Diforward oleh
La Tando (MQ)
Salam

****************************************************************************

BISMILLAHIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
823 Insiden Film  Fitna(h) dan Nilai Ganda Pemerintah Belanda

Insiden ini bermula dari tangan kotor Geert Wilders (wilder = Jalang) anggota 
tweede kamer (parlemen Belanda), ketua dari Partij voor de Vrijheid (Partai 
Kemerdekaan, Freedom Party), sebuah partai rasist di negeri Belanda. Pembenci 
Islam dan ummat Islam ini membuat film Fitna(h) berdurasi sekitar seperempat 
jam yang berisi kebohongan dan rekayasa. Film ini dimulai dengan buah tangan 
kriminal kartunis Denmark yang menggambarkan sebuah sumbu bom yang mulai 
disulut dan film ini diakhiri dengan bom yang disulut itu meledak. Si Jalang 
ini membuat pesan dengan filmnya ini bahwa Islam datang untuk menimbulkan 
malapetaka, dan dengan membiarkannya akan membinasakan bangsa-bangsa non-Muslim.

AlhamduliLlah, situs-situs populer seperti YouTube, MySpace, Multiply, 
RapidShare, telah diblokir oleh penyedia jasa Internet di Indonesia, termasuk 
Telkom Speedy. Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh mengatakan, 
pemerintah telah melakukan bloking terhadap film Fitna(h) di situs YouTube 
milik Google, setelah pemerintah melayangkan surat pemilik situs YouTube untuk 
menutup penyebaran film Fitna(h).  M.Nuh mengatakan, google juga menawarkan 
kerjasama dengan pemerintah di antaranya adalah jika dari Indonesia ada file 
atau bahan yang bertentangan dengan hukum, maka google tidak akan menerima 
masyarakat yang akan meng-apload. Sehubungan dengan tawaran dari google itu, 
maka tentu akan lebih elok lagi jika Menteri Komunikasi dan Informatika 
Muhammad Nuh mengusahakan pula agar diblokir juga penyebaran di internet 
penghinaan atas Nabi Muhammad SAW antara lain karana mengahwini Siti Aisyah 
yang bagi mereka masih muda, contohnya dapat dilihat => 
http://www.youtube.com/watch?v=Jm0H60OOe3A#ob6xWFxrPfI

Film ini dapat disorot dari segi: 
Pertama: penyajian ayat yang di luar konteks dari maknanya, seperti contohnya:
-- WA'ADWA LHM MA ASThT'ATM MN QWt WMN RBATh ALKhBL TRHBWN BH 'ADW ALLH W'ADWKM 
WaAKhRYN MN DWNHM LA T'ALMWNHM ALLH Y'ALMHM (S. ALANFAL, 8:60), aerinya:
-- wau'iddu- lahum mastatha'tum min quwwatin wamir riba-thil khabli turhibu-na 
bihi- 'aduwwaLla-hi wa'aduwwakum wa a-khari-na min du-nihim la- 
ta'lamu-nahumuLla-hu ya'lamuhum, artinya:
-- Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi 
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk kamu menggentarkan dengannya musuh Allah 
dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang 
Allah mengetahuinya (dalam konteks kekinian kuda-kuda itu bisa berupa tank, 
pesawat tempur, artilleri, missil yang sebagiannya berhulu ledak nuklir dll.)
  
Si Jalang dalam filmnya itu memisahkan ayat itu dengan ayat berikutnya, untuk 
memberikan kesan "turhibu-na bihi-"  (menggentarkan dengannya) yang 
mengindikasikan terror. Padahal secara rasional memperkuat negeri dengan 
senjata yang menggentarkan secara internasional dari dahulu higga sekarang 
dilakukan oleh negara-negara untuk menjadi "super power", seperti Amrika dan 
Inggris. Bedanya Amerika dan Inggris dengan isi ayat di atas itu, adalah makna 
ayat itu untuk mempertahankan diri (kuda-kuda yang ditambat), tidak agresif 
seperti Amerika Inggris cs yang menyerang negeri-negri Muslim seperti 
Afghanistan dan Iraq.  

Lanjutnya ayat (8:60), yaitu ayat (8:61) yang sehrusnya keduanya tidak boleh 
dipisahkan:
-- WAN JNhWA LLSLM FAJNh LHA WTWKL 'ALY ALLH ANH HW ALSMY'A AL'ALYM (S. 
ALANFAL, 8:61), dibaca:
-- wain janahu- lissilmi fajnhu laha- wa tawakkal 'alaLla-hi innhu- huwas 
sami-'ul 'ali-m, artinya:
-- Dan jika mereka cenderung kepada perdamaian, maka cenderunglah juga 
kepadanya (nya=perdamaian) dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah 
yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Kedua, Video clips yang di luar konteks, yaitu berupa tipuan berupa distorsi 
dari kejadian sebenarnya, sehingga dapat menipu mereka yang menyaksikannya. 
Ditayangkan seorang syaikh mengayunkan pedang untuk membangkitkan semangat 
jihad melawan kuffar yang menduduki Iraq. Apa mesti ummat Islam penduduk Iraq 
diam saja berpangku tangan, sedangkan kuffar menduduki negerinya. Islam bukan 
agama kekerasan, tetapi juga tidak boleh berlemah lembut, untuk tidak melawan 
mengangkat senjata. Islam bukan agama kekerasan, tetapi di satu sisi Islam 
adalah agama yang penganutnya harus bersikap muruah (dignity) pantang dihina.

***

Perdana Menteri Belanda Dr Jan Peter Balkanende, seperti yang tertulis dalam 
surat yang ditujukan kepada Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi, mengatakan 
Wilders tidak mewakili Belanda. Masih menurut PM Jan Peter, hukum Belanda tidak 
bisa menindak tegas pemutar film, apabila aspek yang ditimbulkan dari film itu 
belum terlihat.

Melihat surat Perdana Menteri Belanda itu, maka benarlah apa yang dikemukakan 
oleh Muhammad Ismail Yusanto, Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia, bahwa 
pemerintah negara-negara barat termasuk Belanda memakai *Standar ganda*, yaitu 
mengkritik kebenaran terjadinya Hollocaust (pembantaian massal) yang dilakukan 
oleh Nazi terhadap orang Yahudi di Eropa, maka pengkritik itu diseret ke 
pengadilan sebagai tindakan kriminal. Bukankah mengkritik Hollocaust juga 
bagian dari kebebasan berpendapat? Mengapa untuk kritikan terhadap Hollocaust 
dilarang, sementara penghinaan terhadap Islam dibiarkan?

Standar ganda seperti ini sering terjadi, terutama pada perkara yang berkaitan 
dengan Islam dan umat Islam. Hamas yang berjuang membebaskan negerinya dari 
penjajahan Israel disebut teroris. Tindakan Israel yang membunuh banyak rakyat 
sipil disebut aksi membela diri. Iran yang mengembangkan teknologi nuklir 
dicurigai ingin membuat bom nuklir, sedangkan Amerika, Inggris, Israel, Rusia, 
dll, bahkan sudah lama memproduksi bom nuklir.

Bagaimana kita, sebagai umat Islam menyikapi fenomena insiden film Fitna(h) 
ini? Ada seruan Mahatir Muhammad untuk memboikot
produk dari Belanda. Sungguhpun di Belanda tidak sedikit ummat Islam yang 
bekerja, namun seruan Mahatir Muhammad patut mendapat perhatian. Bahwa dalam 
perjuangan tentu ada yang korban. Pada sisi lain, effek seruan itu akan sama 
hasilnya dengan bangsa kita dahulu, yang oleh Belanda diterapkannya politik adu 
domba, sebagian bangsa Indonesia diadu dengan sebagiannya. Nah politik adu doma 
itu kita pakai juga sekarang: Belanda lawan Belanda. Biarkan si Jalang dan 
partainya dituntut secara hukum oleh pemilik Perusahaan Belanda yang dirugikan 
oleh aksi boikot itu. WaLlahu a'lamu bisshawab.

***

Makassar, 13 April 2008
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2008/04/823-insiden-film-fitnah-dan-nilai-ganda.html

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke