Aisyah.... Kebaikan dan keimanan seseorang belum tentu dilihat dari jilbabnya saja. Mungkin bisa saja ada sesuatu hal yang melatarbelangi seseorang itu memakai jilbab. Dari kasus ibu- ibu yang membunuh para anak nya itu memang karena mereka juga mengalami gangguan kepribadian, gangguan ini kan juga bisa berasal dari faktor genetik. Jadi bisa saja yang seorang ibu awalnya baik-baik saja ternyata dibalik semua itu dia bisa kambuh kerena mengalami berbagai tekanan. Karena tekanan-tekan itu mungkin tidak bisa diungkapakan kepada suaminya maka yang terjadi seprti kasus-kasus para ibu tadi yang membunuh anak-anaknya. Walaupun hal yang sepele saja, bila sang suami bisa memahaminya pasti akan sangat indah bagi seorang istri. Saya rasa itu benar kalau suami gagal dalam membangun komunikasi karena komunikasi merupakan salah satu dasar untuk bisa membangun keluarga yang sakinah. Pengungkapan emosi juga mungkin gagal dilakukan oleh para ibu-ibu yang membunuh anaknya. Suami salah bila harus menafkahi istri saja. Istri sebenarnya lebih ingin diperhatikan dan dimengeti. Jadi pada intinya kepribadian , keimanan dan kebaikan seorang wanita tidak bisa dilihat dari jilbabnya saja.
----- Pesan Asli ---- Dari: Aisha <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Senin, 24 Maret, 2008 17:49:32 Topik: [wanita-muslimah] Ibu Lina & Maulana Temans, Hari ini saya nonton satu acara di Indosiar tentang seorang ibu bernama Lina yang melahirkan bayi sehat bernama Maulana. Maulana dibawa ibunya untuk diimunisasi, katanya saat itu langsung diimunisasi 3 sekaligus oleh seorang petugas kesehatan. Akibatnya Maulana kejang-kejang dan lalu tidak tumbuh normal, di usianya yang ke-18, beratnya hanya sekitar 6 kg, tidak bisa apa-apa, hanya bisa tergolek di tempat tidurnya dengan nafas mengorok. Ibu Lina sudah mengusahakan pengobatan untuk kesembuhan anaknya sampai menjual rumahnya dan hartanya habis, juga ditinggalkan suaminya yang hanya bisa menyalahkan istrinya. Ibu Lina ini juga sudah ke pengadilan menuntut dinas kesehatan (?)/pemda, dan pemda berjanji untuk membiayai biaya pengobatan Maulana, tapi janji itu belum terealisir. Saya termenung menyaksikan kisah perjuangan ibu Lina ini sambil heran dengan beberapa ibu yang membunuh anak-anaknya. Di Malang ada kasus seorang ibu membunuh 4 anaknya lalu dia juga bunuh diri - tapi saya tidak begitu peduli karena ibu itu non-muslimah walaupun mungkin di agamanya juga tidak ada ketentuan untuk membunuh anak dan bunuh diri. Yang mengganggu pikiran saya justru kasus ibu di Bandung yang (berjilbab, lulusan ITB, dan aktif di mesjid) yang membunuh 3 anaknya yang sehat. Lalu ibu muslimah di Bekasi yang membunuh 2 anaknya yang sehat, dan ibu muslimah di Pekalongan yang juga membunuh 2 anaknya yang sehat dan dia berusaha juga bunuh diri. Tiga orang muslimah ini dikenal ibu baik, mungkin dianggap solehah karena berjilbab, tapi saya lebih menghargai ibu Lina yang tidak berjilbab tapi begitu banyak perjuangan dan pengorbanannya untuk anaknya yang cacat. Sebenarnya apanya yang salah ya? Mengapa ibu-ibu yang secara penampilan begitu Islami karena berjilbab, begitu tega membunuh anak-anaknya yang sehat? Sementara ada ibu yang mungkin dianggap tidak atau kurang Islami karena tidak berjilbab tapi berjuang terus untuk anak cacatnya. Atau ini tidak ada hubungannya dengan jilbab? jadi kita tidak bisa menilai kebaikan atau keimanan seseorang hanya dari jilbabnya? Seorang ibu yang psikiater di satu tabloid memastikan ibu-ibu pembunuh ini mempunyai kepribadian skizoid, orang yang mudah tersinggung, sulit percaya kepada orang lain, negative thinking, lebih senang menyendiri, tidak mempunyai teman curhat. Awalnya depresi, kemudian menjadi skizofrenia. Kata psikiater ini, sebenarnya hal ini dapat dideteksi sejak dini, orang terdekat - dalam hal ini suami seharusnya mengetahui perubahan pada istrinya dan bisa jadi teman curhat istrinya. Apakah ini juga berarti bahwa suami-suami muslim ini gagal berkomunikasi dengan istrinya? Saya sering melihat tulisan di milis tentang syarat-syarat jadi istri solehah, tapi lebih jarang ya tulisan tentang syarat-syarat jadi suami soleh yang jadi tempat curhat istrinya? Atau suami-suami hanya mencari nafkah dan sudah puas dengan hanya melihat istrinya diam tapi berjilbab? Ada yang mau berbagi pendapat untuk menjawab pertanyaan-pertanya an saya? makasih ya sebelumnya.. :) salam Aisha [Non-text portions of this message have been removed] ________________________________________________________ Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]