http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detail&cat=news&id=37


Santunan Untuk Keluarga Slamet Diserahkan
                 

Nuriyah (41) tak kuasa menahan tangis-haru ketika rombongan dari Komunitas Utan 
Kayu menyampaikan duka-cita dan santunan Selasa 22 Januari. Nuriyah adalah 
istri Slamet pedagang gorengan di Terminal Badak Kabupaten Pandeglang Banten 
yang bunuh diri gara-gara bahan pokok untuk dagangan gorengan naik tinggi.   
 Komunitas Utan Kayu yang diwakili Nong Darol Mahmada menyerahkan uang 8 juta 
rupiah.Uang ini dihimpun sejak acara Doa dan Renungan Lintas Agama di Komunitas 
Utan Kayu Kamis 17 Januari, dan selanjutnya dari para pendengar Radio Utan Kayu 
89.5 FM, KBR68H, dan anggota Komunitas Utan Kayu. Ikut dalam rombongan tersebut 
jurnalis dari KBR68H, AFP, dan Jurnal Perempuan. 
  
 Ketika menerima rombongan Nuriyah didampingi putra bungsunya yang masih 
berusia 4.5 tahun. Dari pernikahannya dengan Slamet, pasangan ini yang tinggal 
di sebuah rumah gedek berukuran 7 x 7 milik orang tua Nuriyah dikaruni 4 orang 
putra. Anak tertua laki-laki berusia 26 tahun saat ini profesinya tukang ojek, 
anak kedua perempuan berusia 22 tahun telah menikah, sedangkan yang ketiga 
berusia 18 tahun masih duduk di kelas 3 SMK Pandeglang. 
  
 “Saya akan gunakan uang ini untuk biaya hidup keluarga saya, terutama 
anak-anak, dan untuk biaya selamatan 40 hari meninggalnya Slamet nanti” kata 
Nuriyah terbata-bata.
  
 Menurut pengakuan Nuriyah selama 6 hari sejak meninggalnya Slamet ia tidak 
berani keluar rumah meskipun banyak wartawan dan pelayat yang datang. Cara 
meninggal Slamet yang bagi banyak orang dianggap tak wajar membuatnya merasa 
malu, menanggung aib, dan sangat tertekan. Ditambah lagi beban keluarga yang 
semakin berat sementara Nuriyah hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di 
rumah seorang haji tetangganya dan hanya menerima upah 150 ribu tiap bulan. 
  
 Namun kejadian tragis yang menimpa Slamet mendatangkan simpati. Hutang Slamet 
sebesar 2.5 juta dibebaskan. “Hutang itu digunakan oleh Slamet untuk modal tiap 
hari dan kebutuhan rumah tangga, bukan buat foya-foya, setiap mau jualan ia 
pinjam uang untuk modal.” Papar Nuriyah.
  
 Slamet juga tak mampu membayar biaya sekolah Si Oji anaknya nomer tiga di SMK 
yang telah menunggak sejak kelas 2. menurut Nuriyah guru-guru Oji pun tegerak 
untuk membebaskan biaya sekolah sampai dia lulus Juni nanti. Bupati Pandeglang 
yang diwakilkan istrinya memberi santunan 1 juta rupiah.  
  
 Menurut Nong Darol yang juga berasal dari Pandeglang bantuan untuk Slamet 
masih dibuka bagi mereka ingin membantu khususnya biaya pendidikan dua anak 
Slamet. “Saya tanya Si Oji—anak ketiga Slamet—lulus SMK katanya mau kerja 
mungkin jadi tukang ojek juga seperti kakaknya, untuk itu kami berharap ada 
yang membiayai Si Oji kuliah dan juga untuk putra bungsunnya.” Tutur Nong.    
  
 Sebelum rombongan dari Komunitas Utan Kayu pulang Nuriyah menyampaikan ucapan 
terima kasih pada orang-orang yang sangat simpati dan memberi bantuan.
       
---------------------------------
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke