Tidak semua yang ada di Bible itu tidak shahih. Baca artikelnya Abah HMNA di 
bawah. Ini beta copy paste paragraf pertama dari artikel Seri 107 tsb: Baniy 
Israil adalah puak etnis keturunan Israil. Israiliyat adalah cerita-cerita 
produk budaya dari kalangan puak etnis ini, karangan, imajinasi yang bersumber 
dari akar historis. Israiliyat ini perlu dibedakan dengan sumber yang 
nonhistoris. Yaitu wahyu yang diturunkan Allah SWT yang diterima oleh para nabi 
dari Baniy Israil dalam wujud secara verbal yang diucapkan oleh para nabi itu. 
Dalam bentuk tertulis secara otentik menjadi salah satu dari rukun iman yang 
enam, yaitu beriman kepada wa ma- unzila min qablika, beriman kepada 
Kitab-kitab yang diturunkan sebelum engkau (hai Muhammad), (S.Al Baqarah 4). 
Para pakar sejarah yang tidak percaya wahyu, atau sekurang-kurangnya percaya 
wahyu akan tetapi melecehkan wahyu dalam menganalisa sejarah dengan pendekatan 
historis, tidaklah membedakan antara produk budaya Baniy Israil (Israiliyat), 
yang mempunyai akar historis, dengan yang bersumber dari akar yang nonhistoris, 
yaitu dari wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada para nabi dari kalangan Baniy 
Israil tersebut. Perjanjian Lama adalah campuran antara sumber non-historis 
(wahyu) dengan sumber yang historis (Israiliyat). Tentu saja ummat Islam tidak 
diwajibkan beriman kepada Israiliyat ini, namun apabila Israiliyat itu 
mengandung pesan-pesan nilai akhlaq, tidak ada salahnya diambil ibarat 
daripadanya, dengan keyakinan bahwa cerita itu bukan kejadian yang 
sesungguhnya. 

Selanjutnya beta postingkan juga artikel Abah perihal nubuatan ttg kedatangan 
Nabi Muhammad SAW dalam Perjanjian Lama.

La Tando alias MQ

**********************************************************************************************

BISMILLA-HIRRHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
107. Israil, Baniy Israil dan Israiliyat

Israil adalah nama lain dari Nabi Ya'qub 'Alayhissalam (AS), anak dari Nabi 
Ishaq AS, anak dari Nabi Ibrahim AS. Baniy Israil adalah puak etnis keturunan 
Israil. Israiliyat adalah cerita-cerita produk budaya dari kalangan puak etnis 
ini, karangan, imajinasi yang bersumber dari akar historis. Israiliyat ini 
perlu dibedakan dengan sumber yang nonhistoris. Yaitu wahyu yang diturunkan 
Allah SWT yang diterima oleh para nabi dari Baniy Israil dalam wujud secara 
verbal yang diucapkan oleh para nabi itu. Dalam bentuk tertulis secara otentik 
menjadi salah satu dari rukun iman yang enam, yaitu beriman kepada wa ma- 
unzila min qablika, beriman kepada Kitab-kitab yang diturunkan sebelum engkau 
(hai Muhammad), (S.Al Baqarah 4). Para pakar sejarah yang tidak percaya wahyu, 
atau sekurang-kurangnya percaya wahyu akan tetapi melecehkan wahyu dalam 
menganalisa sejarah dengan pendekatan historis, tidaklah membedakan antara 
produk budaya Baniy Israil (Israiliyat), yang mempunyai akar historis, dengan 
yang bersumber dari akar yang nonhistoris, yaitu dari wahyu yang diturunkan 
Allah SWT kepada para nabi dari kalangan Baniy Israil tersebut. Perjanjian Lama 
adalah campuran antara sumber non-historis (wahyu) dengan sumber yang historis 
(Israiliyat). Tentu saja ummat Islam tidak diwajibkan beriman kepada Israiliyat 
ini, namun apabila Israiliyat itu mengandung pesan-pesan nilai akhlaq, tidak 
ada salahnya diambil ibarat daripadanya, dengan keyakinan bahwa cerita itu 
bukan kejadian yang sesungguhnya. 

Dalam kalangan Baniy Israil ada kelompok yang disebut sect of writers, sekte 
penulis yang bertugas untuk menuliskan hukum-hukum Musa bagi yang 
memerlukannya. Mereka para penulis itu terkadang dipanggil dengan nama Pendeta, 
terkadang dengan Tuan, terkadang dengan Rabbi. Mereka ini menjadi pendukung 
dari pemerintah asing dari bangsa-bangsa Parsi, Romawi dan Yunani. Mereka 
inilah yang bertanggung jawab dalam penulisan yang menyisipkan unsur Israiliyat 
ke dalam Perjanjian Lama. 

Anehnya Israiliyat itu tidak kurang berisi dengan hal-hal yang melecehkan para 
nabi dalam kalangan Baniy Israil. Seperti misalnya Ya'qub mengecoh kakak dan 
ayahnya. Dalam Israiliyat itu Ya'qub digambarkan sebagai seorang yang licik 
terhadap Isu, kakak-kembarnya, yang dalam keadaan terdesak karena sangat lapar 
Isu menerima tawaran yang sangat tidak adil, yaitu makanan ditukar dengan 
kedudukan anak sulung. Demikian pula Ya'qub mengecoh ayahnya yang sudah rabun 
(atau katarak?) dengan menyamar sebagai Isu, memakai baju berbulu. Maksudnya 
agar sang ayah dapat terkecoh dengan meraba lengan Ya'qub, dan memang sang ayah 
terkecoh. Sebelumnya Ishaq menyuruh Isu pergi berburu dan hasil buruannya itu 
akan dimasak menjadi lauk yang enak. Akan tetapi Ya'qub mendahului Isu dengan 
mengambil domba peliharaan mereka. Tentu saja Ya'qub dapat mendahului Isu. 
Akhirnya Ya'qublah yang mendapatkan berkah dari Ishaq sang ayah, dan siapa saja 
yang melawan kepada yang diberkati itu, akan terkutuk. Di sinilah keanehan itu, 
Israiliyat tentang Ya'qub ini menimbulkan citra yang jelek tentang Ya'qub. Ada 
kemungkinan bahwa latar belakang sang Rabbi dari sect of writers ini mengarang 
cerita yang tak terpuji itu, untuk justifikasi tentang intrik yang pernah 
dilakukannya, karena seperti dikatakan di atas, sekte ini menjadi pendukung 
penguasa dari bangsa-bangsa asing. Artinya untuk memberikan kesan, apabila 
Ya'qub dapat berlaku licik, mengecoh, mengapa ia tidak boleh.(*)

Sebagai ummat Islam yang diwajibkan beriman kepada para rasul, memuliakan 
rasul-rasul itu, haruslah menolak Israiliyat yang menyangkut pelecehan 
NabiyuLlah Ya'qub AS tersebut. Ada seorang pakar sejarah yang berlaku tidak 
fair dalam hal Ya'qub dan Baniy Israil secara keseluruhan. Seperti dikatakan di 
atas umumnya pakar sejarah tidak membedakan antara sumber nonhistoris dengan 
sumber yang historis. J.W.D. Smith dalam bukunya God and Man in Early Israel 
membuat rampatan (generalisasi) bahwa perangai Ya'qub yang ahli tipudaya ini 
mencerminkan perangai (behavior) dari Baniy Israil secara keseluruhan.

Sikap mereka yang exlusif di negeri orang ditambah dengan citra terhadap diri 
mereka itu yang digambarkan berperangai penuh dengan intrik, kelicikan, tipu 
daya yang menjadi batu sandungan terhadap Perjanjian Perdamaian PLO dengan 
Israil, bahkan kabarnya baru-baru ini di Sudan dalam perembukan negara-negara 
yang tergabung dalam OKI (Fajar, 6 Desember 1993) menolak Perjanjian Perdamaian 
tersebut.

Namun perlu kita ingat bahwa setiap bangsa, setiap puak etnis tidaklah 
seluruhnya akan baik, di antaranya tentu terdapat hati yang busuk. Demikian 
pula sebaliknya, tidaklah semuanya yang berhati busuk, tentu di antaranya 
terdapat pula mutiara-mutiara yang berhati mulia. Maryam Jamilah, sebelumnya 
bernama Margaret Marcus, dalam pernyataannya setelah menganut Islam, menyatakan 
ungkapan hatinya yang mengharukan dengan mengutip seperti apa yang telah 
diungkapkan oleh salah seorang Baniy Israil, Muhammad Asad, sebelumnya bernama 
Leopold Weiss (asad = leo = singa), seperti berikut:

I did not embrace Islam out of any hatret for my ancestral heritage or my 
people. ............... Thus I can say with another from the Bani Israil who 
chose to travel on the sama journey. ................. Saya menganut Islam 
bukanlah karena tidak senang kepada warisan leluhur ataupun bangsa saya. 
............. Walhasil saya dapat berkata seperti ucapan dari seorang Bani 
Israel yang telah memilih bermusafir dalam perjalanan yang sama. Abraham that 
early ancestor of mine, would have understood why I am here (in Mecca)  
...................... Abraham (Ibrahim) 
leluhur saya, tentu mengerti mengapa saya di sini (di Mekah). My coming to this 
land of Arabia; was it not in truth a homecoming? Homecoming of the heart that 
has spied its old home backward over a curve of thousands of years and now 
recognizes this sky - my sky- with painful rejoicing? Kedatangan saya ke negeri 
ini negeri Arabia; bukankah itu pada hakekatnya kembali ke rumah? Pulang ke 
rumah dari sekeping hati yang menelusuri masa silam ribuan tahun dan mengenal 
langit ini - langit saya - dengan kegembiraan yang mengharukan? WaLlahu a'lamu 
bishshawab.

*** Makassar, 12 Desember 1993 
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2007/06/107-israil-baniy-israil-dan-israiliyat.html
=======================================
(*)
saya baca dari Handbook saya punya kakek, dongeng-dongeng israiliyat itu antara 
lain:
1. dongeng Hajar putri Salitis dari Dinasti Hyksos Al-Malik difitnah sebagai 
budak
2. dongeng ttg Ibrahim meletakkan Ismail yang sudah berumur 16 tahun di atas 
bahu Hajar.
3. dongeng incest, yaitu Luth berzina dengan kedua anak perempuannya, yang 
keduanya mengandung dari hasil perzinaan itu.
4. dongeng perbuatan Ya'qub yang tidak terpuji mengecoh kakak-kembarnya (Isu) 
dan ayahnya (Ishaq) yang sudah buta.
5. dongeng Daud berzina dengan Betsyeba.
6. dongeng Absalom (anak laki-laki Daud) yang berzina dengan semua ibu-tirinya.
7. dongeng akhlaq Isa yang tak terpuji membentak ibunya, dan menyebut yang 
bukan Bani Israil itu sebagai anjing.
8. dongeng Isa melanggar salah satu Hukum Musa, yaitu Hari Sabbath.
9. dll., dll., dll..

Israiliyat yang disisipkan masuk ke dalam Injil, yaitu 
12:47 Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu 
ada di luar dan berusaha menemui Engkau."  
12:48 Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: 
"Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?"
Tidaklah mungkin Nabi 'Isa AS sekasar begitu kepada ibu beliau. 
Kedua ayat itu adalah dongeng Israiliyat yang menghujat akhlaq mulia dari Nabi 
Isa AS menjadi tidak terpuji. 

===================

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU 
[Kolom Tetap Harian Fajar]
706. Sepuluh Ribu dari Faran

Berdasar atas Perjanjian Gencetan Senjata Hudaibiyah selama sepuluh tahun di 
antara Madinah dengan Makkah, maka qabilah Banu Bakr bergabung ke dalam aliansi 
kaum kafir Quraisy Makkah, sementara Banu Khuza'ah ke dalam aliansi kaum 
Muslimin Madinah. Ternyata dua tahun kemudian Banu Bakr dengan dukungan pihak 
Makkah menyerang Banu Khuza'ah. Dalam penyerangan itu banyak penduduk Banu 
Khuza'ah yang terbunuh. Utusanpun dikirim ke Madinah melaporkan pihak Makkah 
telah melanggar Perjanjian Hudaibiyah. RasuluLlah SAW segera mengumpulkan 
pasukan, lalu bergerak menuju Makkah, dan dalam perjalanan beberapa qabilah 
lain datang bergabung dengan RasuluLlah SAW. Tatkala pasukan itu tiba di FARAN 
jumlahnya telah mencapai SEPULUH RIBU orang. RasuluLlah SAW yang memimpin 
pasukan SEPULUH RIBU orang dari FARAN ini dinubuwatkan jauh sebelumnya oleh 
Nabi Musa AS. Kita kutip dari The Holy Bible, King James (authorized) Version:
 
"And this is the blessing, where-with Moses the man of God blessed the Children 
of Israel before his death. And he said the LORD came(*) from Sinai, and rose 
up from Seir unto them; he shined(*) forth from mount PARAN and he came(*) with 
TEN THOUSANDS of saints; from his right hand sent(*) a fiery law for them" 
(Deuteronomy 33:1-2). Dan inilah berkat atas Bani Israil yang diberikan oleh 
Musa orang kepercayaan Tuhan sebelum wafatnya. Dan ia berkata: Tuhan datang 
dari Thursina dan terbit dari Seir atas mereka; ia terus bersinar gemerlapan 
dari bukit FARAN dan ia datang dengan SEPULUH RIBU pasukan syuhada; dari tangan 
kanannya datang syari'at yang cemerlang untuk mereka.(**)

Bunyi nubuwat tersebut bersinergi dengan nubuwat Habakkuk dan Isaiah. Tidak 
seorangpun bangsa Israel termasuk Yesus, yang ada hubungannya dengan Paran. 
Hajar, dengan anaknya Ismail AS, berkelana di padang gurun Birsheba, yang 
kemudian menetap di padang gurun Paran (Genesis, 21:14,21). Ismail AS mengawini 
perempuan Mesir dan dari kelahiran anak sulungnya, Haidar (Kedar), memberikan 
keturunan kepada bangsa Arab, yang juga merupakan garis lurus silsilah:  Haidar 
- Jamal - Sahail - Binta - Salaman - Hamyasa - 'Adad - 'Addi - Adnan - Ma'ad - 
Nizar - Mudhar - Ilyas - Mudrikah - Khuzaimah - Kinanah - Nadhar - Malik - 
Fihir - Ghalib - Luaiy - Ka'ab - Murrah - Kilab - Qushay - 'Abdul Manaf - 
Hasyim - 'Abd.Muththalib - 'Abdullah - NABI MUHAMMAD SAW.  

Inilah nubuwat dalam (Habakkuk 3:3):
-- The Holy One from Mount Paran. His glory covered(*) the heavens and the 
earth was(*) full of his praise. Esa yang Suci dari gunung Paran. Kemuliaannya 
meliputi langit dan bumipun penuh dengan pujiya. Mount PARAN dalam (Habakkuk 
3:3) ini terkait dengan mount PARAN dalam (Deuteronomy 33:1-2) Kata "praise, 
pujian" dalam (Habakkuk 3:3) ini sangat penting karena nama Muhammad secara 
harfiah berarti "orang terpuji". Nabi 'Isa AS juga telah menubuwatkan kata 
"pujian" dengan kata "Ahmad" dengan ma'na yang sama:
-- WASzQAL 'AYSY ABN MRYM YBNY ASRAaYL ANY RSWL ALLH ALYKM RSDQA LMA BYN YDY MN 
ALTWRAt WMBSyRA BRSWL YAaTY MN B'AD ASMH AhMD (S. ALShF, 61:6), dibaca:
-- waidzqala 'i-sabnu maryama ya- bani- isra-i-la inni- rasu-lu Lla-hi ilaikum 
musgaddiqal lima- baina yadayya minat tawra-ti wamubasysyiram birasu-lin ya'ti- 
mim ba'dis muhu- ahmad, artinya:
-- Ingatlah, tatkala 'Isa anak Maryam berkata: Hai Bani- Isra-i-l, sesungguhnya 
aku Rasul Allah kepada kalian membenarkan apa yang sebelumku yaitu Tawrah dan 
memberi kabar gembira tentang seorang Rasul yang akan datang kemudianku, 
namanya Ahmad.

Dan inilah nubuwat dalam Isaiah mengenai Kedar, para penghuni padang gurun 
FARAN.
-- The oracle concerning Arabia. In the thickest in Arabia you will lodge, O 
caravans of De'danites . For they have fled from the swords, .... from the bent 
bow, ... For thus the Lord said to me, "Within a year, according to the years 
of a hireling, all the glory of Kedar will come to an end . And the remainders 
of the archers of the mighty men of Kedar will be few (Isaiah 21:13,15-17). 
Ucapan ilahi terhadap Arabia. Di belukar Arabia engkau akan bermalam, wahai 
kafilah-kafilah orang Dedan . Karena mereka melarikan diri dari pedang ... dan 
dari busur yang dilentur, ....  Karena beginilah Tuhan berfirman kepadaku: 
"Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka semua kemuliaan 
Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, 
akan tersisa sejumlah kecil saja. 
-- "For behold darkness shall cover the earth, .... but the LORD will arise 
upon you, and the glory will be seen upon you .... All the flocks of Kedar 
shall be gathered to you,  .... and I will glorify My Glorious House" (Isaiah, 
60:2,7). Karena sesungguhnya kegelapan akan meliputi bumi, .... namun (terang) 
Tuhan akan terbit atas kamu, .... Semua kawanan domba Kedar akan berhimpun 
kepadamu, .... dan Aku akan menyemarakkan Rumah KeagunganKu." 
 
Kaitkanlah nubuwat-nubuwat dalam Isaiah itu dengan nubuwat dalam Deuteronomy 
dan Habakkuk. Kedar runtuh dan jumlah pemanah, orang-orang kuat dari anak-anak 
Kedar, lenyap dalam setahun setelah mereka itu melarikan diri dari 
pedang-pedang dan dari busur-busur yang dibentang (Isaiah). Maka "sinar 
gemerlapan dari bukit FARAN" (Deuteronomy) adalah Muhammad SAW. Dalam Habakkuk, 
praise from Mount Paran adalah Muhammad SAW, karena secara harfiah Muhammad 
berarti praise (HMD dlm bhs Arab dan Yahudi). Terang Tuhan yang terbit atas 
bani Kedar yang dalam kegelapan adalah Muhammad SAW, karena beliau adalah 
satu-satunya Nabi melalui siapa bangsa Arab menerima wahyu di masa kegelapan 
jahiliyah. 

Dan tak lebih dari setahun setelah hijrah, anak cucu keturunan Kedar yaitu 
pasukan dari Makkah berjumpa dengan pasukan mujahidin Muhajirin dan Anshar dari 
Madinah dalam Perang Badar. Maka tumbanglah kemuliaan Bani Kedar, yaitu kafir 
Quraisy penduduk Makkah, kalah telak dalam Perang Badar. Muhammad SAW 
mensucikan kembali itu "Glorious House, Rumah Keagungan Tuhan, BaituLlah" di 
Makkah dengan membersihkannya dari patung-patung berhala. Setiap sekeping 
berhala tumbang, RasuluLlah SAW mengucapkan ayat:
-- WQL JAa ALhQ WZHQ ALBAThL AN ALBARhL KAN ZHWQA (S ISRAa, 17:81), dibaca: 
waqul ja-al haqqu wazahaqal ba-thilu innal ba-thila ka-na zahu-qan. 
-- Katakanlah telah datang kebenaran dan telah lenyap yang batil, sesungguhnya 
kebatilan itu niscaya lenyap. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 11 Desember 2005
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2005/12/706-sepuluh-ribu-dari-faran.html
-----------------------------
(*)
Dalam ilmu balaghah bahasa-bahasa Semit (Hebrew dan Arab) fi'il madhiy (past 
tense) dipakai untuk waktu yang telah lalu dan untuk waktu yang akan datang 
yang pasti akan terjadi, sehingga dalam nubuwatan dipakai past tense.

(**)
Terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) 
Inilah berkat yang diberikan Musa, abdi Allah itu, kepada orang Israel sebelum 
ia mati. Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari 
Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah 
puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api 
yang menyala
Ada manipulasi di sini:
1. he shined dimanipulasi oleh LAI  menjadi Ia tampak bersinar, he huruf kecil 
menunjuk kepada manusia dimanipulasi menjadi Ia huruf besar menunjuk kepada 
Tuhan
2. mount Paran dikaburkan oleh LAI  menjadi pegunungan Paran, mount (puncak) 
dikaburkan menjadi pegunungan (puncak-puncak yang memanjang)
3. Angka ten thousands dikaburkan oleh LAI menjadi puluhan ribu (bisa 10.000, 
bisa 20.000, bisa 30.000 dst)
4. a fiery law  diplintir oleh LAI menjadi api yang menyala.


+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


  ----- Original Message ----- 
  From: ma_suryawan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, April 04, 2008 9:41 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: "Prof UIN Jakarta Halalkan Homoseksual"


  La Tando alias MQ ("cucunya" HMNA) kok ngambil referensi dari Bible 
  yang tidak shahih?

  Aneh juga, padahal sebelumnya sibuk mempersoalkan pendapat orang yg 
  berbeda, bahwa hanya yang shahih yang bisa dijadikan dalil. Kok jadi 
  standar ganda?

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tana Doang" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > lasykar5 menulis
  > soal Nabi ummi kan sudah jelas itu. malah sekarang Wikan terlihat 
  memunculkan ini untuk menunjukkan adanya dissenting opinion. padahal 
  yang ada adalah pendapat seorang muslim yang yakin bahwa Rasul itu 
  tidak ummi.apa bisa pendapat seorang saja dianggap sudah pas untuk 
  dilempar ke ummat menjadi sebuah dissenting opinion?
  > -----------------------------
  > La Tando:
  > sebutir pasir di antara pantai berpasir, tidak bisa disebut 
  dissenting opinion. Bahwa Nabi Muhammad SAW itu buta huruf, bahkan 
  disebutkan juga dalam Bible (Perjanjian Lama)
  > Yesaya 29:12 dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang 
  tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia 
  akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca." 
  > Ini sesuai dengan Shahih Bukhari:
  > Fa Jaahu lMalaku fa Qaala Iqra' Qaala Maa Ana biQaariy(Rawahu 
  Bukhaariy).
  > Artinya: Malaikat (Jibril) datang kepadanya (Nabi) lalu 
  katanya: "Bacalah" Berkata (Nabi): "Aku tidak pandai membaca". 
  (diriwayatkan oleh Bukhari)
  > 
  > Yesaya 29:12 di atas itu adalah nubuatan mengenai kedatangan 
  seorang Nabi yang tidak dapat membaca, yaitu Nabi Muhammad SAW.
  > +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
  > 
  > 
  > 
  > ----- Original Message ----- 
  > From: lasykar5 
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > Sent: Friday, April 04, 2008 5:18 PM
  > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: "Prof UIN Jakarta 
  Halalkan Homoseksual"
  > 
  > 
  > [1] soal usia Aisyah ra, jika Wikan sudah pernah baca (entah 
  masih ingat
  > atau tidak argumen yang dipaparkan) mengapa masih keukeuh/ngotot 
  dengan
  > riwayat yang bermasalah itu, yang lalu jadi alat pihak 'lawan' 
  untuk menuduh
  > Rasul pedofil. aneh juga, di saat hal-hal yang jelas 
  dipermasalahkan, hal
  > yang 'masalah' malah dipandang 'ok'.
  > 
  > [2] soal usia Khadiah ra, yang ada bukan perdebatan, Wikan, tapi 
  perbedaan
  > dari segi periwayatan hadis, tapi tidak sampai bermasalah spt 
  usia nikah
  > Aisyah ra. sejauh ini tidak ada debat yang terjadi soal ini di 
  kalangan
  > ulama (manapun). kec Wikan ada datanya. Jadi malah jelas di 
  sini, usia tidak
  > terlalu dipermasalahkan dalam Islam (baca=wahyu Allah) kec untuk 
  kisah
  > ash-habul kahfi dan seorang beriman yang ditidurkan Allah selama 
  100 th.
  > 
  > [3] ah, soal Nabi ummi kan sudah jelas itu. malah sekarang Wikan 
  terlihat
  > memunculkan ini untuk menunjukkan adanya dissenting opinion. 
  padahal yang
  > ada adalah pendapat seorang muslim yang yakin bahwa Rasul itu 
  tidak ummi.
  > apa bisa pendapat seorang saja dianggap sudah pas untuk dilempar 
  ke ummat
  > menjadi sebuah dissenting opinion?
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke