Kondisi Ekonomi dan Dosa
Oleh: Syamsuri Rifai

Di antara masalah ekonomi yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam 
perbuatan dosa adalah: 

1.      Kekayaan dan harta
2.      Kefakiran dan kemiskinan

Harta dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk ibadah dan 
ketaatan kepada Allah, membantu hamba-hamba-Nya yang membutuhkan, 
dan perjuangan di jalan Allah swt. Sebagaimana hal ini telah 
dicontohkan oleh Sayyidah Khadijah (ra) isteri tercinta Rasulullah 
saw, sahabat-sahabat terdekatnya dan kaum mukminin yang dermawan. 
Tapi juga sebaliknya, harta dapat menjadi penyebab yang ampuh untuk 
menjerumuskan manusia ke lembah dosa dan kehinaan. Harta juga dapat 
melupakan manusia pada Tuhannya, menggoncang hidupnya dan menzalimi 
orang lain.

Banyak ayat Al-Qur'an yang mengisahkan tentang malapetaka yang 
disebabkan oleh dunia dan harta, juga tentang keberkahan dan 
kebahagiaan harta yang berada dalam kendali oleh orang-orang mukmin 
dan bertakwa.

Harta penyebab kezaliman
Allah swt berfirman:
 "Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena ia 
memandang dirinya kaya." (Al-`Alaq 96: 6-7)

 "Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan 
pada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati 
Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan di negeri itu, maka 
sudah sepantasnya berlaku terhadap mereka ketentuan Kami, kemudian 
Kami hancurkan negeri itu sehancurnya." (17: 16)

 "Apakah mereka tidak mengambil pelajaran betapa banyak generasi 
yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) 
telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan 
yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan 
yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di 
bawahh mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka 
sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain." (6: 6)

Harta sebagai ujian
Pengakuan Nabi Sulaiman (as):
"Ini adalah sebagian dari karunia Tuhanku sebagai ujian bagiku, 
apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya)." (An-Naml/27: 40)

Kesombongan Qarun:
"Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmuku sendiri." (Al-
Qashash/28: 78). Ketika Nabi Musa (as) meminta Qarun agar 
mengeluarkan zakat hartanya sebagai perintah Allah swt, Qarun 
menentangnya, maka Allah swt murka padanya:

"Maka Kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Sehingga 
tidak ada satupun golongan yang dapat menolongnya dari azab Allah 
selain-Nya, dan ia bukan termasuk orang-orang yang memberi 
pertolongan." (Al-Qashash/28: 81)

Janji Allah: harta sebagai karunia dan keberkahan
Allah swt berfirman:
 "Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan 
melimpahkan kepada mereka keberkahan-keberkahan dari langit dan 
bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa 
mereka karena perbuatan mereka." (Al-A'raf/7: 96)

 "Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Allah) di 
kediaman mereka ada dua kebon di sebelah kanan dan kiri. (dikatakan 
kepada mereka) makan dan minumlah rizki dari Tuhanmu, dan 
bersyukurlah kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan 
Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Pengampun." (Saba'/34: 15)

Janji Allah bagi orang-orang yang tertindas

 "Kami hendak memberikan karunia kepada orang-orang yang tertindas 
di muka bumi, dan hendak menjadikan dari mereka pemimpin dan 
menjadikannya pewaris bumi." (Al-Qashash/28: 5)

Kemiskinan dan dosa
Sebagaimana kekayaan, kefakiran dapat mengantarkan manusia menjadi 
orang yang tawadhu', rendah hati dan merendahkan diri di hadapan 
Allah Yang Maha Kaya. Juga sebaliknya, kemiskinan dapat mengantarkan 
manusia pada puncak dosa yaitu kekufuran, sebagaimana yang 
dinyatakan oleh Rasulullah saw dalam hadis yang masyhur:

"Kefakiran mendekatkan pada kekufuran."

Imam Ali bin Abi Thalib (sa):
"Kefakiran adalah kematian yang paling besar." (Nahjul Balaghah, 
hikmah 163)

 "Sesungguhnya kefakiran itu dapat mengurangi agama, membingungkan 
akal dan mengajak pada kebencian." (Nahjul Balaghah, hikmah 319)

 "Kuburan lebih baik dari pada kefakiran." (Fahras Al-Ghurar, bab 
kefakiran)

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) juga berkata:
"Sekiranya kefakiran itu berwujud, niscaya aku akan membunuhnya."

Perintah menyelamatkan diri dari kefakiran
Rasulullah saw bersabda:
"Terlaknatlah orang yang menyandarkan seluruh kebutuhannya pada 
manusia." (Furu' Al-Kafi, jld 5, hlm 72)

Tentang pentingnya kebutuhan-kebutuhan yang pokok sebagai sarana 
untuk melaksanakan ibadah dan kewajiban, Rasulullah saw menyebutkan 
dalam sebagian doanya:

 "Ya Allah, alirkan keberkahan ke dalam roti kami, jangan pisahkan 
antara kami dan roti, sekiranya tidak ada roti niscaya kami tidak 
dapat melakukan shalat, puasa dan menunaikan kewajiban-kewajiban 
dari Tuhan kami." (Furu' Al-Kafi, jld 5, hlm 73)

Tek arab ayat Al-Qur'an dan hadis dapat dicopi dari Milis "Keluarga 
Bahagia" dan milis "Shalat-doa" berikut ini.

Artikel2 Islami, Amalan Praktis dan doa-doa pilihan, klik di sini:
http://shalatdoa.blogspot.com
http://syamsuri149.wordpress.com

Milis artikel2 Islami, shalat2 sunnah, amalan2 praktis dan doa-doa 
pilihan serta eBooknya, klik di sini:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa

Yang berminat shalat hajat yang diajarkan oleh Rasulullah saw khusus 
utk penyembuhan, dan rumus2 yang lain, juga doa2 yang bersifat 
khusus, klik di milis :
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami

Yang berminat infor periklanan dan bisnis online, klik di sini :
http://infor-indo.blogspot.com
http://pengusahaonline.com/?id=Syamsuri 


Kirim email ke