali-kali (76 kali selama Rasulullah hidup) mereka mengirim
> expedisi untuk berperang. 26 di antaranya langsung dipimpin Rasulullah
> saw.
> >
> > Tentang penafsiran bahwa Rasulullah saw. tidak memerangi Nabi palsu,
> mesti kita pertimbangkan juga fakta-fakta di bawah ini. Ahlussunah wal
> jamaah, selain mengambil hukum dari Al Quran dan Sunnah Rasul saw.,
> juga dari ijma' ulama dan qiyas. Kita sama tahu bahwa Sayidina Abu
> Bakar dan seluruh Sahabat Rasulullah saat itu sepakat (ijma')
> memerangi Musailamah si pembohong. Kalau tindakan Sayidina Abu Bakar
> ini menyalahi Sunnah Rasul, pasti tidak diragukan lagi para Sahabat
> akan mencegahnya beramai-ramai. Buktinya? Para Sahabat beramai-ramai
> IKUT memerangi Nabi palsu tersebut.
> >
> > Siapakah yang faham agama ini setelah Rasulullah? Tentu saja PARA
> SAHABATNYA ra., karena mereka bertemu langsung dengan Rasulullah saw.,
> diislamkan oleh Rasulullah saw., dididik oleh Rasulullah saw., dipuji
> oleh ALLAH dan Rasulullah saw., dan FAHAM sekali tentang Al Quran dan
> Sunnah yang diturunkan dalam bahasa mereka dan konteks turunnya ayat
> waktu itu.
> >
> > Siapa yang lebih tepat menafsirkan Quran dan Sunnah (tindakan Nabi
> saw.), apakah Sayidina Abu Bakar As Shiddiq (Sahabat Rasulullah yang
> paling utama) atau pengikut nabi palsu dari india yang menafsirkan
> dari buku Haekal?
> >
> > Jadi kesimpulannya, Nabi-nabi palsu WAJIB diperangi ketika Islam
> telah mendapat satu pimpinan yang bertaraf khalifah Rasulullah.
> Sekarang ini, cukup dengan perang pikiran dan media saja.
> >
> >
> > -Rizal-
> >
> >
> >
>  > abdul latif <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bpk setuju sekali.inilah cara nabi dlm menegakan amar makruf nahi
> mungkar di tanah Arab..
> >
> > Bagaimana menegakan AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR menurut al
> quran...menurut sunnah Rasul? Rasulullah mengikuti al Quran 100%,
> mengikuti ayat2 dibawah ini:
> >
> > Waktu Rasul berdakwah menyampaikan peraturan2 ALLAH kepada
> masarakat jahilliah Arab. Dlm masarakat arab pada waktu itu terdapat ;
> > --bermacam keyakinan, menyembah berhala dll
> > --wanita2 penari perut..di kafe3
> > --laki laki yang suka berjudi dan minum alkohol.
> > --penguasaha yang suka meminjamkan uang dgn bungat yang menyekik.
> > --wanita2 banyak yang berzina dan menjadi gundik3
> > --laki laki berpoligami lebih dari 4 istri.
> > --dan lain2 perbuatan2 maksiat
> >
> > Rasulullah saw tidak diberi tugas untuk melarang /menagkap wanita2
> penari perut, tapi memberikan peringatan2 saja bahwa perbuatan2 itu
> tidak disukai oleh ALLAH.
> >
> > Rasulullah memberikan peringatan2 kepada penjudi2, penyembah
> berhala,peminum alkohol dgn sopan santun dan hikmah. Rasulullah tidak
> menutup tempat2 penyembahan berhala dan tdk metutup fabrik2 alkohol dll.
> >
> > Coba para pembaca perhatikan ayat2 dibawah ini jelas2 berlawanan
> dgn Hadist Dhoif(palsu) yg sering di gunakan oleh gol islam lainnya
> untuk menegakan amar makruf nahi mungkar,degan kekerasan.
> >
> > "Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran,hendaklah is
> mengubah dengan TANGAN MU:jika tidak mempu, hendaklah dengan lisannya;
> jika tidak mampu hendaklah dengan hatinya.Akan tetapi,yang demikian
> adalah selemah lemahnya iman.HR.Muslim"
> >
> > ( mengubah dengan tangan diartikannya dengan membuat undang2,
> melarang, mengusir lawannya dan bahkan membakar rumah2 dan kantor2
> lawan2nya inilah yang terjadi sekarang ini di negara2 berpenduduk islam.)
> >
> > ALLAH berfirman:
> > 1.Maka berilah Peringatan (kepada peminum alkohol,wanita2 penari
> perut, orang2 berjudi, orang2 yang menyembah berhala2, atau orang2 yg
> dianggap sesat dll) karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang
> memberi peringatan, Kamu bukanlah orang yang berkuasa (diktator,) atas
> mereka. Tetapi orang yang berpaling, khafir (ingkar),maka ALLAH akan
> mengazabnya dengan azab yang besar, QS 88:21-22
> > (Jadi bukan Rasul atau ulama2 atau penguasa yang mengazabnyaÂ…tapi
> ALLAH saja...)
> >
> > 2.Tugas kamu ( Muhammad) hanya menyampaikan saja. kami lah yang
> menghisab perbuatan2 mereka dan...QS.13:40
> > (Ulama2, pemerintah, orang tua, Ulil amri dll, tidak boleh memaksa
> orang untuk mengikuti kemauan kita)
> >
> > 3.Jika sekiranya kamu bersikap keras,kasara, jaht budi
> pekerti,berhati kasar (tdk lemah lembut) niscaya larilah tamu tamu itu
> dari kamu. QS 3:159.ANTI KEKERSAN.
> >
> > Kesimpulan:
> > Cara menegakan amar maktuf nahi mungkar adalah dengan kasih sayang,
> tolerensi,bersabar,tanpa kekerasan,tanpa melarang(haram) dan
> diskriminasi sesuai dengan al quran.Sebab yang akan membukakan hidayah
> itu hanya ALLAH semata, bukan dgn kekerasan.
> >
> > Jadi kalau ada gol islam yang menzolimi, mengharamkan, melarang,
> mem-ban dll kepada sekte2 islam lain2nya mereka mengingkari,
> peraturan2 ALLAH ( Al Quran),Syariat islam yang murni.
> >
> > Kalau benar penafsiran bpk mari kita sebar-luaskan,kalau salah,
> mohon diberikan koreksi dan bpk hargai sekali.
> >
> > Semoga bermanfaat
> > wassalamu'alaikum wrwb
> >
> > Silakan kirimi teman2,usztad2,ulama2 dan Da'i semoga bermanfaat.
> >
>  > ma_suryawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Assalamu'alaikum,
> >
> > Banyak orang Islam (misalnya seperti Lina, dll) merasa dan gemar
> > mengatakan bahwa pada jaman dulu Nabi Muhammad s.a.w. telah
> > mengajarkan untuk memerangi nabi palsu.
> >
> > Perasaan serta perkataan mereka itu tidak pada tempatnya, sebab Nabi
> > Muhammad s.a.w. tidak pernah memerangi pendakwa kenabian, dan tidak
> > pula beliau s.a.w. mengajarkan/menyuruh untuk memerangi nabi palsu
> > beserta pengikutnya.
> >
> > Muhammad Husain Haekal, penulis biografi yang sangat mumpuni dan
> > sangat diakui oleh dunia Islam dengan karya-karya hebatnya mengenai
> > biografi Nabi Muhammad s.a.w. dan para Khalifah Rasyidah r.a., menulis
> > mengenai Musailimah, Tulaiha dan Aswad al-Ansi sebagai berikut:
> >
> > "Itulah sebabnya, tatkala ada tiga orang yang mendakwakan diri sebagai
> > nabi, oleh Muhammad tidak banyak dihiraukan." (Haekal, Muhammad
> > Husain, Sejarah Hidup Muhammad, terjemahan dari bahasa Arab oleh Ali
> > Audah. Jakarta, Bogor: PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 1990, hal. 559)
> >
> > Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. tidak menghiraukan klaim kenabian 3 orang
> > tersebut. Kemudian jika Anda baca baik-baik tulisan Haekal secara
> > menyeluruh (Baik dalam buku "Sejarah Hidup Muhammad" atau buku "Abu
> > Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan
> > Sejarah Islam Sepeninggal Nabi"), dapat ditemukan bahwa yang beliau
> > s.a.w. kuatirkan adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru
> > lahir yg terdiri dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan
> > kehadiran 3 orang itu yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan
> > persatuan Jemaat Islam yang baru lahir tumbuh berkembang.
> >
> > Jika lebih jauh mempelajari karya Haekal, akan ditemukan bahwa Nabi
> > Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerangi Tulaihah karena pendakwaan
> > kenabiannya, tidak pula beliau s.a.w. pernah memerangi Tulaihah karena
> > masalah lainnya.
> >
> > Tentang Musailimah, yang pernah mengirim surat kepada Nabi s.a.w.
> > bahwa ia adalah Nabi juga, dan bahkan meminta kepada Nabi s.a.w.
> > supaya isi bumi ini dibagi menjadi dua.
> >
> > Coba baca baik-baik kutipan dari tulisan Haekal berikut ini:
> >
> > "Setelah surat itu dibaca kedua orang utusan Musailima itu oleh Nabi
> > DITATAPNYA, dan HENDAK MEMBERIKAN KESAN kepada mereka, bahwa Nabi akan
> > menyuruh supaya mereka dibunuh, kalau tidak karena memang adanya
> > ketentuan bahwa para utusan harus dijamin keselamatannya. Kemudian
> > Nabi membalas surat Musailima dengan mengatakan ia sudah mendengarkan
> > isi suratnya dengan segala kebohongannya itu..." (Sejarah Hidup
> > Muhammad, hal. 559-560).
> >
> > Perhatikan kalimat "ditatapnya, dan hendak memberikan kesan kepada
> > mereka" - itu hanyalah tatapan gertakan/tampilan Nabi s.a.w. saja
> > dalam meredam kegusaran beliau karena isi surat Musailima yang seenak
> > udelnya.
> >
> > Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh
> > atau menggebuki (memerangi) Musailima karena pendakwaan kenabiannya,
> > oleh sebab itu adalah keliru jika mengatakan nabi s.a.w. kemudian
> > memerangi pendakwa kenabian seperti Musailimah itu. Nabi Muhammad
> > s.a.w. hanya menyatakan bahwa Musailimah sebagai pembohong (al-Kadzab)
> > saja, sebab hanya beliau saja yang berhak menyatakan Musailimah
> > sebagai pembohong karena status beliau s.a.w. sebagai nabi yang haq.
> >
> > Tentang Aswad al-Ansi, yang memiliki kedudukan yang bermartabat di
> > Yaman dengan pangkat sekelas Gubernur, yang suka berperan sebagai
> > paranormal dan jago sihir.
> >
> > Kutipan atas tulisan Haekal soal Aswad al-'Ansi sbb:
> >
> > "Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han
> > meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak
> > orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai
> > orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman
> > diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana
> > dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia
> > hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI
> > tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad." (Sejarah Hidup Muhammad,
> > hal. 560)
> >
> > Perhatikan kalimat "Tapi bahaya ini" - maksudnya adalah bahaya
> > menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya
> > TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w.
> >
> > Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian
> > Aswad dan klaim kemampuan sihirnya.
> >
> > Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh
> > atau menggebuki (memerangi) Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya,
> > oleh sebab itu adalah keliru jika mengatakan nabi s.a.w. pernah
> > memerangi nabi palsu.
> >
> > Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi.
> > Sebagaimana yang saya sampaikan sebelumnya bahwa jika membaca
> > baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku "Sejarah
> > Hidup Muhammad" atau buku "Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan
> > Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi"),
> > dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan adalah persatuan
> > dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri dari banyak
> > kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu yang beresiko
> > memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam yang baru
> > lahir tumbuh berkembang.
> >
> > Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang
> > kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad
> > DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman
> > BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560).
> >
> > Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan
> > menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa
> > mengganggu tatanan & persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh
> > berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh
> > dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah
> > berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh
> > istrinya sendiri.
> >
> > Untuk membuktikan ulasan saya mengenai kekuatiran Nabi s.a.w. atas
> > ancaman rusaknya tatanan dan persatuan masyarakat Islami yang baru
> > lahir tumbuh berkembang beberapa waktu sebelum kewafatannya, di bawah
> > ini akan saya tampilkan ulasan yg bersumber dari tulisan Haekal
> > mengenai KEKUATIRAN NABI TERSEBUT AKHIRNYA TERBUKTI setelah wafatnya
> > Nabi dengan munculnya aksi usaha pengacauan, agresi dan pemberontakan
> > militer Musailima yg kemudian ditumpas oleh Hz. Abu Bakr r.a.
> >
> > Begini penjelasannya:
> >
> > Tindakan pencegahan yang diambil oleh Hz. Abu Bakr r.a. dan Jemaat
> > Islam terhadap Musailimah dan pengikutnya sepeninggal Nabi s.a.w.
> > BUKAN karena pendakwaan kenabiannya. Tindakan militer yang diambil itu
> > karena Musailimah dan para pengikutnya bersekutu dengan Banu Hanifah
> > yang bertujuan untuk menghancurkan sendi-sendi kehidupan dan persatuan
> > Islami Jemaat Muslim yang baru lahir tumbuh berkembang setelah
> > wafatnya Nabi Muhammad s.a.w.
> >
> > Lebih lanjut Haekal menerangkan:
> >
> > "Apapun motif yang mendorong Aswad mengadakan pengacauan, kemudian
> > disusul oleh Tulaihah dan Musailimah serta pemberontakan warga
> > pedalaman terhadap kewibawaan Muslimin sampai ke dekat kota Medinah,
> > yang jelas ialah bahwa wafatnya Nabi menjadi sebab timbulnya fitnah
> > itu. Bagaimana siasat Abu Bakr menghadapi pengacauan dan kemudian
> > membasminya itu? Bagaimana ia mampu mengalahkan segala anasir fitnah
> > dan pengacauan itu dan mempersatukan kembali segenap warga Arab
> > Muslimin? Dan bagaimana ia merintis kedaulatan Islam agar para
> > Khalifahnya dapat tegak di atas dasar yang kukuh dan kuat? Inilah yang
> > ingin kita lihat dan kita kaji dalam buku ini." (Muhammad Husain
> > Haekal, Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang
> > Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi, terjemahan dari bahasa Arab
> > oleh Ali Audah, (Jakarta, Bogor: PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 1995),
> > hlm. 70.)
> >
> > Musailimah dan Banu Hanifah dengan kekuatan militer yang besar telah
> > siap di medan pertempuran dengan dalih untuk 'memerdekakan' mayoritas
> > penduduk Arabia (umat Islam) agar meninggalkan ajaran Islam yang sarat
> > dengan Syari'at yang teratur dan ketat, supaya penduduk Arabia dapat
> > kembali kepada ajaran nenek moyang mereka yang sarat dengan kebebasan,
> > ketidak-teraturan dan kejahilan.
> >
> > Selanjutnya kita dapatkan keterangan Haekal:
> >
> > "Sebaliknya Musailimah, dia dan pengikut-pengikutnya di Yamamah, tidak
> > mau mengakui Muhammad sebagai Rasulullah atas mereka. Sebagaimana
> > Quraisy, mereka berhak juga punya nabi dan rasul sendiri. Jumlah
> > prajurit-prajurit pemberani di kalangan mereka lebih banyak dari pada
> > di kalangan Quraisy. Di samping itu kelompok mereka merupakan satu
> > kesatuan, tidak ada perselisihan dan persaingan yang akan membuat
> > mereka jadi lemah. Juga dalam kepercayaan dan macamnya kelompok, di
> > kalangan mereka tak terdapat perbedaan seperti pada orang-orang Yaman.
> > Dalam keadaan serupa itu, sudah tentu mereka dapat menggalang kekuatan
> > besar, yang harus benar-benar diperhitungkan oleh Abu Bakr." (Abu Bakr
> > As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah
> > Islam Sepeninggal Nabi, hal. 136)
> >
> > Jadi, memang tidak pernah ada buktinya bahwa Nabi Muhammad s.a.w.
> > pernah memerintahkan atau mengajarkan atau menasehatkan kaum Muslimin
> > untuk memerangi pendakwa kenabian dan para pengikutnya seperti yg
> > sering dikatakan oleh orang Islam.
> >
> > Sebaliknya masa kini, yang membuat ajaran kekerasan terhadap pendakwa
> > kenabian, yang mengajarkan/memerintahkan kaum Islam untuk berbuat
> > anarki dan melanggar HAM adalah para kyai/mullah/ulama/ustadz tipikal
> > Islam mainstream.
> >
> > Salam,
> > M. A. Suryawan
> >
>
>
> 
>



-- 
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang


[Non-text portions of this message have been removed]



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke