Bagusnya orde baru adalah soal posyandu. Aktivis ht saat ini justru menolak imunisasi dan resistent untuk datang ke posyandu.
Memberantas gizi buruk? Haiya? Ada juga anak banyak, dan gizi dan kesehatan tak terurus. Coba cek aktipis yg punya anak banyak dan daftar asuransi pendidikan dan kesehatan untuk semua anaknya berapa orang? Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -----Original Message----- From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Mon, 3 Mar 2008 08:17:07 To:<wanita-muslimah@yahoogroups.com> Subject: RE: [wanita-muslimah] Kelaparan, Ibu Hamil Meninggal Inna lillaahi wa inna ilaihi rooji'uuna. Waktu pas lihat beritanya pertama kali, sedih banget. Jadi teringat Umar bin Khotob saat menjadi amirul mukminin, yang memanggul sendiri gandum ke rumah salah seorang ibu dan anaknya yang kelaparan. Umar menolak ketika pembantunya akan membantu mengangkatnya, karena rasa bersalahnya pada ibu itu. Beliau tidak akan enak makannya, sampai dia yakin rakyatnya semua sudah terpenuhi kebutuhan makannya. Kalau kita bandingkan dengan pemimpin sekarang ini ? Wah jauh sekali keadaannya ya.. Mungkin itu bukan semata disebabkan ketidakpedulian pemimpin terhadap rakyatnya itu. Tetapi memang keterbatasan yang membuat hal seperti itu sampai luput dari radar mereka. Counter yang diberikan kemudian, bahwa si ibu meninggal akibat diarhee, menimbulkan kesan bahwa pemerintah ingin "nge-les" (berkelit) dari claim bahwa ada warganya yang kelaparan. Memang bisa jadi benar, dia meninggal karena diaree. Tapi bukan berarti dia tidak kelaparan. Ibu yang sedang hamil + 3 anaknya itu - katanya - hanya makan 1 liter nasi untuk 3 hari. Dan anaknya yang berumur 4 tahun, beratnya hanya 9 kg. Bukankah itu suatu pertanda kekurangan gizi ? Sementara itu masyarakat yang mayoritas muslim itu, faktanya saat ini kan jauh sekali dari akhlaq seharusnya seorang muslim. Islam akan menjadi rahmatan lil aalamiin hanya kalau diimplementasikan oleh para pemeluknya. Kejadian seperti ini, apalagi terjadi di kalangan masyarakat yang mayoritas muslim, harus menjadi bahan muhasabah kita semua. Itu artinya kaum muslimin ( termasuk saya juga ) masih jauh dari implementasi Islam secara benar dan menyeluruh. Bukankah Islam mengajarkan bahwa bila kita memiliki makanan, kita disunnahkan memberi kepada tetangga sekitar ? Bahwa saat kita makan, kita harus juga mengensure 40 rumah sekitar kita pun sudah cukup makan ? Kalau kaum muslimin mengimplementasikan Islam, insya Allah, hal seperti ini tidak terjadi, bukan ? Mudah-mudahan kejadian ini menjadi alert buat kita untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar kita, dan terus memperbaiki akhlaq kita sesuai dengan Islam, yakni peduli pada orang-orang di sekeliling kita. Let's ensure bahwa sekeliling kita tidak kekurangan pangan atau kelaparan. Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning -----Original Message----- From: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com] On Behalf Of Aisha Sent: Monday, March 03, 2008 9:28 AM To: wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Kelaparan, Ibu Hamil Meninggal Pak Aly, Rasanya tidak tepat jika selalu menyalahkan demokrasi, sebab ada juga negara yang memakai demokrasi tapi kaum miskinnya dikasih makan negara. Tentang kasus kelaparan sampai mati ini, di tv ada wawancara dengan walikotanya yang menyangkal bahwa ibu Basse yang sedang hamil dan anaknya yang meninggal itu meninggal bukan karena kelaparan tapi karena diare. Sementara wawancara dengan suaminya ibu Basse (pak Basri) mengakui bahwa tiap hari penghasilannya hanya 7-10 ribu. Bayangkan di saat beras, minyak goreng, minyak tanah, dll semahal sekarang, uang itu digunakan untuk hidup 1 orang ayah+ 1 ibu yang sedang hamil 7 bulan + 4 anak (Salma, Baha, Aco, Bahir). Anak-anak mereka juga mengakui bahwa mereka kelaparan, sering tidak bisa makan, wajar jika dokter menemukan mereka bergizi buruk. Ada orang-orang yang berupaya menolong keluarga ini seperti bapak yang membayar tempat tinggalnya, ibu yang kadang-kadang memberi ikan, ibu yang membawa anak-anak ke RS, ustadz yang membimbing ibu yang tengah sekarat, dll. Tapi kondisi ekonomi mereka juga tidak berlebih sehingga mereka juga tidak bisa membantu dengan leluasa. Yang bisa membantu banyak itu kan orang yang kebetulan diberi rezeki banyak, dimana mereka? apakah mereka tidak melihat kondisi masyarakat di sekelilingnya? Lalu badan-badan yang mengurus zakat, apakah di daerah itu ada? Jika ada, kemana mereka menyalurkan zakat yang dikumpulkannya? Yang jelas, mereka kelaparan, dan setelah meninggalpun, mereka di kubur di tempat orang tua Basri karena mereka tidak punya uang untuk menguburkan di pemakaman umum. Temans ada yang tahu, apakah mahal biaya penguburan di pemakaman umum? Saya tidak tahu banyak, karena di lingkungan keluarga besar saya tidak ada biaya pemakaman di pemakaman keluarga kecuali iuran per tahun untuk penjaga/perawat pemakaman. BTW, menyalahkan pajak, asuransi, perbankan, bukankah asuransi dan perbankan juga ada yang Islami? Masalahnya sebenarnya di bidang kehidupan apapun, tergantung manusianya, apakah manusianya baik? Baik dari segi agama misalnya jujur, pekerja keras, tekun, rajin, dll - bukan sebatas mereka seorang muslim dan tertera Islam di ktpnya. Oh ya, di Makassar itu mayoritas muslim ya? salam Aisha ------------ From : M Aly mungkin ustadz, tetangga2nya dan muslim yang kaya lainnya sedang asyik demokrasi ..sibuk parpol.. pajak ditinggikan tapi dikorupsi.. memang korupsi kelas kakap harus dihukum mati!! spt di cina dan korsel.. tegas, demi kebaikan masyarakatnya. dan pemerintah indonesia melupakan syariat islam dlm ZIS (zakat, infaq, shodaqoh) tapi mementingkan pajak, asuransi, perbankan djsnya yang byk melupakan org2 kecil yang menjadi tanggung jawab bersama khususnya PEMERINTAH. slm, ali [Non-text portions of this message have been removed] ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita- <http://www.wanita-muslimah.com> muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups. <http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages> yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah- <mailto:wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com> [EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@ <mailto:keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com> yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@ <mailto:majelismuda%40yahoogroups.com> yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/