Tidak semua yang ada di Bible itu tidak shahih. Baca artikelnya Abah HMNA di bawah. Ini beta copy paste paragraf pertama dari artikel Seri 107 tsb: Baniy Israil adalah puak etnis keturunan Israil. Israiliyat adalah cerita-cerita produk budaya dari kalangan puak etnis ini, karangan, imajinasi yang bersumber dari akar historis. Israiliyat ini perlu dibedakan dengan sumber yang nonhistoris. Yaitu wahyu yang diturunkan Allah SWT yang diterima oleh para nabi dari Baniy Israil dalam wujud secara verbal yang diucapkan oleh para nabi itu. Dalam bentuk tertulis secara otentik menjadi salah satu dari rukun iman yang enam, yaitu beriman kepada wa ma- unzila min qablika, beriman kepada Kitab-kitab yang diturunkan sebelum engkau (hai Muhammad), (S.Al Baqarah 4). Para pakar sejarah yang tidak percaya wahyu, atau sekurang-kurangnya percaya wahyu akan tetapi melecehkan wahyu dalam menganalisa sejarah dengan pendekatan historis, tidaklah membedakan antara produk budaya Baniy Israil (Israiliyat), yang mempunyai akar historis, dengan yang bersumber dari akar yang nonhistoris, yaitu dari wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada para nabi dari kalangan Baniy Israil tersebut. Perjanjian Lama adalah campuran antara sumber non-historis (wahyu) dengan sumber yang historis (Israiliyat). Tentu saja ummat Islam tidak diwajibkan beriman kepada Israiliyat ini, namun apabila Israiliyat itu mengandung pesan-pesan nilai akhlaq, tidak ada salahnya diambil ibarat daripadanya, dengan keyakinan bahwa cerita itu bukan kejadian yang sesungguhnya.
Selanjutnya beta postingkan juga artikel Abah perihal nubuatan ttg kedatangan Nabi Muhammad SAW dalam Perjanjian Lama. La Tando alias MQ ********************************************************************************************** BISMILLA-HIRRHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 107. Israil, Baniy Israil dan Israiliyat Israil adalah nama lain dari Nabi Ya'qub 'Alayhissalam (AS), anak dari Nabi Ishaq AS, anak dari Nabi Ibrahim AS. Baniy Israil adalah puak etnis keturunan Israil. Israiliyat adalah cerita-cerita produk budaya dari kalangan puak etnis ini, karangan, imajinasi yang bersumber dari akar historis. Israiliyat ini perlu dibedakan dengan sumber yang nonhistoris. Yaitu wahyu yang diturunkan Allah SWT yang diterima oleh para nabi dari Baniy Israil dalam wujud secara verbal yang diucapkan oleh para nabi itu. Dalam bentuk tertulis secara otentik menjadi salah satu dari rukun iman yang enam, yaitu beriman kepada wa ma- unzila min qablika, beriman kepada Kitab-kitab yang diturunkan sebelum engkau (hai Muhammad), (S.Al Baqarah 4). Para pakar sejarah yang tidak percaya wahyu, atau sekurang-kurangnya percaya wahyu akan tetapi melecehkan wahyu dalam menganalisa sejarah dengan pendekatan historis, tidaklah membedakan antara produk budaya Baniy Israil (Israiliyat), yang mempunyai akar historis, dengan yang bersumber dari akar yang nonhistoris, yaitu dari wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada para nabi dari kalangan Baniy Israil tersebut. Perjanjian Lama adalah campuran antara sumber non-historis (wahyu) dengan sumber yang historis (Israiliyat). Tentu saja ummat Islam tidak diwajibkan beriman kepada Israiliyat ini, namun apabila Israiliyat itu mengandung pesan-pesan nilai akhlaq, tidak ada salahnya diambil ibarat daripadanya, dengan keyakinan bahwa cerita itu bukan kejadian yang sesungguhnya. Dalam kalangan Baniy Israil ada kelompok yang disebut sect of writers, sekte penulis yang bertugas untuk menuliskan hukum-hukum Musa bagi yang memerlukannya. Mereka para penulis itu terkadang dipanggil dengan nama Pendeta, terkadang dengan Tuan, terkadang dengan Rabbi. Mereka ini menjadi pendukung dari pemerintah asing dari bangsa-bangsa Parsi, Romawi dan Yunani. Mereka inilah yang bertanggung jawab dalam penulisan yang menyisipkan unsur Israiliyat ke dalam Perjanjian Lama. Anehnya Israiliyat itu tidak kurang berisi dengan hal-hal yang melecehkan para nabi dalam kalangan Baniy Israil. Seperti misalnya Ya'qub mengecoh kakak dan ayahnya. Dalam Israiliyat itu Ya'qub digambarkan sebagai seorang yang licik terhadap Isu, kakak-kembarnya, yang dalam keadaan terdesak karena sangat lapar Isu menerima tawaran yang sangat tidak adil, yaitu makanan ditukar dengan kedudukan anak sulung. Demikian pula Ya'qub mengecoh ayahnya yang sudah rabun (atau katarak?) dengan menyamar sebagai Isu, memakai baju berbulu. Maksudnya agar sang ayah dapat terkecoh dengan meraba lengan Ya'qub, dan memang sang ayah terkecoh. Sebelumnya Ishaq menyuruh Isu pergi berburu dan hasil buruannya itu akan dimasak menjadi lauk yang enak. Akan tetapi Ya'qub mendahului Isu dengan mengambil domba peliharaan mereka. Tentu saja Ya'qub dapat mendahului Isu. Akhirnya Ya'qublah yang mendapatkan berkah dari Ishaq sang ayah, dan siapa saja yang melawan kepada yang diberkati itu, akan terkutuk. Di sinilah keanehan itu, Israiliyat tentang Ya'qub ini menimbulkan citra yang jelek tentang Ya'qub. Ada kemungkinan bahwa latar belakang sang Rabbi dari sect of writers ini mengarang cerita yang tak terpuji itu, untuk justifikasi tentang intrik yang pernah dilakukannya, karena seperti dikatakan di atas, sekte ini menjadi pendukung penguasa dari bangsa-bangsa asing. Artinya untuk memberikan kesan, apabila Ya'qub dapat berlaku licik, mengecoh, mengapa ia tidak boleh.(*) Sebagai ummat Islam yang diwajibkan beriman kepada para rasul, memuliakan rasul-rasul itu, haruslah menolak Israiliyat yang menyangkut pelecehan NabiyuLlah Ya'qub AS tersebut. Ada seorang pakar sejarah yang berlaku tidak fair dalam hal Ya'qub dan Baniy Israil secara keseluruhan. Seperti dikatakan di atas umumnya pakar sejarah tidak membedakan antara sumber nonhistoris dengan sumber yang historis. J.W.D. Smith dalam bukunya God and Man in Early Israel membuat rampatan (generalisasi) bahwa perangai Ya'qub yang ahli tipudaya ini mencerminkan perangai (behavior) dari Baniy Israil secara keseluruhan. Sikap mereka yang exlusif di negeri orang ditambah dengan citra terhadap diri mereka itu yang digambarkan berperangai penuh dengan intrik, kelicikan, tipu daya yang menjadi batu sandungan terhadap Perjanjian Perdamaian PLO dengan Israil, bahkan kabarnya baru-baru ini di Sudan dalam perembukan negara-negara yang tergabung dalam OKI (Fajar, 6 Desember 1993) menolak Perjanjian Perdamaian tersebut. Namun perlu kita ingat bahwa setiap bangsa, setiap puak etnis tidaklah seluruhnya akan baik, di antaranya tentu terdapat hati yang busuk. Demikian pula sebaliknya, tidaklah semuanya yang berhati busuk, tentu di antaranya terdapat pula mutiara-mutiara yang berhati mulia. Maryam Jamilah, sebelumnya bernama Margaret Marcus, dalam pernyataannya setelah menganut Islam, menyatakan ungkapan hatinya yang mengharukan dengan mengutip seperti apa yang telah diungkapkan oleh salah seorang Baniy Israil, Muhammad Asad, sebelumnya bernama Leopold Weiss (asad = leo = singa), seperti berikut: I did not embrace Islam out of any hatret for my ancestral heritage or my people. ............... Thus I can say with another from the Bani Israil who chose to travel on the sama journey. ................. Saya menganut Islam bukanlah karena tidak senang kepada warisan leluhur ataupun bangsa saya. ............. Walhasil saya dapat berkata seperti ucapan dari seorang Bani Israel yang telah memilih bermusafir dalam perjalanan yang sama. Abraham that early ancestor of mine, would have understood why I am here (in Mecca) ...................... Abraham (Ibrahim) leluhur saya, tentu mengerti mengapa saya di sini (di Mekah). My coming to this land of Arabia; was it not in truth a homecoming? Homecoming of the heart that has spied its old home backward over a curve of thousands of years and now recognizes this sky - my sky- with painful rejoicing? Kedatangan saya ke negeri ini negeri Arabia; bukankah itu pada hakekatnya kembali ke rumah? Pulang ke rumah dari sekeping hati yang menelusuri masa silam ribuan tahun dan mengenal langit ini - langit saya - dengan kegembiraan yang mengharukan? WaLlahu a'lamu bishshawab. *** Makassar, 12 Desember 1993 [H.Muh.Nur Abdurrahman] http://waii-hmna.blogspot.com/2007/06/107-israil-baniy-israil-dan-israiliyat.html ======================================= (*) saya baca dari Handbook saya punya kakek, dongeng-dongeng israiliyat itu antara lain: 1. dongeng Hajar putri Salitis dari Dinasti Hyksos Al-Malik difitnah sebagai budak 2. dongeng ttg Ibrahim meletakkan Ismail yang sudah berumur 16 tahun di atas bahu Hajar. 3. dongeng incest, yaitu Luth berzina dengan kedua anak perempuannya, yang keduanya mengandung dari hasil perzinaan itu. 4. dongeng perbuatan Ya'qub yang tidak terpuji mengecoh kakak-kembarnya (Isu) dan ayahnya (Ishaq) yang sudah buta. 5. dongeng Daud berzina dengan Betsyeba. 6. dongeng Absalom (anak laki-laki Daud) yang berzina dengan semua ibu-tirinya. 7. dongeng akhlaq Isa yang tak terpuji membentak ibunya, dan menyebut yang bukan Bani Israil itu sebagai anjing. 8. dongeng Isa melanggar salah satu Hukum Musa, yaitu Hari Sabbath. 9. dll., dll., dll.. Israiliyat yang disisipkan masuk ke dalam Injil, yaitu 12:47 Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." 12:48 Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" Tidaklah mungkin Nabi 'Isa AS sekasar begitu kepada ibu beliau. Kedua ayat itu adalah dongeng Israiliyat yang menghujat akhlaq mulia dari Nabi Isa AS menjadi tidak terpuji. =================== BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 706. Sepuluh Ribu dari Faran Berdasar atas Perjanjian Gencetan Senjata Hudaibiyah selama sepuluh tahun di antara Madinah dengan Makkah, maka qabilah Banu Bakr bergabung ke dalam aliansi kaum kafir Quraisy Makkah, sementara Banu Khuza'ah ke dalam aliansi kaum Muslimin Madinah. Ternyata dua tahun kemudian Banu Bakr dengan dukungan pihak Makkah menyerang Banu Khuza'ah. Dalam penyerangan itu banyak penduduk Banu Khuza'ah yang terbunuh. Utusanpun dikirim ke Madinah melaporkan pihak Makkah telah melanggar Perjanjian Hudaibiyah. RasuluLlah SAW segera mengumpulkan pasukan, lalu bergerak menuju Makkah, dan dalam perjalanan beberapa qabilah lain datang bergabung dengan RasuluLlah SAW. Tatkala pasukan itu tiba di FARAN jumlahnya telah mencapai SEPULUH RIBU orang. RasuluLlah SAW yang memimpin pasukan SEPULUH RIBU orang dari FARAN ini dinubuwatkan jauh sebelumnya oleh Nabi Musa AS. Kita kutip dari The Holy Bible, King James (authorized) Version: "And this is the blessing, where-with Moses the man of God blessed the Children of Israel before his death. And he said the LORD came(*) from Sinai, and rose up from Seir unto them; he shined(*) forth from mount PARAN and he came(*) with TEN THOUSANDS of saints; from his right hand sent(*) a fiery law for them" (Deuteronomy 33:1-2). Dan inilah berkat atas Bani Israil yang diberikan oleh Musa orang kepercayaan Tuhan sebelum wafatnya. Dan ia berkata: Tuhan datang dari Thursina dan terbit dari Seir atas mereka; ia terus bersinar gemerlapan dari bukit FARAN dan ia datang dengan SEPULUH RIBU pasukan syuhada; dari tangan kanannya datang syari'at yang cemerlang untuk mereka.(**) Bunyi nubuwat tersebut bersinergi dengan nubuwat Habakkuk dan Isaiah. Tidak seorangpun bangsa Israel termasuk Yesus, yang ada hubungannya dengan Paran. Hajar, dengan anaknya Ismail AS, berkelana di padang gurun Birsheba, yang kemudian menetap di padang gurun Paran (Genesis, 21:14,21). Ismail AS mengawini perempuan Mesir dan dari kelahiran anak sulungnya, Haidar (Kedar), memberikan keturunan kepada bangsa Arab, yang juga merupakan garis lurus silsilah: Haidar - Jamal - Sahail - Binta - Salaman - Hamyasa - 'Adad - 'Addi - Adnan - Ma'ad - Nizar - Mudhar - Ilyas - Mudrikah - Khuzaimah - Kinanah - Nadhar - Malik - Fihir - Ghalib - Luaiy - Ka'ab - Murrah - Kilab - Qushay - 'Abdul Manaf - Hasyim - 'Abd.Muththalib - 'Abdullah - NABI MUHAMMAD SAW. Inilah nubuwat dalam (Habakkuk 3:3): -- The Holy One from Mount Paran. His glory covered(*) the heavens and the earth was(*) full of his praise. Esa yang Suci dari gunung Paran. Kemuliaannya meliputi langit dan bumipun penuh dengan pujiya. Mount PARAN dalam (Habakkuk 3:3) ini terkait dengan mount PARAN dalam (Deuteronomy 33:1-2) Kata "praise, pujian" dalam (Habakkuk 3:3) ini sangat penting karena nama Muhammad secara harfiah berarti "orang terpuji". Nabi 'Isa AS juga telah menubuwatkan kata "pujian" dengan kata "Ahmad" dengan ma'na yang sama: -- WASzQAL 'AYSY ABN MRYM YBNY ASRAaYL ANY RSWL ALLH ALYKM RSDQA LMA BYN YDY MN ALTWRAt WMBSyRA BRSWL YAaTY MN B'AD ASMH AhMD (S. ALShF, 61:6), dibaca: -- waidzqala 'i-sabnu maryama ya- bani- isra-i-la inni- rasu-lu Lla-hi ilaikum musgaddiqal lima- baina yadayya minat tawra-ti wamubasysyiram birasu-lin ya'ti- mim ba'dis muhu- ahmad, artinya: -- Ingatlah, tatkala 'Isa anak Maryam berkata: Hai Bani- Isra-i-l, sesungguhnya aku Rasul Allah kepada kalian membenarkan apa yang sebelumku yaitu Tawrah dan memberi kabar gembira tentang seorang Rasul yang akan datang kemudianku, namanya Ahmad. Dan inilah nubuwat dalam Isaiah mengenai Kedar, para penghuni padang gurun FARAN. -- The oracle concerning Arabia. In the thickest in Arabia you will lodge, O caravans of De'danites . For they have fled from the swords, .... from the bent bow, ... For thus the Lord said to me, "Within a year, according to the years of a hireling, all the glory of Kedar will come to an end . And the remainders of the archers of the mighty men of Kedar will be few (Isaiah 21:13,15-17). Ucapan ilahi terhadap Arabia. Di belukar Arabia engkau akan bermalam, wahai kafilah-kafilah orang Dedan . Karena mereka melarikan diri dari pedang ... dan dari busur yang dilentur, .... Karena beginilah Tuhan berfirman kepadaku: "Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka semua kemuliaan Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tersisa sejumlah kecil saja. -- "For behold darkness shall cover the earth, .... but the LORD will arise upon you, and the glory will be seen upon you .... All the flocks of Kedar shall be gathered to you, .... and I will glorify My Glorious House" (Isaiah, 60:2,7). Karena sesungguhnya kegelapan akan meliputi bumi, .... namun (terang) Tuhan akan terbit atas kamu, .... Semua kawanan domba Kedar akan berhimpun kepadamu, .... dan Aku akan menyemarakkan Rumah KeagunganKu." Kaitkanlah nubuwat-nubuwat dalam Isaiah itu dengan nubuwat dalam Deuteronomy dan Habakkuk. Kedar runtuh dan jumlah pemanah, orang-orang kuat dari anak-anak Kedar, lenyap dalam setahun setelah mereka itu melarikan diri dari pedang-pedang dan dari busur-busur yang dibentang (Isaiah). Maka "sinar gemerlapan dari bukit FARAN" (Deuteronomy) adalah Muhammad SAW. Dalam Habakkuk, praise from Mount Paran adalah Muhammad SAW, karena secara harfiah Muhammad berarti praise (HMD dlm bhs Arab dan Yahudi). Terang Tuhan yang terbit atas bani Kedar yang dalam kegelapan adalah Muhammad SAW, karena beliau adalah satu-satunya Nabi melalui siapa bangsa Arab menerima wahyu di masa kegelapan jahiliyah. Dan tak lebih dari setahun setelah hijrah, anak cucu keturunan Kedar yaitu pasukan dari Makkah berjumpa dengan pasukan mujahidin Muhajirin dan Anshar dari Madinah dalam Perang Badar. Maka tumbanglah kemuliaan Bani Kedar, yaitu kafir Quraisy penduduk Makkah, kalah telak dalam Perang Badar. Muhammad SAW mensucikan kembali itu "Glorious House, Rumah Keagungan Tuhan, BaituLlah" di Makkah dengan membersihkannya dari patung-patung berhala. Setiap sekeping berhala tumbang, RasuluLlah SAW mengucapkan ayat: -- WQL JAa ALhQ WZHQ ALBAThL AN ALBARhL KAN ZHWQA (S ISRAa, 17:81), dibaca: waqul ja-al haqqu wazahaqal ba-thilu innal ba-thila ka-na zahu-qan. -- Katakanlah telah datang kebenaran dan telah lenyap yang batil, sesungguhnya kebatilan itu niscaya lenyap. WaLlahu a'lamu bisshawab. *** Makassar, 11 Desember 2005 [H.Muh.Nur Abdurrahman] http://waii-hmna.blogspot.com/2005/12/706-sepuluh-ribu-dari-faran.html ----------------------------- (*) Dalam ilmu balaghah bahasa-bahasa Semit (Hebrew dan Arab) fi'il madhiy (past tense) dipakai untuk waktu yang telah lalu dan untuk waktu yang akan datang yang pasti akan terjadi, sehingga dalam nubuwatan dipakai past tense. (**) Terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) Inilah berkat yang diberikan Musa, abdi Allah itu, kepada orang Israel sebelum ia mati. Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala Ada manipulasi di sini: 1. he shined dimanipulasi oleh LAI menjadi Ia tampak bersinar, he huruf kecil menunjuk kepada manusia dimanipulasi menjadi Ia huruf besar menunjuk kepada Tuhan 2. mount Paran dikaburkan oleh LAI menjadi pegunungan Paran, mount (puncak) dikaburkan menjadi pegunungan (puncak-puncak yang memanjang) 3. Angka ten thousands dikaburkan oleh LAI menjadi puluhan ribu (bisa 10.000, bisa 20.000, bisa 30.000 dst) 4. a fiery law diplintir oleh LAI menjadi api yang menyala. +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ ----- Original Message ----- From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, April 04, 2008 9:41 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: "Prof UIN Jakarta Halalkan Homoseksual" La Tando alias MQ ("cucunya" HMNA) kok ngambil referensi dari Bible yang tidak shahih? Aneh juga, padahal sebelumnya sibuk mempersoalkan pendapat orang yg berbeda, bahwa hanya yang shahih yang bisa dijadikan dalil. Kok jadi standar ganda? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tana Doang" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > lasykar5 menulis > soal Nabi ummi kan sudah jelas itu. malah sekarang Wikan terlihat memunculkan ini untuk menunjukkan adanya dissenting opinion. padahal yang ada adalah pendapat seorang muslim yang yakin bahwa Rasul itu tidak ummi.apa bisa pendapat seorang saja dianggap sudah pas untuk dilempar ke ummat menjadi sebuah dissenting opinion? > ----------------------------- > La Tando: > sebutir pasir di antara pantai berpasir, tidak bisa disebut dissenting opinion. Bahwa Nabi Muhammad SAW itu buta huruf, bahkan disebutkan juga dalam Bible (Perjanjian Lama) > Yesaya 29:12 dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca." > Ini sesuai dengan Shahih Bukhari: > Fa Jaahu lMalaku fa Qaala Iqra' Qaala Maa Ana biQaariy(Rawahu Bukhaariy). > Artinya: Malaikat (Jibril) datang kepadanya (Nabi) lalu katanya: "Bacalah" Berkata (Nabi): "Aku tidak pandai membaca". (diriwayatkan oleh Bukhari) > > Yesaya 29:12 di atas itu adalah nubuatan mengenai kedatangan seorang Nabi yang tidak dapat membaca, yaitu Nabi Muhammad SAW. > +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ > > > > ----- Original Message ----- > From: lasykar5 > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Friday, April 04, 2008 5:18 PM > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: "Prof UIN Jakarta Halalkan Homoseksual" > > > [1] soal usia Aisyah ra, jika Wikan sudah pernah baca (entah masih ingat > atau tidak argumen yang dipaparkan) mengapa masih keukeuh/ngotot dengan > riwayat yang bermasalah itu, yang lalu jadi alat pihak 'lawan' untuk menuduh > Rasul pedofil. aneh juga, di saat hal-hal yang jelas dipermasalahkan, hal > yang 'masalah' malah dipandang 'ok'. > > [2] soal usia Khadiah ra, yang ada bukan perdebatan, Wikan, tapi perbedaan > dari segi periwayatan hadis, tapi tidak sampai bermasalah spt usia nikah > Aisyah ra. sejauh ini tidak ada debat yang terjadi soal ini di kalangan > ulama (manapun). kec Wikan ada datanya. Jadi malah jelas di sini, usia tidak > terlalu dipermasalahkan dalam Islam (baca=wahyu Allah) kec untuk kisah > ash-habul kahfi dan seorang beriman yang ditidurkan Allah selama 100 th. > > [3] ah, soal Nabi ummi kan sudah jelas itu. malah sekarang Wikan terlihat > memunculkan ini untuk menunjukkan adanya dissenting opinion. padahal yang > ada adalah pendapat seorang muslim yang yakin bahwa Rasul itu tidak ummi. > apa bisa pendapat seorang saja dianggap sudah pas untuk dilempar ke ummat > menjadi sebuah dissenting opinion? . [Non-text portions of this message have been removed]