Pembubaran Ahmadiyah, Mau dibalikin lagi ke masalah keyakinan ya hehehe.
Silahkan saja bikin pendapat ketidak setujuan terhadap ajarannya tapi ya gak
usah ngeyel mau membubarkan dengan paksa segala.

Perbedaan penafsiran Bukanlah Penodaan Agama.

Cara berfikir yang memaksakan Bahwa adanya Penafsiran yang Berbeda terhadap
teks-teks agama sebagai PENODAAN Agama adalah salah besar dan biasanya
dianut oleh para Radikal Ekstrimis Pembuat keonaran. Ekstrimis ini adalah
pembaut kerusuhan di muka bumi dengan mengatasnamakan agama. Agama
ditunggangi oleh mereka seakan merekalah satu-satunya pemegang tafsir
tunggal kata-kata Tuhan.

Cara berfikir seperti ini adalah sumber kerusakan di dunia, sudah terjadi,
sudah terbukti dan tidak perlu ditunggu terjadi lagi.

Jika tiap Perbedaan Penafsiran seberapa pun besarnya dianggap Penodaan
Agama, maka sudah dipastikan masyarakat akan jatuh dibawah ketiak kaum
perusah, kaum pemaksa yang memanfaatkan tangan mayoritas untuk berbuat
sewenang-wenang.

Selamatkan Indonesia dari segala kerusuhan dengan meningkatkan
kebijaksanaan, kesabaran dan keadilan. Hal itu semua baru bisa tercapai
biasanya kalau perut sudah terisi secukupnya.

On 4/21/08, lasykar5 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>   Memang dibutuhkan kejelian dalam melihat segala sesuatunya.
> salam,
> satriyo
>
> --
> Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
> now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest
> >> al-Ra'd [13]: 28
>
> *Tentang Ahmadiyah*
>
> Membaca editorial *Koran Tempo* edisi 18 April 2008, hati saya sebagai
> seorang muslim merasa harus meralat beberapa isi dari editorial tersebut.
> Pertama, jika memang Ahmadiyah merasa berbeda, mengapa mereka harus tetap
> memakai embel-embel Islam pada ajarannya? Jika memang mereka merupakan
> agama
> selain Islam, mungkin reaksi kaum muslim tidak akan seperti ini. Ahmadiyah
> mengaku Islam tetapi mengakui ada nabi lain setelah Nabi Muhammad SAW.
> Jelas
> ini telah menodai agama Islam, karena dalam Islam sudah jelas bahwa Nabi
> Muhammad SAW adalah nabi terakhir!
>
> Kedua, memang negara menjamin kebebasan memeluk agama dan beribadah
> menurut
> agama masing-masing, tapi kebebasan yang seperti apa? Apakah termasuk
> kebebasan menodai agama?
>
> Ketiga, pengikut Ahmadiyah sendiri tidak menjalankan toleransi beragama,
> terbukti dari tertutupnya pergaulan mereka (jika kaum muslim yang
> tertutup,
> pastilah dicap ekstrem).
>
> Demikian pendapat yang bisa saya sampaikan kepada *Koran Tempo*. Harap
> obyektif dalam menilai suatu kejadian, jangan dilihat dari sisi Ahmadiyah
> saja, tapi lihatlah dari sisi kaum muslim yang telah ternoda ajarannya
> oleh
> segelintir orang yang tergabung dalam Ahmadiyah.
>
> *Angga Nugraha*
> Jakarta
>
> Terima kasih atas masukan Anda *--Redaksi.*
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke