http://www.sapos.co.id/berita/index.asp?IDKategori=283&id=96791

      Jumat, 7 Maret 2008

      Memilih Minyak Goreng  

      SETIAP produsen minyak goreng, pasti mengklaim produknyalah yang paling 
baik, dan menyehatkan. Misalnya, karena mengandung omega 3 dan omega 9, melalui 
dua kali proses penyaringan, mengandung berbagai vitamin, dan sebagainya. 
Kondisi ini pastilah membuat konsumen bingung. Manakah yang sebaiknya dipilih? 
      Nah, agar tak bingung, serba-serbi minyak goreng berikut ini bisa 
dijadikan pertimbangan bijaksana sebelum Anda memutuskan untuk membeli minyak 
goreng. 

      Fungsi minyak goreng 

      Sebenarnya, dari segi gizi, antara minyak goreng yang satu dengan yang 
lainnya tak memiliki perbedaan yang menyolok. Minyak goreng yang beredar di 
pasaran umumnya bersumber nabati, seperti dari bunga matahari, kacang kedelai, 
kacang tanah, kelapa atau kelapa sawit. Meskipun berbeda bahan dasar, namun 
hampir semua minyak goreng memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai pengantar 
panas untuk mematangkan makanan. 

      Omega 3 & Omega 9 

      Patut diketahui bahwa secara alami minyak goreng tidak ada yang 
mengandung omega 3, karena omega 3 berasal dari sumber hewani. Jika senyawa ini 
ditambahkan pada proses pembuatan minyak goreng, hampir dipastikan tak ada 
manfaatnya sama sekali bagi tubuh. Mengapa? Karena jumlah minyak goreng yang 
kita konsumsi setiap hari sangatlah sedikit jumlahnya. 

      Sedangkan omega 9 atau asam oleat adalah bagian dari minyak yang 
berbentuk cair yang disebut olein. Jadi, kalau dikatakan minyak goreng 
mengandung omega 9, memang benar. Bahkan istilah sebetulnya bukan mengandung, 
karena olein adalah omega 9. 

      Penyaringan dua kali 

      Selama ini, minyak goreng yang paling sering kita digunakan adalah yang 
berbahan dasar kelapa sawit. Pada proses pembuatan minyak goreng dari kelapa 
sawit terdapat dua fase yang berbeda, yaitu fase padat dan fase cair. Jenis 
yang padat disebut stearin dengan nama asam lemak yaitu stearat. Sementara, 
bagian dari minyak yang berbentuk cair disebut olein dan nama asam lemak yaitu 
asam oleat atau omega 9. 

      Proses penyaringan dua kali adalah sebutan untuk menjelaskan pemisahan 
minyak fase padat dari fase cair tadi. Jadi agar stearinnya tidak terbawa, 
dilakukanlah double fractination atau penyaringan dua kali. Jika hanya 
dilakukan satu kali penyaringan, terkadang minyak tersebut masih bisa membeku 
(biasanya disebut dengan minyak goreng 'tidur'). Sedangkan dengan dua kali 
penyaringan, minyak goreng 'tidur' tidak akan terjadi, meski disimpan di lemari 
es sekalipun. Minyak goreng yang membeku atau tidur tidaklah berbahaya dan sama 
sekali tidak berpengaruh pada kesehatan. Justru minyak goreng yang mengalami 
dua kali penyaring akan lebih mahal harganya karena biaya produksinya menjadi 
berlipat. 

      Minyak goreng berkolesterol & non kolesterol 

      Minyak goreng berbahan dasar tanaman seperti sawit, kelapa, kacang tanah, 
kacang kedelai, atau biji bunga matahari pasti tidak mengandung kolesterol. 
Tapi jika minyak gorengnya dibuat dari bahan hewani, seperti lemak kambing atau 
lemak sapi yang dikenal dengan sebutan minyak samin barulah mengandung 
kolesterol. 

      Mengandung vitamin 

      Jika ada produsen minyak goreng mengaku produknya mengandung vitamin, hal 
itu memang benar, yaitu vitamin A, D, dan E. Namun, yang patut dimengerti 
adalah karena fungsi minyak goreng adalah sebagai penghantar panas, maka 
vitamin-vitamin yang ada pada minyak itu akan hilang/rusak dalam proses 
penggorengan. Kalau pun vitamin tersebut ditambahkan pada saat produksi, tetap 
saja percuma. Sebab saat dipakai untuk menggoreng vitamin-vitamin tersebut 
tetap akan hilang/rusak juga. (cc) 
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke