HAHAHA... HEBAT, HEBAT!!!
SUDAH DICEKAL, DIMAKI "PENGKHIANAT DEMOKRASI" LAGI!!! KACAIN DEH LO SAUT SITUMORANG!!! HAHAHA... --- In [EMAIL PROTECTED], "Aquino Hayunta" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya terus terang pusing dengan masalah Saut ini. Bagi saya sampai saat ini memang masih jadi dilema soal moderasi Saut tersebut. Namun sebuah milis berhak untuk menentukan coraknya. Jika milis Apsas memilih untuk bercorak "ramai" tanpa moderasi, itu adalah hak pengelola milisnya. Jika milis FPK dan JIL memilih untuk memoderasi anggotanya, itu adalah pilihan moderatornya. Tidak bisa juga dipaksakan bahwa sebuah milis haruslah seperti apsas coraknya. Buat saya pribadi yang belum ketemu Saut, dia ini adlah pengkhianat demokrasi. Gaya bahasa dan sikap yang ia pilih mencederai orang lain dengan berlindung di balik demokrasi. Sikapnya yang menyebarkan gosip buruk terhadap milis inipun sebetulnya tidak demokratis, malah cenderung mirip orang fundamentalis. Dewi sebagai moderator telah baik-baik mengundang Katrin masuk milis ini untuk membicarakan tulisannya, agar Katrin mempunyai kesempatan untuk membela pemikirannya. Namun yang mereka lakukan adalah menyebarkan "konflik" itu kemana-mana. Sikap ini sama sekali tidak demoraktis. Email-email saut haruslah dipilah menjadi dua bagian, inti pendapatnya dan ekspresinya. Dan terus terang ekspresinya sangat mengganggu. Dalam Piagam Hak Asasi Manusia, kebebasan berekspresi adalah kebebasan yang sifatnya bisa ditangguhkan. Konsep HAM memilah hak menjadi hak-hak yang pemenuhannya tidak bisa ditangguhkan dan bisa ditangguhkan. Kebetulan kebebasan bereskpresi masuk yang bisa ditangguhkan. Yaitu jika kebebasan berekspresi itu justru mengancam pemenuhan hak-hak lainnya. > -----Original Message----- > From: [EMAIL PROTECTED] > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, April 11, 2008 10:02 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: [Jurnal Perempuan] Re: Email Saut Situmorang > > > Bung Akmal, > > Beberapa klarifikasi dari saya: > > 1. Saya TIDAK PUNYA MASALAH dengan analisis Katrin Bandel atas teks > Saman. Saya > memiliki buku karya Katrin yang memuat analisisnya atas novel Saman, > dan saya > menilai tulisan itu berbobot. Jadi, saya tak punya alasan untuk > berpolemik > dengan Katrin soal telaahnya itu. Artinya, tak ada sama sekali opini > Katrin > Bandel tentang novel Saman yang perlu saya jungkir balikkan semua. > Maka, saya > tak ngerti kenapa saya harus menyanggah tulisan itu. Saya sih nggak > terbiasa > untuk menulis dengan tujuan asal beda dari orang lain. Saya mampu kok > menghargai tulisan yang bermutu. > > 2. Persoalan saya adalah dengan tulisannya tentang pribadi Ayu Utami > (yang > selalu dikait-kaitkan dengan GM) yang targetnya adalah sosok pribadi > Ayu Utami, > bukan ini karyanya. Tulisan Katrin di Republika itu tergolong jenis > ini. Saya > tak mau buang-buang waktu menulis tulisan tiga bagian di media massa > untuk men- > counter gosip. Apa yang mau dikomentari secara kritis dan berbobot dari > sebuah > tulisan yang sangat insinuatif dan penuh aroma intrik seperti itu? > Maaf, Bung > Akmal, kilik-kilik Anda tak kena ke saya untuk soal yang satu ini. > Tulisan > Katrin di Republika itu tak layak untuk dihargai dan ditanggapi dengan > sebuah > analisis yang serius serta berbobot. Dengan kata lain, tulisan itu tak > menyediakan pintu masuk bagi suatu dialketika (meminjam istilah Dewi) > yang > sehat. > > 3. Dalam soal konflik antara Saut dan saya di milis JP, adalah fakta > bahwa > sayalah yang menyulut api lebih dahulu, jadi Anda tak perlu minta sori > ke saya > untuk menyatakan ini. Setelah ada teguran dari moderator, saya secara > resmi > meminta maaf kepada seluruh anggota milis ini. Dan seingat saya, sejak > permintaan maaf itu, saya tak lagi mengeluarkan olok-olok merendahkan > terhadap > Saut atau siapapun juga di milis ini. Seingat saya juga, cekal terhadap > Saut > baru dikeluarkan moderator sesudah, bukan sebelum, permintaan maaf saya > di- > posting-kan moderator di sini. Kata lagu dangdut, "kau yang memulai, > kau yang > mengakhiri", dan saya pikir saya sudah menunaikan kewajiban itu. Jika > Bung > Akmal masih melihat ada posting saya pasca-permintaan maaf itu yang > patut > dicekal/dimoderasi, bisakah ditunjukkan kepada kita semua persisnya > yang mana, > dan atas dasar apa? > > 4. Anda mengaku sudah mengikuti kronologi sejak awal, tetapi tampaknya > thread > berisi permintaan maaf saya itu tak Anda hiraukan, sehingga sampai pada > titik > inipun, Anda masih mempersoalkan kenapa Saut dimoderasi dan saya tidak. > Mungkin > ada baiknya Anda baca kembali kronologi itu sejak awal, sekali lagi, > supaya > tudingan Anda atas ketidakadilan moderator dapat Anda refleksikan lagi > dengan > lebih cermat. "Keadilan" adalah sebuah sense yang memang bisa > problematik pada > tiap-tiap orang, bukan? Semisal Anda sendiri, yang menyesalkan moderasi > kepada > Saut tapi mengamini pencekalan terhadap heri latief. Sebab apa, Bung > Akmal? Apa > karena Heri pernah menulis komentar tajam atas pemikiran Anda? > > 5. Yang hingga saat ini tak berhenti adalah serangan Saut dan Katrin > kepada > moderator, yang di cross-posted ke milis-milis lain, dan serangan- > serangan itu > bukan hanya mengecam kebijakan moderator, melainkan sarat juga dengan > hinaan > terhadap pribadi moderator. > > Quoting "Akmal N. Basral" <[EMAIL PROTECTED]>: > > > > > nong yang baik, > > sila lihat jawaban saya untuk guntur (juga dewi). posting saya adalah > > untuk menjawab tiga pertanyaan qaryati, tentu saja berdasarkan > > pengalaman saya. kalau ada kawan-kawan lain yang punya pengalaman > > berbeda sama sekali dengan apa yang saya alami untuk menjawab > > pertanyaan qaryati, silakan saja. > > > > penjelasan saya itu memang tidak relevan nong, SEANDAINYA sebelum ini > > tiba-tiba saja saya menulis seperti itu. (dan selama ini saya memang > > tak pernah berkomentar bukan?). > > > > saya respek dengan dewi kok nong, ngefans dengan (tulisan-tulisan) > > guntur, kagum dengan semangat nggak kenal capeknya agus hamonangan > > mengelola milis-(milis) bermutu. saya tidak ada persoalan personal > > dengan anggota moderator. > > > > dan betul, moderator punya hak untuk memoderasi anggota dengan alasan > > tertentu. persoalannya bagi saya, keputusan itu tidak adil hanya > > dengan mencekal saut. dalam konteks kisruh manneke-saut, manneke > jelas > > menyulut api lebih dulu. dalam konteks yang tak proporsional pula. > > (sori nih bos manneke, i have to say what i have to say). > > > > nong tahu apa impian saya sekarang? melihat tulisan komprehensif > > manneke yang membalikkan semua opini katrin atas saman, juga termuat > > di republika. syukur-syukur juga dalam tiga tulisan. > > > > lalu katrin membalas lagi dengan patahkan semua argumentasi manneke, > > lalu begitu seterusnya. > > > > kita, pembaca, akan diperkaya dengan polemik-(polemik) yang bermutu > di > > "panggung depan" (meminjam istilah erving goffman, nih). segala > > keriuhan di "panggung belakang" (milis ini, umpamanya), ya anggaplah > > bagian dari dinamika pergaulan. jangankan dengan orang lain, wong > > dengan keluarga sedarah sendiri, apa kita selalu akur? > > > > salam akur, > > > > ~a~ > > > > > > > > > > > > > > > > --- In [EMAIL PROTECTED], Nong Mahmada <nongandah@> > > wrote: > > > > > > Mas akmal, apa kabar? > > > saya heran kok soal saut ini dibahas. penjelasan anda soal saut di > > dunia nyata dan di dunia maya ngga relevan di sini. karena sang > > moderator akan menilainya dari isi email itu. saya sangat salut sama > > dewi sang moderator milis ini yang begitu sabar menjelaskan dengan > > sopan dan jelas tentang kenapa saut dimoderasi, bukan dicekal. tapi > > anehnya kok katrin bilangnya dicekal. > > > > > > padahal yang saya tahu di milis manapun soal moderasi itu kan biasa > > aja. moderator pasti tahu postingan mana yang layak masuk atau tidak. > > saya pun kalau pun misalnya dikeluarin atau dimoderasi dari milis ini > > karena dianggap email2 saya kasar atau ngga layak misalnya, saya akan > > terima dengan lapang dada. > > > > > > jeng dewi, sabar ya... > > > > > > salam, > > > Nong > > > > > > "Akmal N. Basral" <anb99@> wrote: > > > > > > ps: > > > kalau boleh berkomentar soal pencekalan saut, saya tidak setuju > saut > > > dimoderasi (juga mikael johani yang "misuh-misuh" di milis apsas > > > karena posting-postingnya belakangan ini tak pernah diapprove > > > moderator jp). > > > > > > konsideran dewi yang menyebutkan ada "tiga anggota milis keluar", > yang > > > ditanggapi katrin dengan "tapi tak dihitung berapa jumlah anggota > yang > > > masuk" menurut saya sangat bias. (maksud saya, dewi yang bias. > katrin > > > mengembalikan pada perhitungan neraca yang adil. ada "cash out" > tentu > > > harus dilihat "cash in" juga bukan?). > > > > > > apakah saya pembela saut? > > > > > > kawan-kawan milis jp yang juga aktif di apsas (banyak sekali di > sini, > > > termasuk guntur sang moderator jp) tahu bahwa pikiran saya dan > saut > > > hampir selalu berseberangan. tapi sembari (terus) berbeda pendapat > > > dengan saut, saya akan membela (meski saut tak butuh dibela, tentu > > > saja!) haknya untuk terus mengeluarkan pendapat. > > > > > > jadi mari kita rayakan perbedaan itu, betapa pun selebar bumi dan > > > langit cara mengartikulasikannya. > > > > > > kita butuh saut, seperti halnya kita butuh non-saut. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > --------------------------------- > > > Yahoo! for Good helps you make a difference > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > > ------------------------------------ > > __________________________________ > Related Link: www.jurnalperempuan.com > Post message: [EMAIL PROTECTED] > Subscribe: [EMAIL PROTECTED] > Unsubscribe: [EMAIL PROTECTED] > List owner: [EMAIL PROTECTED] Groups > Links > > > --- End forwarded message ---