Kondisi Politik dan Dosa
Oleh: Syamsuri Rifai

Masalah .politik merupakan puncak kebaikan dan kemuliaan sekaligus 
puncak keburukan, kehinaan dan dosa di sisi Allah swt. Jika pelaku 
politik berpegang teguh dengan nilai-nilai yang telah digariskan 
oleh Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan memperoleh kebaikan dan 
kemuliaan yang tidak ada tandingannya. Tetapi sebaliknya, jika 
menyimpang dan membuka front dengan ketentuan yang telah ditetapkan 
oleh Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah memasuki puncak keburukan, 
kezaliman dan dosa yang tiada taranya.

Mengapa? Karena semua aspek ajaran Ilahiyah dan persoalan kehidupan 
manusia, duniawi dan ukhrawi, bermuara pada keputusan politik. Oleh 
karena itu Allah swt menegaskan kepada Rasulullah saw:

"Wahai Rasul, sampaikan apa yang telah diturunkan kepadamu dari 
Tuhanmu, dan jika kamu tidak melakukan berarti kamu tidak 
menyampaikan semua risalah-Nya. Allah menjagamu dari bahaya manusia, 
sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang 
kafir" (Al-Maidah: 67)

Ayat ini turun di Madinah, menjelang saat-saat wafat Rasulullah saw. 
Dalam sebagian tafsir dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan "mâ 
unzila ilayka" (apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu) 
adalah masalah politik dan kepemimpinan. Begitu pentingnya persoalan 
ini Allah swt menegaskan: Jika kamu tidak melakukan yakni tidak 
menyampaikannya, maka kamu tidak akan berguna aspek-aspek yang lain 
dari ajaran Islam. Paling tidak, tidak akan sempurna penerapan aspek-
aspek ajaran Ilahi di muka bumi. Tentang bahwa ayat ini turun 
berkaitan dengan kepemimpinan dapat kita baca dalam:

Tafsir Ad-Durrul mantsur, Jalaluddin As-Suyuthi, jilid 2 halaman 
298. dan tafsir-tafsir yang lain.

Penjelasan ini dikuatkan oleh sejarah kehidupan manusia dari aspek 
politik. Kita juga menyaksikan persoalan-persoalan politik dewasa 
ini. Betapa banyak kehidupan manusia, khususnya rakyat kecil 
disengsarakan oleh para pelaku politik. Negeri yang subur makmur 
yang semestinya memberi kehidupan yang sejahtera bagi rakyatnya. 
Justru sebaliknya, akibat kezaliman pemimpin yang bekerjasama dengan 
para politisi dan pedagang, rakyatnya hidup dalam kesengsaraan. Ini 
jelas dan pasti disebabkan oleh kondisi politik.

Ini baru persoalan kehidupan material dan duniawi, belum lagi 
persoalan agama, nilai-nilai, mental dan pelaksanaan agama. Belum 
lagi pikiran dan prilaku sebagian ulama yang dipengaruhi dan dirubah 
oleh para politisi dan pedagang. Yang sebelumnya mereka hidup dengan 
penuh keikhlasan dan kezuhudan berdampingan dengan ummat, kini 
berubah menjadi materialistik, bangga dengan kemewahan, cinta dunia, 
saling berebut kedudukan, dan lainnya. Yang akhirnya mereka jauh 
dari ummatnya, asing dengan penderitaan mereka, enggan mendengar 
jeritan dan penderitaan mereka. Bahkan tidak jarang di antara mereka 
mendekati ummatnya hanya untuk mengambil suaranya.

Tidak perduli dengan penderitaan ummat dan rakyat kecil, apalagi 
menyengsarakan mereka dan membelokkan mereka dari ketentuan yang 
ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah saw, ini adalah perbuatan dosa 
yang sulit diampuni bahkan tidak diampuni.

Rasulullah saw berulang kali memperkenalkan kepada ummatnya tentang 
sistem politik dan kepemimpinan Ilahiyah. Agar ummatnya tidak 
terjerumus ke dalam kesengsaraan, kehancuran dan kehinaan duniawi 
dan ukhrawi. 

Dampak sistem politik yang zalim
Banyak sekali ayat Al-Qur'an dan hadis yang membicarakan soal 
politik dan kepemimpinan, antara lain Allah swt berfirman:

"Apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di muka bumi untuk 
membuat kerusakan di dalamnya, merusak tanaman dan binatang ternak, 
dan Allah tidak menyukai kerusakan. Jika dikatakan kepadanya: 
Bertakwalah kepada Allah, maka bangkitlah kesombongannya yang 
menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah baginya neraka Jahannam. 
Dan sungguh neraka Jahannam itu adalah tempat tinggal yang paling 
buruk." (Al-Baqarah: 205-206)  

"Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu daerah, mereka 
membuat kerusakan, dan menjadikan penduduk yang mulia menjadi hina. 
Demikian juga yang akan mereka lakukan." (An-Naml: 34). 

Rasulullah saw bersabda:
"Setiap sesuatu memiliki penyakit yang membinasakan, dan penyakit 
agama adalah pemimpin yang buruk." (Nahjul Balaghah, risalah 5)

 "Imam Ali bin Abi Thalib (sa) pernah mengirim surat kepada Asy'at 
bin Qais:
 "Tugasmu bukan hanya untuk makan, tetapi di pundakmu ada amanat."  
(Nahjul Balaghag, risalah 2)

Salah seorang Imam dari Ahlul bait Nabi saw berkata:
 "Tidak lebih bahaya dua srigala terhadap domba yang terpisah dari 
pengembalanya ketimbang bahaya orang yang mencari kepemimpin 
terhadap agama seorang muslim." (Safinah Al-Bihar 1: 492).

Menganggap enteng dosa politik
Kita tidak boleh menganggap enteng dosa politik. Antara lain 
misalnya mengatakan: urusan politik adalah urusan dunia, bukan 
urusan agama, kita lebih mengetahuinya ketimbang Rasulullah saw. 
Pernyataan ini memberi peluang besar kepada para politisi yang zalim 
untuk memperebutkan suara kita. Kemudian menjadikan suara kita untuk 
melakukan kezaliman dan penderitaan rakyat kecil. Jika kita andil 
suara dalam kezaliman dan penderitaan ratusan juta manusia dan 
rakyat kecil, maka kita telah ambil bagian dalam perbuatan dosa 
besar yang sulit diampuni bahkan tak diampuni oleh Allah swt.

Waspadalah terhadap dosa-dosa politik sebelum kita menyesal di 
akhirat dan di dalam neraka, sebagimana yang dinyatakan oleh Allah 
swt di dalam firman-Nya:

Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan di dalam neraka, 
mereka berkata: 'Alangkah baiknya, sekiranya kami taat kepada Allah 
dan Rasul-Nya'. Dan mereka berkata: `Duhai Tuhan kami, sesungguhnya 
kami telah mentaati pemimpin-pemimpin kami dan pembesar-pembesar 
kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)'." (Al-
Ahzab: 66-67)

Sekilas tentang Kepemimpinan Ilahiyah
Tentang kepemimpinan Ilahiyah dan pemimpin yang dikehendaki oleh 
Allah dan Rasul-Nya, diisyaratkan oleh Allah swt di dalam firman-Nya:

 "(ingatlah) ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa 
kalimat, lalu ia menunaikannya. Allah berfirman: `Sesungguhnya Aku 
akan menjadikan kamu imam (pemimpin) bagi seluruh manusia. Ibrahim 
berkata: `dan dari juga keturunanku'. Allah berfirman: `Janjiku 
tidak mengenai orang-orang yang zalim'." (Al-Baqarah: 124).

Ayat ini menegaskan bahwa puncak pemimpin ummat manusia harus 
berasal dari keturunan Nabi Ibrahim (as) yang tidak pernah melakukan 
kezaliman. Ini telah dibuktikan dalam sejarah kehidupan manusia 
bahwa kepemimpinan yang adil berada di tangan nabi Ibrahim (as) dan 
para Nabi (as) dari keturunannya. Kita mengetahui dari tarikh 
Qur'ani bahwa kepemimpinan mereka ini selalu berhadapan dengan para 
penguasa dan raja yang zalim di setiap zaman hingga akhir zaman.

Tentang pemimpin akhir zaman Rasulullah saw menegaskan dalam 
sabdanya:
"Barangsiapa yang mati belum mengenal Imam zamannya, maka matinya 
mati jahiliyah."
Hadis ini terdapat dalam: (1) Shahih Bukhari jilid 5, halaman 13, 
bab Fitan. (2) Shahih Muslim, jilid 6, halaman 21, hadis ke 1849. 
(3) Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, jilid 12, halaman 440. (4) 
Musnad Ahmad, jilid 2, halaman 83; jilid 4, halaman 96.

Dalam hadis ini dinyatakan bahwa belum mengenal saja pemimpin di 
akhir zaman, diancam matinya jahiliyah. Na'udzu billah. Adapun 
siapakah yang dimaksud dengan pemimpin di akhir zaman? tentu 
Rasulullah saw telah menyebutkan kreteria dan identitasnya secara 
jelas. Mari kita lacak bersama supaya kita tidak mati jahiliyah. 
Semoga Allah swt membimbing kita. Amin ya Rabbal `alamin.

Bagi yang berminat tek arab ayat2 Al-Qur'an dan hadis2 tersebut bisa 
mengkopi dari milis "Keluarga bahagia" atau milis "Shalat-Doa" 
berikut.

Artikel2 Islami, Amalan Praktis dan doa-doa pilihan, klik di sini:
http://shalatdoa.blogspot.com
http://syamsuri149.wordpress.com

Milis artikel2 Islami, shalat2 sunnah, amalan2 praktis dan doa-doa 
pilihan serta eBooknya, klik di sini:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa

Yang berminat shalat hajat yang diajarkan oleh Rasulullah saw khusus 
utk penyembuhan, Rahasia ayat kursi dan rumus2 yang lain, juga doa2 
yang bersifat khusus, klik di milis :
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami

Peluang Kerjasama "Mobile Magazine"
Mobile Magazine adalah majalah periklanan bermacam2 produk Handphone 
dan elektronik. Perkembangannya cukup pesat, berpusat di Jakarta, 
dan telah memiliki cabang di Surabaya. Usaha ini milik salah seorang 
murid saya. Siap bekerjasama untuk buka cabang di kota2 dan daerah2 
di seluruh Indonesia, juga kerjasama pemasangan iklan. Tehnis 
kerjasamanya secara detail, hubungi: Redaksi  Jl. Tebet Timur Dalam 
VII E No. 17 Jakarta Selatan 12820.
Phone : 62-21-835.2103. Fax : 62-21-837.91251
Majalah ini juga bisa didownload secara gratis, di:
www.mobile-indonesia.com

Yang berminat info situs2 periklanan dan bisnis online, klik di 
sini :
http://infor-indo.blogspot.com
http://pengusahaonline.com/?id=Syamsuri 


Kirim email ke