Buat yang pernah dapat penghasilan mis: sejuta/bulan, pindah/ganti kerja
dan penghasilan jadi separuhnya/bulan jelas sulit.. berat.. apalagi kalau
kebutuhan (dan keinginan) hidup sudah mengikuti penghasilan.. :-p

Iya sih.. termasuk kalau bicara soal utang dkk.. apalagi kalau
ditipu/dijual..
CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K
~dari yang masih punya banyak hutang juga..

2008/2/15 Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]>:

>   Mau ? 3 Seluler GSM mu.
>
> Setuju wan! Semua kan pilihan ya? Apa memang sudah gak ada pilihan
> lain?
>
> Mau jadi pengemis ato pembokat? Mau jadi PSK ato mo jadi PRT/Babby
> Sitter/dll ? Semua ada halangan, semua ada jalannya: jalan halal
> atau jalan haram. Pilihan lagi kan?
>
> Kata orang Jawa "Where is a will there is a way".
>
> wassalam,
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Cara yang halal masih banyak.. kalau mau..
> > Maaf kalau belum bisa memberi solusi..
> > Sekedar inspirasi bagi yang mau menerima..
> > Kata kuncinya adalah mau/tidak..
> >
> > CMIIW..
> >
> > Wassalam,
> >
> > Irwan.K
> >
> > ---------- Forwarded message ----------
> > From: Yuliati Soebeno <[EMAIL PROTECTED]>
> > Date: 2008/2/15
> > Subject: Dua manusia super
> >
> > Sungguh mengharukan cerita ini. Saya juga selalu membeli hal-hal
> yang dijual
> > oleh anak-anak dipasar Mayestik, seperti serbet dapur, dsb; yang
> mereka
> > tawarkan.
> > Karena saya lebih menghargai orang-orang yang berusaha, bukan
> hanya mengemis
> > meminta-minta tanpa ada usaha untuk berbuat sesuatu. Mungkin adik-
> adik
> > penjual tersebut hanya mendapatkan 2 ribu rupiah untuk imbalan
> menjual
> > serbet dapur tersebut, setiap satu serbet nya. Tetapi mereka mau
> bekerja
> > keras untuk mendapatkan haknya yang halal.
> >
> > Salam,
> > Yuli
> >
> >
> > ----- Forwarded Message ----
> >
> > Dua manusia super
> > Siang ini February 6, 2008, tanpa sengaja, saya bertemu dua
> manusia super.
> > Mereka mahluk-mahluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat.
> Tepatnya di atas
> > jembatan penyeberangan SetiaBudi , dua sosok kecil berumur kira
> kira delapan
> > tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat
> menyeberang
> > untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan ,
> dengan
> > keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan
> lebar-lebar
> > tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan
> ucapan
> > "Terima kasih Oom !". Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka
> dan cuma
> > mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka.
> > Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan,
> menyapa
> > seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil
> yang penuh
> > keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan
> saya. Lagi
> > lagi sayup sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut
> kecil mereka
> > . Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok
> di sudut
> > jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan
> lirikan
> > kearah dalam kantong itu , duapertiga terisi tissue putih berbalut
> plastik
> > transparan .
> > Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati
> mereka
> > tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka
> terlihat
> > berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayut langit
> Jakarta .
> > " Terima kasih ya mbak �semuanya dua ribu lima ratus rupiah!"
> tukas mereka,
> > tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah
> sepuluh
> > ribu rupiah .
> > " Maaf , nggak ada kembaliannya ..ada uang pas nggak mbak ?" mereka
> > menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu
> dengan
> > sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang
> tengah
> > mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.
> > " Oom boleh tukar uang nggak , receh sepuluh ribuan ?" suaranya
> mengingatkan
> > kepada anak lelaki saya yang seusia mereka . Sedikit terhenyak
> saya merogoh
> > saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court
> sebesar empat
> > ribu rupiah .
> > "Nggak punya", tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata " Ambil
> saja
> > kembaliannya, dik !" sambil berbalik badan dan meneruskan
> langkahnya ke arah
> > ujung sebelah timur.
> > Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan
> menukarnya
> > dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman
> saya yang
> > masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk
> memberikan uang
> > empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia
> bilang "sudah
> > buat kamu saja , nggak apa..apa ambil
> > saja !", namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. " maaf
> mbak ,
> > cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya
> kembalikan !" Akhirnya
> > uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya.
> > Tinggallah episode saya dan mereka , uang sepuluh ribu digenggaman
> saya
> > tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan
> berujar " Om,
> > bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ketukang
> ojek !". " eeh
> > �nggak usah .nggak usah ..biar aja ..nih !" saya kasih uang itu
> ke si kecil,
> > ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni
> tangga yang
> > cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya hendak meneruskan
> langkah
> > tapi dihentikan oleh anak yang satunya ,
> > " Nanti dulu Om , biar ditukar dulu ..sebentar " " Nggak apa apa,
> itu buat
> > kalian " lanjut saya . " jangan ..jangan oom , itu uang oom sama
> mbak yang
> > tadi juga " anak itu bersikeras.
> > " Sudah ..saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !", saya
> berusaha
> > membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung
> jembatan
> > berteriak memanggil temannya untuk segera cepat. Secepat kilat
> juga ia
> > meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya. "Ini deh
> om , kalau
> > kelamaan , maaf ..". Ia memberi saya delapan pack tissue.
> > " Buat apa ?", saya terbengong " Habis teman saya lama sih oom,
> maaf, tukar
> > pakai tissue aja dulu" . Walau dikembalikan ia tetap menolak .
> > Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya .
> Saya kalah
> > set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastic hitam tissuenya .
> Beberapa
> > saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan
> genggaman
> > uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya
> serta
> > memberikan uang empat ribu rupiah. "Terima kasih Om !"..mereka
> kembali
> > keujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan, " Duit
> mbak tadi
> > gimana ..?" suara kecil yang lain menyahut, " lu hafal kan
> orangnya , kali
> > aja ketemu lagi ntar kita kasihin ��." . Percakapan itu sayup
> sayup
> > menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu
> perasaan.
> > Tuhan ��Hari ini saya belajar dari dua manusia super ,
> kekuatan kepribadian
> > mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh , mereka berbalut
> baju lusuh
> > tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra , mereka tahu hak mereka
> dan hak
> > orang lain , mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang
> tissue. Dua
> > anak kecil yang bahkan belum baligh , memiliki kemuliaan di umur
> mereka yang
> > begitu belia.
> > YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO
> > Engkau hanya semulia yang kau kerjakan.
> >
> >
> >
> >
> > 2008/2/5 L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]>:
> >
> > > Anda mungkin gak bisa bahasa indonesia :-))
> > > Anda mungkin gak pernah dengar dan nggak pernah mau tahu masalah
> kesulitan
> > > ekonomi di lingkungan Anda
> > > :-)
> > >
> > >
> > > Salam
> > > l.meilany
> > > ----- Original Message -----
> > > From: rachma_dewod1981
> > > To: 
> > > wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> 40yahoogroups.com>
> > > Sent: Monday, January 21, 2008 10:59 AM
> > > Subject: Balasan: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan Pekerja
> Malam
> > > Dieksploitasi Seks
> > >
> > > ehmm sejujur aneh kalau ada perempuan yang membiarkan saudara
> > > perempauanya menjadi pelacur, bahkan ikut meghalalkanya dengan
> alasan
> > > ekonomi, HAM, atau dengan alasan kebebasan.. hati-hati dengan
> > > kcerdasan berbicara tapi membohongi hati nurani..hidup adalah
> pilihan,
> > > masalah prostitusi adalah masalah komplek, merupakan tanggung
> jawab
> > > semua element masyarakat tapi bukan berarti melegalkan.. ada
> teman
> > > yang memberi komentar bagus di bilang sok pinter, malah nyuruh
> banding
> > > apel dengan apel padahal si temen udah jelas ngasih contoh
> pilihan
> > > hidup yang lebih terhormat nenek tua yang jualan di pasar
> misalnya?,
> > > jadi penasaran neh.. yang pro ama prostistusi ilegal muslim bukan
> > > seh?? udah ngaku aja.. ..
> > > ya udah semoga aja yang melegalkan entar suami nya yang pake
> jasa para
> > > PSK.. buat yang kontra ma prostitusi.. somoga selalu di sayang
> allah..
> > > amin..
> > >
> > > In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> > > <wanita-muslimah%40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> 40yahoogroups.com>,
>
> > > genukin gebukin <genukin@> wrote:
> > > >
> > > > Aneh bener millis ini, kalian ini perempuan tapi kok menghina
> kaum
> > > kalian sendiri?..
> > > > Sebetulnya yang menghina itu bukan yang mau memberikan solusi
> untuk
> > > hidup lebih baik, tapi yang meminta PSK dihalalkan.
> > > > Mei, Rita, Kayung kalau suami you main ama PSK, karena mereka
> kasian
> > > sama PSK tsb, dan berniat membantu dengan menjadi pelanggan yang
> > > setia, apa yang kamu rasakan?
> > > > Atau boleh jadi bapak you dan you saksikan sendiri ibu you
> begitu
> > > menderita karena perbuatannya, apa yang you rasakan?
> > > > Waladah..
> > > > Apa kalian masih tetep mempertahankan toleransi?.
> > > > ..gaji gue sebulan taruhannya..
> > > >
> > > > Salam guys..
> > > >
> > > >
> > > > "L.Meilany" <wpamungk@> wrote: Kalo
> > > laki2 setia sama pasangannya, atau ia punya harga diri mungkin
> gak
> > > pelacuran :-)
> > > > Ada permintaan ada persediaan.
> > > > Saya percaya, gak ada gitu perempuan yg meskipun kedalaman
> agamanya
> > > rendah mau jadi PSK.
> > > > Dapat duit dipotong germo, dapat penyakit, terhinakan, seumur
> hidup
> > > membohongi diri sendiri
> > > > Kebanyakan dari mereka kan terjerumus, dibohongi, tak ada jalan
> > > lain, maju kena mundur kena.
> > > >
> > > > Namanya PSK pun meskipun terhina di puncak sana rada2 mendingan
> > > statusnya.
> > > > Di kawasan 'little arab' PSK menjadi isteri kontrak.
> > > > Ini mungkin tapsiran if u think u can, u can :-)
> > > > Lebih baik jadi istri kontrakan dari pada PSK.
> > > >
> > > > Tapi menurut saya dosanya lebih besar, istri kintrakan juga
> > > menyakiti istri betulan
> > > > :-))
> > > >
> > > > Salam,
> > > > l.meilany
> > > >
> > > > ----- Original Message -----
> > > > From: kayung
> > > > To: 
> > > > wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> 40yahoogroups.com>
> > > > Sent: Thursday, January 17, 2008 10:10 PM
> > > > Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan Pekerja Malam
> > > Dieksploitasi Seks
> > > >
> > > > Memang bener mba Rita.
> > > > Jangankan untuk mengetahui sugesti yg dipercaya sama kangmas
> Norman
> > > > Vincent Peale, "if u think u can, u can" hla wong buat makan
> sehari2
> > > > saja susah. saya sering baca di milis ini kalau mbandingin
> apel tuh
> > > > sama apel mba Eneng. mba kan orang berpendidikan tinggi jadi
> engga
> > > > akan mudah terjerumus ke human trafficking. lain dengan para
> PSK itu.
> > > > mba Eneng, jangan mudah menyalahkan perempuan2 yg menjadi PSK.
> > > > lihatlah lebih teliti mengapa mereka melakukan itu karena
> pilihan
> > > > atau karena terjerumus. Menjadi PSK tentu bukan pekerjaan
> mudah dan
> > > > menyenangkan, jangan malah disudutkan. Berilah solusi yg baik
> dan
> > > > realistis untuk mereka.
> > > >
> > > > kayung
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke