Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan Sabtu, 09 Februari 2008, pukul 15.00-17.00 WIB Pasaraya Book Fair 2008 Lantai 7, Gedung Timur, Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan Perempuan Versus Soeharto Pembicara: Asvi Warman Adam (Sejarahwan) Mariana Amiruddin (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan) Fadjroel Rakhman (Aktivis Mahasiswa 80 dan 98) Moderator: Nur Azizah (Aktivis Yayasan Jurnal Perempuan) Soeharto memulai kekuasaannya di negeri ini dengan melakukan stigma terhadap gerakan kaum perempuan. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang sebelumnya eksis, dicitrakan sebagai gerakan pembunuh yang kejam, amoral, dan atheis. Dan setiap gerakan perempuan yang memiliki aktivitas seperti Gerwani akan menerima stigma dan perlakuan buruk dari rejim Soeharto. Rejim ini pula memiliki konsep dan identitas sendiri untuk mengurung kaum perempuan: konco wingking alias teman belakang adalah posisi resmi bagi para istri untuk suami mereka. Inilah posisi yang lumrah dan sah. Tujuannya jelas: pemusnahan terhadap pergerakan kaum aktivis perempuan. Sebagai alat kontrol dan pengesahan posisi perempuan versi rezim kekuasaan, diciptakanlah organisasi-organisasi wanita (bukan perempuan) dari pusat hingga tingkat desa/kelurahan: Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, dan PKK dengan aktivitas yang justru mengembalikan perempuan ke tatanan perempuan Jawa-feodal: perempuan yang manut pada titah suami, lemah-lembut, bahkan bila perlu swargo nunut, neraka katut (suami ke surga atau ke neraka, istri pun turut). Diskusi ini juga hendak mengulas Jurnal Perempuan edisi 52 Kami Punya Sejarah. Selain bisa berdiskusi anda bisa datang ke pameran buku: Pasaraya Book Fair 2008. Untuk informasi lebih lanjut kontak: Nur Azizah 0818-064-884-63 e-mail: [EMAIL PROTECTED] Yayasan Jurnal Perempuan Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434 e-mail : [EMAIL PROTECTED] --------------------------------- Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.
[Non-text portions of this message have been removed]