Terimakasih, mari kita galang persatuan yang cinta damai,tolerensi beragama menegakan kebenaran dan ke adilan sesuai dgn al Quran. Inilah ayat2 ALLAH yang menyatakan bahaw Ahmadiah itu adalah islam murni hanya berbeda menafsirkan sebuah ayat saja, dan itu juga sunnatullah, karena Rasul sudah wafat....bukan?
http://latifabdul.multiply.com/journal/item/153 DEFINISIN ISLAM --VS--AHMADIYAH. Mengrespond pernyataan Ketua MPR, Hidayah Nur Wahid baru2 ini, yang mengajak umat islam Ahmadiyah menukar keyakinan mereka. Artinya dipaksa meninggalkan keyakinan ahmadiah bahwa tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw. Ini adalah paksaan namanya, penzoliman keyakinan oranglain adalah bertentangan dgn peraturan2 ALLAH dan HAM. Ham juga bersumber dari Al Quran. Beginilah kalau seorang pemimpin yang sudah tergoda dgn kekuasaan, seperti ulama2 Wahhabi Radikal di Saudi Arabia, ulama2 SyiahRadikal di Iran, yang haus akan kekuasaan, kemudian mendirikan negara syariat islam yang diskriminasi, artinya Firqoh2 islam yang berbeda dgn mereka di haramkan. Hasil dari ucapan2 ketua MPR dan MUI segolongan orang2 muslim berbuat tindakan2 kekerasan membakar mesdjid2 dan menterror orang2 ahmadiah,menyedihkan sekali,memperlihatkan IMAGE ISLAM YANG UGLY.Siapakah sesungguhnya yang membuat IMAGE ISLAM UGLY? Bukankah saudara2 muslim kita sendiri? Perlu kita bersama memperbaiki dan memperingatkan muslim2 Radikal itu.. Silakan kirim artikel ini kepada MUI dan Ketua MPR. Bismilahirrahmanirrahiim. Semoga ALLAH melindungi saya dari tipu daya setan terkutuk dalam menjelaskan "Definisi-Islam" menurut al Quran atau ALLAH swt. Sering kita membaca atau mendengar bahwa gol.Islam Ahmadiah bukanlah termasuk agama islam sebagaimana dituduh oleh gol. islam Radikal.Begitu pula MUI mengharamkan Ahmadiah. Kenapa gol. Islam radikal menuduh Golongan2 islam Ahmadiah bukanlah islam? Setelah saya menyilami rahasia2 ALLAH dlm al quran, ternyata apa yang dituduhkan oleh gol.islam radikal itu salah karena tidak ada dasarnya dlm al Quran. Mereka merujuk kepada buku2 Riwayat2 para sahabat2 yang sudah direka yasa oleh penulis2 yang mengatakan bahwa Khalifah Abu Bakar memerangi nabi2 palsu dengan kekerasan senjata. Ini tidaklah benar.Orang2 yang ber-beriman kepada buku2 riwayat adalah syirik, mudah tersesatkan. Mari kita lihat al Quran, siapa siapa yang termasuk golongan islam itu? Dan apa "definisi islam" itu? Dalam al Quran kita menemukan pemberitahuan dari ALLAH kepada Nabi Muahmmad saw siapa siapa golongan islam itu dan dari mana mulainya agama islam itu? Apakah dari Nabi Muhammad saw atau nabi2 lainnya. Banyak umat islam tidak mengetahui,karena ulama2 dan usztad2 tidak menjelaskannya, dan tidak merasa penting untuk dijelaskan. Akirnya banyak umat islam yang salah mengerti bahwa agama islam bermula dari Nabi Muhammad saw. Pendapat demikian adalah tidak benar. Inilah pemberitahuan dari ALLAH kepada kita semua; 1."(Ibrahim berkata):Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". QS.2:132 2.Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua(Yahudi, Nasrani dan muslim); agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.QS 21:92.QS.23:52. 3.Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.QS.4:125. Dari ketiga pemberitahuan ALLAH diatas itu dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa ; a). Agama islam itu bermula dari Nabi Ibrahiim as. b). Agama islam itu adalah agama TAUHID, ALLAH Yang Esa, tidak ada Tuhan selain ALLAH.Tidak menyekutukan ALLAH dengan tuhan2 yang lain. c). menyerahkan diri kepada ALLAH Yang Maha Esa. d).Orang2 yahudi,Nasrani dan Muslim adalah orang2 beragama islam, menyembah Tuhan yang satu pada mula2nya. Sekarang setelah Nabi2 wafat,maka sebahagian umat kembali menjadi umat musrik....menyekutukan ALLAH yang Esa dgn TUHAN2 manusia Artinya ada yang menyekutukan ALLAH yang Esa dengan Tuhan2 lain, dan /atau beriman kepada manusia2 rahib2(Mathewe,Luke,Peter dll), ulama2( perawi2,imam2 Muslim dan Bukhari, Huraira dll) sebagai rujukan hidupnya. Orang2 musyrik ini ada di dalam ketiga golongan umat nabi Ibrahim, baik yahudi,nasrani dan muslim.QS.9:31 DALAM MASARAKAT ISLAM MUSLIM. Apakah Golongan islam Ahmadiah termasuk golongan islam muslim?Jawabannya adalah YES. Kalau kita lihat definisi atau makna dari Islam yang tertulis dlm al quran,maka Ahmadiah itu adalah Jemaah islam . 1. Mereka beriman kepada ALLAH yang Esa, dan tidak menyekutukan dengan tuhan2 yang lain. 2. Mereka beriman kepada Rasulullah saw dan Al quran adalah buku pedoman hidupnya. 3. Mereka menjalankan shalat 5 kali sehari dan berpuasa. Perbedaan menafsirkan salah SATU ayat ALLAH tentang ayat nabi Muhammad saw adalah nabi terakir. Tidak ada Nabi selain dari Nabi Muhammad saw. Kalau ada perbedaan dalam menafsirakan ayat ALLAH, TIDAK BISA di katagorikan keluar dari Islam. Atau ajaran yang sesat. Ulama2 mana yang bisa memberikan judgement yang benar? Apakah ulama2 Sunni atau syiah? Hanya ALLAH saja nanti yang menentukan siapa2 yang sesat seperti ALLAH jelaskan dibawah ini; ALLAH menjelaskan dlm al Quran 16:125; Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (Al-An'am:159) Sedangkan golongan Ahmadiah meyakini setelah nabi Muhammad saw masih ada Nabi2 yang akan turun, tetapi tidak membawa syariat islam yang baru seperti Nabi Muhammad,Isa dan Musa.. Tugasnya hanya "Memperbaiki kembali ajaran2 islam yang sudah terkontaminasi oleh budaya2 sesuai dengan perkembangan pradapan manusia.Demikianlah keyakinan mereka yang harus kita hormati. Umat islam yang banyak, umat nasrani meyakini bahwa Nabi ISA akan turun kembali. Orang2 Ahmadiah, Mirza Gulam Ahmad adalah Nabi Isa yang di tunggu tunggu oleh umat islam dan nasrani Demikianlah keyakinan mereka yang harus KITA HORMATI. Dalam Gol.Kristen, Sekte Mormon mempercayai bahwa Nabi Isa itu sudah turun pula, yaitu pemimpinnya sendiri yang telah wafat pula.....Gol Kristen tdk mempercayainya......tapi mereka Tidak menzolimi sekte mormon itu, jadi mereka lebih ToLERENSI dari umat islam, lebih DEWASA dari umat islam kita. Bukankah demikian Kalau terjadi perbedaan menafsirkan salah satu atau beberapa ayat2 ALLAH swt dlm al quran adalah sunnahtullah,karena ; 1) Nabi Muhammad saw sudah wafat untuk tempat bertanya. 2) Manusia2 mempunyai kecerdasan berpikir yang berbeda beda, 3).Rasul menjelaskan dlm Hadits Muslim; Kalau kamu benar menfasirkan ayat2 ALLAH maka ALLAH akan memberikan "Pahala 2", kalau kamu salah akan mendapatkan "Pahala 1" Karena ulama2 berbeda beda menafsirkan ayat2 ALLAH,maka terjadilah mashab2 Habali,Hanafi, Syafie, Maliki, Gozali atau Firqoh2 islam sebagaimana dlm sebuah hadits yang mengatakan bahwa islam akan pecah menjadi 73 golongan2 artinya banyak. 1.Golongan Sunni terpecah belah menjadi banyak 2.Golongan Syiah juga terpecah belah menjadi banyak ALLAH memperingatkan umat islam dlm al Quran,agar golongan2 islam yang banyak itu bisa hidup damai dan sejahtera yang diberkahi oleh ALLAH swt , orang2 yang beriman kepada KU adalah "Bersaudara" Orang orang yang beriman itu adalah sebuah anggota yang bersaudara; kamu mestilah menjaga kedamaian didalam keluarga kamu dan menghormati Allah, supaya kamu mendapatkan belas kasih. Orang Orang Yang Percaya Menjadi Contoh Tauladan QS.49:10. Jelas sekali ALLAH memperingatkan ulama2,usztad2 dan umat islam agar kita semua wajib menjaga kedamaian dalam keluarga islam. Kalau kita tidak menjaga kedamaian, artinya kita tidak menghormati ALLAH swt. Bukankah demikian. Saya mengajak semua pemuda2 islam,usztad2 dan ulama2 untuk mentaati perintah ALLAH tersebut diatas.Mari kita jauhi perselisihan sesama saudara muslim. Perhatikanlah umat Nasrani dan budha , kok mereka dapat hidup saling hormat menghormati yaa, kenapa kita umat yang di muliakan oleh ALLAH, tidak bisa menghormati keyakinan orang lain? Pasti ada yang salah kaprah memahami Syariat islam. CAN WE DO THAT? YES WE CAN YES WE CAN YES WE CAN Kalau terjadi perbedaan tafsiran al Quaran adalah sunnatullah, dan saling ingat mengingatkan saja dlm kasih sayang,tidak boleh dipaksa atau diharamkan keyakinan orang lain. Kalau saya salah menafsirkan ayat2 ALLAH diatas, mohon kirimkan koreksinya saya sangat hargai sekali.Kalau benar marilah kita sebar luaskan agar umat islam dapat mengetahuinya mana tafsiran yang benar. Wassalamu'alaikum wrwb mediacare <[EMAIL PROTECTED]> wrote: ----- Original Message ----- From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah. ade armando Majalah Madina Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah Oleh Ade Armando "Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai kucing HAM! Allahu Akbar" Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008. Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana: kalau ditemukan, tangkap, potong leher. Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran terlarang, paksa mereka tobat! Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: "Darah Ahmadiyah halal," Lalu, Umarela ini berkata pula: "Insya Allah, dalam waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami disalahkan bila kami akan memberantas mereka ..." Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif - tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti, pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini. Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem, yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban publik yang jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang sesat. Saat ni, pemerintah belum mengeluarkan kata akhir. Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditunggu-tunggu kaum radikal itu belum lagi disahkan. Tapi, dalam waktu yang sempit ini, mari kita mengingatkan bahwa bila bila pembubaran Ahmadiyah terwujud maka sebenarnya kita sedang membiarkan terjadinya penzaliman terhadap jutaan warga Indonesia serta mmbiarkan kekuatan anti-demokrasi berkedok agama unjuk gigi mengarahkan politik di negara ini. Adalah sangat penting bahwa seluruh bangsa di negara ini diyakini bahwa ini adalah negara hukum yang tidak bersikap diskriminatif. Kaum preman berjubah itu memang bisa saja berteriak, "Tai kucing itu HAM!" Masalahnya, mereka harus sadar bahwa, terlepas dari senang atau tidak, Indonesia adalah sebuah negara hukum yang percaya pada perlindungan HAM sebagaimana tertuang dalm deklarasi Universal HAM dan UUD 1945. Banyak dari para ulama itu juga berargumen bahwa di negara-negara seperti Pakistan dan Saudi Arabia, Ahmadiyah dilarang. Para ulama yang buicara seperti itu lupa dua negara itu adalah negara Islam. Indonesia bukan. Karena itu alasan untuk membubarkan sebuah ajaran - kalau itu memang bisa dilakukan - haruslah merujuk pada konstitusi. Dalam hal ini, terlepas dari para ulama MUI bilang apa, tak ada alasan untuk membubarkan Ahmadiyah. Kalau saja Ahmadiyah adalah sebuah gerakan yang memprovokasi kekerasan dan mendorong para pengikutnya menyerang pihak lain, organisasi itu sebaiknya memang dibubarkan. Masalahnya, Ahmadiyah tidak bergaya begitu. Ahmdiyah itu sudah ada di Indonesia sejak 1920an. Pernahkah kita mendengar mereka melakukan aksi kekerasan dan menyerang pihak lain? Tidak. Dan ini bisa dijelaskan dengan merujuk pada salah satu dasar ajaran Ahmadiyah. Mereka memang anti menggunakan kekerasan untuk memperjuangkan Islam. Istilah jihad dalam komunitas Ahmadiyah dipercaya sebagai penyebaran ajaran dengan cara dakwah dan persuasif. Justru karena sikap anti-kekerasan inilah, Ahmadiyah dulu kerap dituduh sebagai gerakan pro kaum penjajah Barat. Secara ironis harus ditunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, umat Ahamdiyah justru menjadi korban penindasan oleh kekuatan-kekuatan yang melecehkan hukum dan pemerintah. Permukiman mereka dihancurkan, mereka diusir dan sebagian sampai sekarang harus ditempat pengungsian, masjid-masjid mereka diluluhlantakkan, secara fisik warga Ahmadiyah dipukuli, diteror. Dalam hal ini, sangat tidak masuk di akal bila dikatakan bahwa Ahmadiyah meresahkan masyarakat karena tindakan-tindakan mereka. Karena itu, satu-satunya alasan untuk mempersoalkan kehadiran Ahmadiyah adalah soal penafsiran Islam. MUI memang sudah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat. Dalam konteks demokrasi, mereka tentu berhak untuk mengeluarkan pernyataan semacam itu. Tapi itu tentu saja sebatas penilaian sejumlah ulama yang selalu mungkin salah. Bukankah untuk menentukan kapan Iedul Fitri saja, ulama bisa berbeda pendapat? Celakanya, sebagian pihak berusaha meyakinkan orang bahwa karena MUI sudah berkesimpulan begitu, itulah kebenaran absolut. Ini menggelikan. Seandainya kita sempat membaca beragam ensiklopedi otoritatif di berbagai negara, terbaca jelas bahwa Ahmadiyah senantiasa dianggap sebagai sebuah aliran dalam Islam. Ensiklopedi Islam yang disusun Prof. Dr. Azyumardi Azra saja jelas-jelas menulis Ahmadiyah sebagai bagian dari Islam. Kalau Ahmadiyah memang sebuah aliran yang mengada-ada, masakan di dunia ada puluhan juta umat Ahamdiyah? Perdebatan soal Ahmadiyah adalah murni soal penafsiran. Ahmadiyah sepenuhnya mengakui rukun Islam dan rukun iman, sebagaimana diyakini mayoritas umat Islam lainnya. Ahmadiyah mengakui Muhammad SAW sebagai rasul terakhir dan Al-Qur'an sebagai kitab suci mereka. Namun penganut Ahmadiyah juga meyakini bahwa di abad 19 lalu, lahir Mirza Ghulam Ahmad yang kemudian menerima wahyu dari Allah untuk merevitalisasi ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad itu untuk menyelamatkan dunia Islam yang saat itu sedang terpuruk. Karena itulah, umat Ahmadiyah meyakini Gulam Ahmad sebagai penyelamat yang dijanjikan Allah dalam Al-Qur'an. Semua penganut Ahmadiyah tidak percaya bahwa Ghulam Ahmad sejajar dengan Nabi Muhammad dan rasul-rasul lainnya. Mereka hanya percaya bahwa 6-7 abad setelah Nabi Muhamad wafat, Allah menununjuk seorang terpilih - yakni Ghulam Ahmad - untuk memimpin umat Islam meraih kembali kejayaan Islam. Para ulama di MUI itu bisa saja tidak percaya dengan segenap klaim itu. Tapi di sini kita masuk dalam tataran penafsiran dan keyakinan. Selama seabad terakhir debat tentang kesahihan klaim Ghulam Ahmad merupakan salah satu isu yang penting dan terus hidup dalam dunia Islam. Tidak pernah ditemukan titik temu. Sekarang pertanyaannya, kalau ada perselisihan penafsiran dalam sebuah agama, pantaskah pemerintah campur tangan dan menentukan panafsiran mana yang benar? Eropa pernah memberi pelajaran yang sangat baik soal ini. Sekitar sepuluh abad yang lalu, para pemuka gereja diberi kewenangan seperti yang dimiliki MUI dalam kasus Ahmadiyah ini. Para petinggi gereja saat itu memiliki kewenangan untuk memfatwakan siapa yang disebut sebagai menyimpang dari ajaran Kristen dan dengan itu dapat menggunakan negara untuk menghukum mereka yang dinyatakan para petinggi agama itu sebagai murtad, kafir, dan sesat. Karena hubungan negara dan agama yang mesra dan saling memanfaatkan ini Eropa mengalami abad-abad kegelapan terburuknya, yang diwarnai dengan penindasan, pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, penzaliman mereka yang berada di luar ajaran Kristen resmi. Eropa terpuruk ketika petinggi agama berkuasa. Kita tahu semua, abad kegelapan itu juga sekaligus adalah abad keterbelakangan Eropa. Di bawah para petinggi agama yang dengan yakin merasa menjalankan amanat Tuhan untuk menjaga kesucian dunia, rakyat hidup dalam ketakutan - takut berpikir, berbicara, mencari ilmu pengetahuan, berkarya. Lebih buruknya lagi, tatkala tahu bahwa tidak ada kontrol terhadap mereka, para petinggi agama itu justru kemudian menyalahgunakan kekuasaannya untuk mengangkangi berbagai kenikmatan duniawi. Mereka menjadi korup! Karena konteks itulah, setelah abad itu dilalui, Eropa tidak pernah lagi memberikan ruang bagi para petinggi agama untuk mengambil keputusan dalam kehidupan politik. Dalam demokrasi, agama adalah agama, negara adalah negara. Agama disingkirkan karena dianggap tidak memberi ruang bagi hak untuk memiliki keragaman pendapat - sesuatu yang justru sangat esensial dalam demokrasi yang menghormati hak-hak asasi manusia. Ini yang sekarang persis terlihat dalam kasus gerombolan 'preman berjubah' di Indonesia ini. Mereka nampaknya percaya bisa menyetir negara ini sesuai dengan tafsiran sempit mereka. Mereka seperti bermimpi bisa menempati kedudukan menakutkan para petinggi gereja abad kegelapan yang justru adalah pangkal keterbelakangan Eropa. Sekarang, semua bergantung kepada pemerintah. Secara sederhana, ada kubu pilihan. Yang satu adalah kubu yang menghalalkan kekerasan atas nama agama, yang percaya pada gagasan yang menolak keberagaman, gagasan bahwa hanya ada satu tafsiran tunggal seraya meniadakan yang lain. Di sisi lain, ada kubu yang percaya pada arti penting hak asasi manusia, pada hak berbeda pendapat dan keyakinan, serta hidup dalam suasana yang tidak merestui kekerasan. Semoga pemerintah mengambil pilihan yang benar. [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]