Si Doang, anda yang sebetulnya rancu dan tak mengerti sejarah doktrin
Islam. Masalah kepemimpinan dan siapa yang mengganti Nabi setelah
beliau wafat (seirng dikenal dengan masalah imamah) adalah masalah
akidah, baik menurut sekte Syi'ah, apalagi Sunni.

Bahwa masalah imamah masuk dalam masalah akidah, semua orang sudah
tahu. Kalau Si Doang tak tahu, itu salahnya sendiri, dan karena itu
harus baca yang banyak.

Betulkan menurut sekte Sunni, masalah imamah masuk akidah?

Menurut pendapat saya, masalah ini masuk akidah dalam pandangan sekte
terbesar dalam Islam itu. Memang ini masalah politik, tetapi dalam
sejarah Islam masalah yang semua bermula dari area politik itu
kemudian menjadi masalah akidah. Contoh yang lain di luar imamah banyak.

Bukti bahwa masalah imamah dianggap sebagai masalah akidah oleh sekte
Sunni adalah buku-buku tentang akidah yang dikarang oleh mutakallimun
atau teolog Sunni. Anda bisa ambil buku-buku standar dalam bidang
teologi di lingkungan Sunni, pasti di sana terdapat pembahasan masalah
imamah. Jika masalah ini tidak masuk dalam akidah, kenapa didiskusikan
dalam buku-buku akidah?

Coba saja baca karya-karya akidah/teologi yang ditulis al-Baqillani,
al-Juwayni, al-Baghdadi, al-Ghazali, dll. Dalam karya-karya mereka itu
kita akan jumpai pembahasan soal imamah.

Ahmad



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tana Doang" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Ruzbihan Hamazani, dikutip dari =>
http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/04/19/betulkah-doktrin-ahmadiyah-bisa-dianggap-blasphemy/
> Jika menafsir dan berbeda pendapat dengan sekte dominan dianggap
sebagai penodaan agama, maka banyak kelompok Islam di Indonesia yang
harus dilarang. Pertama-tama yang harus dilarang adalah kalangan
Syi'ah karena sekte ini membawa pandangan tentang "kepemimpinan"
(imamah) yang berbeda dengan pandangan dominan di kalangan Sunni. 
> =============================
> La Tando (MQ)
> Pertama: Yang beta kutip dari tulisannya Ruzbihan Hamazani tersebut
di atas mengandung racun yang berbisa. Ruzbihan Hamazani mengadu domba
antara Sunni vs Syi'ah. Memangnya Sunni dan Syi'ah itu domba ?
> Kedua Ruzbihan Hamazani OOT./ mengaburkan masalah. Kepemimpinan tiu
bukan 'aqidah.
> Ketiga Ruzbihan Hamazani, siapa sih lo ?
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Ahmad Badrudduja 
>   To: Pengajian Kantor ; Keluarga Sakinah ; Keluarga Sejahtera ;
Kerabat Antropologi ; KMNU ; Komnas HAM ; Komunitas Istiqlal ; Islam
Liberal ; LISI ; Lies Marcoes ; Mayapadaprana ; Mediacare ; Mencintai
Islam ; musliminsuffer ; Muthahhari ; Pluralitas ; PPI India ; Wanita
Muslimah ; Zamanku ; Zulfadhli 
>   Sent: Sunday, April 20, 2008 2:12 AM
>   Subject: [wanita-muslimah] Betulkah Doktrin Ahmadiyah adalah
"Blasphemy"?
> 
> 
>   Betulkah Doktrin Ahmadiyah adalah "Blasphemy"?
> 
>   Ruzbihan Hamazani
> 
>   Saya terpaksa menulis sekali lagi tentang Ahmadiyah, dan kali ini
yang ingin saya soroti bukan mengenai aspek kebebasan agama seperti
saya tulis dalam artikel sebelumnya. Kali ini, titik pusat pembahasan
saya adalah mengenai kaitan antara ajaran Ahmadiyah dan "blasphemy"
atau pelecehan dan penodaan ajaran agama, sebagaimana dituduhkan oleh
beberapa kalangan.
> 
>   Salah satu alasan yang dipakai oleh Badan Koordinasi Pengawasan
Aliran Kepercayaan Masyarakat untuk melarang kegiatan Ahmadiyah adalah
penodaan ajaran agama Islam. Dalam pandangan Badan Pengawas itu,
ajaran Ahmadiyah, persisnya mengenai adanya nabi baru setelah Nabi
Muhammad, bertentangan dengan ajaran standar sekte dominan Islam di
Indonesia, yakni sekte Sunni. Bukan hanya itu, doktrin Ahmadiyah itu
juga dianggap sebagai menodai ajaran sekte tersebut.
> 
>   Cara berpikir ini tentu mudah diikuti oleh kalangan awam. Argumen
ini juga bisa dengan mudah dipakai sebagai propaganda untuk
memberangus kalangan yang berbeda pendapat dengan doktrin resmi yang
dianut oleh golongan yang dominan dalam masyarakat, dengan alasan yang
sederhana: menghina ajaran agama.
> 
>   Untuk membaca artikel ini selengkapnya, silahkan klik:
> 
>  
http://ruzbihanhamazani.wordpress.com/2008/04/19/betulkah-doktrin-ahmadiyah-bisa-dianggap-blasphemy/
>   . 
>    
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke