Terimakasih, mari kita galang persatuan yang cinta damai,tolerensi beragama
menegakan kebenaran dan ke adilan sesuai dgn al Quran.
Inilah ayat2 ALLAH yang menyatakan bahaw Ahmadiah itu adalah islam murni
hanya berbeda menafsirkan sebuah ayat saja, dan itu juga sunnatullah, karena 
Rasul sudah wafat....bukan?

http://latifabdul.multiply.com/journal/item/153

DEFINISIN ISLAM --VS--AHMADIYAH.

Mengrespond pernyataan Ketua MPR, Hidayah Nur Wahid baru2 ini, yang mengajak 
umat islam Ahmadiyah menukar keyakinan mereka. Artinya dipaksa meninggalkan 
keyakinan ahmadiah bahwa tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw.

Ini adalah paksaan namanya, penzoliman keyakinan oranglain adalah bertentangan 
dgn peraturan2 ALLAH dan HAM. Ham juga bersumber dari Al Quran. 

Beginilah kalau seorang pemimpin yang sudah tergoda dgn kekuasaan, seperti 
ulama2 Wahhabi Radikal di Saudi Arabia, ulama2 SyiahRadikal di Iran, yang haus 
akan kekuasaan, kemudian mendirikan negara syariat islam yang diskriminasi, 
artinya Firqoh2 islam yang berbeda dgn mereka di haramkan. 

Hasil dari ucapan2 ketua MPR dan MUI segolongan orang2 muslim berbuat tindakan2 
kekerasan membakar mesdjid2 dan menterror orang2 ahmadiah,menyedihkan 
sekali,memperlihatkan IMAGE ISLAM YANG UGLY.Siapakah sesungguhnya yang membuat 
IMAGE ISLAM UGLY? Bukankah saudara2 muslim kita sendiri?

Perlu kita bersama memperbaiki dan memperingatkan muslim2 Radikal itu..
Silakan kirim artikel ini kepada MUI dan Ketua MPR.

Bismilahirrahmanirrahiim.

Semoga  ALLAH melindungi saya dari tipu daya setan terkutuk dalam menjelaskan  
"Definisi-Islam" menurut al Quran atau ALLAH swt.

Sering kita membaca atau mendengar bahwa gol.Islam Ahmadiah bukanlah termasuk 
agama islam sebagaimana dituduh oleh gol. islam Radikal.Begitu pula MUI 
mengharamkan Ahmadiah. 

Kenapa gol. Islam radikal menuduh Golongan2 islam Ahmadiah  bukanlah islam?

Setelah saya menyilami rahasia2 ALLAH dlm al quran, ternyata apa yang 
dituduhkan oleh gol.islam radikal itu salah karena tidak ada dasarnya dlm al 
Quran.

Mereka merujuk kepada buku2 Riwayat2 para  sahabat2 yang sudah direka yasa oleh 
penulis2 yang mengatakan bahwa  Khalifah Abu Bakar memerangi nabi2 palsu dengan 
kekerasan senjata.  
Ini tidaklah benar.Orang2 yang ber-beriman kepada buku2 riwayat adalah  syirik, 
mudah tersesatkan.

Mari kita lihat al Quran, siapa siapa  yang termasuk golongan islam itu? Dan 
apa "definisi islam"  itu?

Dalam al Quran kita menemukan pemberitahuan dari ALLAH kepada Nabi Muahmmad saw 
siapa siapa golongan islam itu dan dari mana mulainya agama islam itu? Apakah 
dari Nabi Muhammad saw atau nabi2 lainnya.

Banyak umat islam tidak mengetahui,karena ulama2 dan usztad2 tidak 
menjelaskannya, dan tidak merasa penting untuk dijelaskan. Akirnya banyak umat 
islam yang salah mengerti bahwa agama islam bermula dari Nabi Muhammad saw. 
Pendapat demikian adalah tidak benar.

Inilah pemberitahuan dari ALLAH kepada kita  semua;

1."(Ibrahim berkata):Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama 
ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". 
QS.2:132

2.Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua(Yahudi, Nasrani dan 
muslim); agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.QS 
21:92.QS.23:52.

3.Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan 
dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti 
agama Ibrahim yang lurus Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi 
kesayangan-Nya.QS.4:125.

Dari ketiga pemberitahuan ALLAH  diatas itu dapatlah kita mengambil kesimpulan 
bahwa ;
a). Agama islam itu  bermula dari Nabi Ibrahiim as.
b). Agama islam itu adalah agama TAUHID, ALLAH Yang Esa, tidak ada Tuhan selain 
ALLAH.Tidak menyekutukan ALLAH dengan tuhan2 yang lain.
c). menyerahkan diri kepada ALLAH Yang Maha Esa.
d).Orang2  yahudi,Nasrani dan Muslim adalah orang2 beragama islam, menyembah 
Tuhan yang  satu pada mula2nya.

Sekarang setelah Nabi2 wafat,maka sebahagian umat  kembali
menjadi umat musrik....menyekutukan ALLAH yang Esa dgn TUHAN2  manusia

Artinya ada yang menyekutukan ALLAH yang Esa dengan Tuhan2 lain, dan /atau 
beriman kepada manusia2 rahib2(Mathewe,Luke,Peter dll), ulama2( perawi2,imam2 
Muslim dan Bukhari, Huraira dll) sebagai rujukan hidupnya. Orang2 musyrik ini 
ada di dalam ketiga golongan umat nabi Ibrahim, baik yahudi,nasrani dan 
muslim.QS.9:31

DALAM MASARAKAT ISLAM MUSLIM.

Apakah  Golongan islam Ahmadiah termasuk golongan islam muslim?Jawabannya 
adalah  YES.

Kalau kita lihat definisi atau makna dari Islam yang tertulis  dlm al 
quran,maka Ahmadiah itu adalah Jemaah islam .

1. Mereka beriman  kepada ALLAH yang Esa, dan tidak menyekutukan dengan tuhan2 
yang lain.
2.  Mereka beriman kepada Rasulullah saw dan Al quran adalah buku pedoman  
hidupnya.
3. Mereka menjalankan shalat 5 kali sehari dan  berpuasa.

Perbedaan menafsirkan salah SATU ayat ALLAH tentang ayat nabi Muhammad saw 
adalah nabi terakir. Tidak ada Nabi selain dari Nabi Muhammad saw.

Kalau ada perbedaan dalam menafsirakan ayat ALLAH, TIDAK BISA di  katagorikan 
keluar dari Islam. Atau ajaran yang sesat.

Ulama2 mana  yang bisa memberikan judgement yang benar? 
Apakah ulama2 Sunni atau  syiah? 
Hanya ALLAH saja nanti yang menentukan siapa2 
yang sesat seperti  ALLAH jelaskan dibawah ini;

ALLAH  menjelaskan dlm al Quran 16:125;
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat 
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat 
petunjuk."

Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi 
bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya 
urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan 
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (Al-An'am:159)

Sedangkan golongan Ahmadiah meyakini setelah nabi Muhammad saw masih ada Nabi2 
yang akan turun, tetapi tidak membawa syariat islam yang baru seperti Nabi 
Muhammad,Isa dan Musa..

Tugasnya hanya "Memperbaiki kembali ajaran2 islam yang sudah terkontaminasi 
oleh budaya2 sesuai dengan perkembangan pradapan manusia.Demikianlah keyakinan 
mereka yang harus kita hormati.

Umat islam  yang banyak, umat nasrani meyakini bahwa Nabi ISA akan turun 
kembali. 
Orang2  Ahmadiah, Mirza Gulam Ahmad adalah Nabi Isa yang di tunggu tunggu oleh 
umat  islam dan nasrani
Demikianlah keyakinan mereka yang harus KITA  HORMATI.

Dalam Gol.Kristen, Sekte Mormon mempercayai bahwa Nabi Isa itu sudah turun 
pula, yaitu pemimpinnya sendiri yang telah wafat pula.....Gol Kristen tdk 
mempercayainya......tapi mereka Tidak menzolimi sekte mormon itu, jadi mereka 
lebih ToLERENSI dari umat islam, lebih DEWASA dari umat islam kita. Bukankah 
demikian

Kalau terjadi perbedaan menafsirkan salah satu atau  beberapa ayat2 ALLAH swt 
dlm al quran adalah sunnahtullah,karena ;

1)  Nabi Muhammad saw sudah wafat untuk tempat bertanya.
2) Manusia2 mempunyai  kecerdasan berpikir yang berbeda beda,
3).Rasul menjelaskan dlm Hadits Muslim; Kalau kamu benar menfasirkan ayat2 
ALLAH maka ALLAH akan memberikan "Pahala 2", kalau kamu salah akan mendapatkan 
"Pahala 1"

Karena ulama2 berbeda beda menafsirkan ayat2 ALLAH,maka terjadilah mashab2 
Habali,Hanafi, Syafie, Maliki, Gozali atau Firqoh2 islam sebagaimana dlm sebuah 
hadits yang mengatakan bahwa islam akan pecah menjadi 73 golongan2 artinya 
banyak.

1.Golongan Sunni terpecah belah menjadi banyak
2.Golongan  Syiah juga terpecah belah menjadi banyak

ALLAH memperingatkan umat islam dlm al Quran,agar golongan2 islam yang banyak 
itu bisa hidup damai dan sejahtera yang diberkahi oleh ALLAH swt , orang2 yang 
beriman kepada KU adalah "Bersaudara"

Orang orang yang beriman itu adalah sebuah anggota yang bersaudara; kamu 
mestilah menjaga kedamaian didalam keluarga kamu dan menghormati Allah, supaya 
kamu mendapatkan belas kasih. Orang Orang Yang Percaya Menjadi Contoh Tauladan 
QS.49:10.

Jelas sekali ALLAH memperingatkan ulama2,usztad2 dan umat islam agar kita semua 
wajib menjaga kedamaian dalam keluarga islam. Kalau kita tidak menjaga 
kedamaian, artinya kita tidak menghormati ALLAH swt. Bukankah demikian.

Saya mengajak semua pemuda2 islam,usztad2 dan ulama2 untuk mentaati perintah 
ALLAH tersebut diatas.Mari kita jauhi perselisihan sesama saudara muslim.

Perhatikanlah umat Nasrani dan budha , kok mereka dapat hidup saling hormat 
menghormati yaa, kenapa kita umat yang di muliakan oleh ALLAH, tidak bisa 
menghormati keyakinan orang lain? Pasti ada yang salah kaprah memahami Syariat 
islam.

CAN WE DO  THAT?
YES WE CAN
YES WE CAN
YES WE CAN

Kalau terjadi perbedaan tafsiran al Quaran adalah sunnatullah, dan saling ingat 
mengingatkan saja dlm kasih sayang,tidak boleh dipaksa atau diharamkan 
keyakinan orang lain.

Kalau saya salah menafsirkan ayat2 ALLAH diatas, mohon kirimkan koreksinya saya 
sangat hargai sekali.Kalau benar marilah kita sebar luaskan agar umat islam 
dapat mengetahuinya mana tafsiran yang benar.

Wassalamu'alaikum wrwb

mediacare <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                             
   ----- Original Message ----- 
   From: [EMAIL PROTECTED] 
   To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
   Sent: Thursday, May 01, 2008 8:05 PM
   Subject: [mediacare] Preman berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
 
 Sekadar berbagi, tulisan saya mengenai Ahmadiyah.
 
 ade armando
   Majalah Madina
 
 Preman Berjubah, Pemerintah dan Ahmadiyah
 
 Oleh Ade Armando
 
 "Bunuh, bunuh, bunuh, BUNUH! PERANGI AHMADIYAH, BUNUH AHMADIYAH, BERSIHKAN
   AHMADIYAH DARI INDONESIA! Ahmadiyah halal darahnya! Persetan HAM! Tai
   kucing HAM! Allahu Akbar"
 
 Kalimat-kalimat penuh kebencian itu dilontarkan Sobri Lubis. Dia adalah
   seorang tokoh Front Pembela Islam (FPI) yang berpidato dalam tabligh akbar
   di Banjar, Jawa Barat, 14 Februari 2008.
 
 Saya memiliki rekaman pidatonya saat Sobri tampil dengan didampingi
   beberapa tokoh lainnya di hadapan ribuan umat Islam. Selain Sobri, ada
   pula Ir. M. Khattath, pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia, yang dengan lebih
   tenang -- dan dengan senyum dinginnya -- menyatakan bila pengikut
   Ahmadiyah tidak mau bertobat, hukumannya mati. Juga ada Abu Bakar Baasyir
   yang juga dengan tenang menyatakan hukuman bagi nabi palsu sederhana:
   kalau ditemukan, tangkap, potong leher.
 
 Kutipan-kutipan di atas sengaja diangkat untuk menunjukkan bahwa
   pembicaraan mengenai masih adanya gerakan-gerakan radikal yang
   menghalalkan kekerasan dalam umat Islam di Indonesia bukanlah omong
   kosong. Inilah kalangan yang atas nama agama merasa berhak menghabisi
   mereka yang berada di luar kelompoknya. Dalam kasus terakhir ini, mereka
   secara bergelombang berusaha memaksa pemerintah untuk tunduk pada
   keyakinan mereka: bubarkan Ahmadiyah, nyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran
   terlarang, paksa mereka tobat!
 
 Kalau pemerintah tidak mau membubarkan, bagaimana? Di sini, pantas lagi
   dikutip pernyataan seorang aktivis yang menyebut dirinya Panglima Gerakan
   Umat Islam Indonesia (GUII). Bernama asli Abdul Haris Umarela, orang yang
   sekarang mengubah namanya menjadi Abdurrahman Assegaf itu berfatwa: "Darah
   Ahmadiyah halal," Lalu, Umarela ini berkata pula: "Insya Allah, dalam
   waktu dekat, bila pemerintah tidak menutup Ahmadiyah, jangan kami
   disalahkan bila kami akan memberantas mereka ..."
 
 Saya bukan penganut Ahmadiyah. Saya duga sebagian besar dari pembaca
   artikel ini bukanlah penganut Ahmadiyah. Tapi saya ingin mengingatkan Anda
   semua untuk melihat ancaman yang sangat nyata dari kelompok-kelompok
   preman berjubah - dengan menggunakan istilah Ahmad Syafii Maarif -
   tersebut terhadap pertama-tama, Ahmadiyah, dan juga pada gilirannya nanti,
   pada keragaman dalam Islam dan juga kebhinekaan di negara ini.
 
 Dalam kasus Ahmadiyah ini, suasananya menjadi lebih menakutkan karena
   gerakan radikal ini Islam memanfaatkan MUI yang memang kerap dijadikan
   rujukan dalam soal-soal keislaman. Dan lebih menakutkan lagi kemudian
   karena mereka sudah memanfaatkan tangan-tangan negara seperti Bakorpakem,
   yang melalui sebuah proses pemantauan yang tak memiliki pertanggungjawaban
   publik yang jelas, menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah memang ajaran yang
   sesat.
 
 Saat ni, pemerintah belum mengeluarkan kata akhir. Surat Keputusan Bersama
   (SKB) yang ditunggu-tunggu kaum radikal itu belum lagi disahkan. Tapi,
   dalam waktu yang sempit ini, mari kita mengingatkan bahwa bila bila
   pembubaran Ahmadiyah terwujud maka sebenarnya kita sedang membiarkan
   terjadinya penzaliman terhadap jutaan warga Indonesia serta mmbiarkan
   kekuatan anti-demokrasi berkedok agama unjuk gigi mengarahkan politik di
   negara ini.
 
 Adalah sangat penting bahwa seluruh bangsa di negara ini diyakini bahwa
   ini adalah negara hukum yang tidak bersikap diskriminatif. Kaum preman
   berjubah itu memang bisa saja berteriak, "Tai kucing itu HAM!" 
   Masalahnya, mereka harus sadar bahwa, terlepas dari senang atau tidak,
   Indonesia adalah sebuah negara hukum yang percaya pada perlindungan HAM
   sebagaimana tertuang dalm deklarasi Universal HAM dan UUD 1945. Banyak
   dari para ulama itu juga berargumen bahwa di negara-negara seperti
   Pakistan dan Saudi Arabia, Ahmadiyah dilarang. Para ulama yang buicara
   seperti itu lupa dua negara itu adalah negara Islam. Indonesia bukan.
 
 Karena itu alasan untuk membubarkan sebuah ajaran - kalau itu memang bisa
   dilakukan - haruslah merujuk pada konstitusi. Dalam hal ini, terlepas dari
   para ulama MUI bilang apa, tak ada alasan untuk membubarkan Ahmadiyah.
   Kalau saja Ahmadiyah adalah sebuah gerakan yang memprovokasi kekerasan dan
   mendorong para pengikutnya menyerang pihak lain, organisasi itu sebaiknya
   memang dibubarkan. Masalahnya, Ahmadiyah tidak bergaya begitu.
 
 Ahmdiyah itu sudah ada di Indonesia sejak 1920an. Pernahkah kita mendengar
   mereka melakukan aksi kekerasan dan menyerang pihak lain? Tidak. Dan ini
   bisa dijelaskan dengan merujuk pada salah satu dasar ajaran Ahmadiyah.
   Mereka memang anti menggunakan kekerasan untuk memperjuangkan Islam.
   Istilah jihad dalam komunitas Ahmadiyah dipercaya sebagai penyebaran
   ajaran dengan cara dakwah dan persuasif. Justru karena sikap
   anti-kekerasan inilah, Ahmadiyah dulu kerap dituduh sebagai gerakan pro
   kaum penjajah Barat.
 
 Secara ironis harus ditunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini,
   umat Ahamdiyah justru menjadi korban penindasan oleh kekuatan-kekuatan
   yang melecehkan hukum dan pemerintah. Permukiman mereka dihancurkan,
   mereka diusir dan sebagian sampai sekarang harus ditempat pengungsian,
   masjid-masjid mereka diluluhlantakkan, secara fisik warga Ahmadiyah
   dipukuli, diteror. Dalam hal ini, sangat tidak masuk di akal bila
   dikatakan bahwa Ahmadiyah meresahkan masyarakat karena tindakan-tindakan
   mereka.
 
 Karena itu, satu-satunya alasan untuk mempersoalkan kehadiran Ahmadiyah
   adalah soal penafsiran Islam. MUI memang sudah mengeluarkan fatwa yang
   menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat. Dalam konteks demokrasi,
   mereka tentu berhak untuk mengeluarkan pernyataan semacam itu. Tapi itu
   tentu saja sebatas penilaian sejumlah ulama yang selalu mungkin salah.
   Bukankah untuk menentukan kapan Iedul Fitri saja, ulama bisa berbeda
   pendapat?
 
 Celakanya, sebagian pihak berusaha meyakinkan orang bahwa karena MUI sudah
   berkesimpulan begitu, itulah kebenaran absolut. Ini menggelikan.
   Seandainya kita sempat membaca beragam ensiklopedi otoritatif di berbagai
   negara, terbaca jelas bahwa Ahmadiyah senantiasa dianggap sebagai sebuah
   aliran dalam Islam. Ensiklopedi Islam yang disusun Prof. Dr. Azyumardi
   Azra saja jelas-jelas menulis Ahmadiyah sebagai bagian dari Islam. Kalau
   Ahmadiyah memang sebuah aliran yang mengada-ada, masakan di dunia ada
   puluhan juta umat Ahamdiyah?
 
 Perdebatan soal Ahmadiyah adalah murni soal penafsiran. Ahmadiyah
   sepenuhnya mengakui rukun Islam dan rukun iman, sebagaimana diyakini
   mayoritas umat Islam lainnya. Ahmadiyah mengakui Muhammad SAW sebagai
   rasul terakhir dan Al-Qur'an sebagai kitab suci mereka. Namun penganut
   Ahmadiyah juga meyakini bahwa di abad 19 lalu, lahir Mirza Ghulam Ahmad
   yang kemudian menerima wahyu dari Allah untuk merevitalisasi ajaran-ajaran
   yang dibawa Nabi Muhammad itu untuk menyelamatkan dunia Islam yang saat
   itu sedang terpuruk. Karena itulah, umat Ahmadiyah meyakini Gulam Ahmad
   sebagai penyelamat yang dijanjikan Allah dalam Al-Qur'an.
 
 Semua penganut Ahmadiyah tidak percaya bahwa Ghulam Ahmad sejajar dengan
   Nabi Muhammad dan rasul-rasul lainnya. Mereka hanya percaya bahwa 6-7 abad
   setelah Nabi Muhamad wafat, Allah menununjuk seorang terpilih - yakni
   Ghulam Ahmad - untuk memimpin umat Islam meraih kembali kejayaan Islam.
 
 Para ulama di MUI itu bisa saja tidak percaya dengan segenap klaim itu. Tapi
   di sini kita masuk dalam tataran penafsiran dan keyakinan. Selama seabad
   terakhir debat tentang kesahihan klaim Ghulam Ahmad merupakan salah satu
   isu yang penting dan terus hidup dalam dunia Islam. Tidak pernah ditemukan
   titik temu. Sekarang pertanyaannya, kalau ada perselisihan penafsiran
   dalam sebuah agama, pantaskah pemerintah campur tangan dan menentukan
   panafsiran mana yang benar?
 
 Eropa pernah memberi pelajaran yang sangat baik soal ini. Sekitar sepuluh
   abad yang lalu, para pemuka gereja diberi kewenangan seperti yang dimiliki
   MUI dalam kasus Ahmadiyah ini. Para petinggi gereja saat itu memiliki
   kewenangan untuk memfatwakan siapa yang disebut sebagai menyimpang dari
   ajaran Kristen dan dengan itu dapat menggunakan negara untuk menghukum
   mereka yang dinyatakan para petinggi agama itu sebagai murtad, kafir, dan
   sesat.
 
 Karena hubungan negara dan agama yang mesra dan saling memanfaatkan ini
   Eropa mengalami abad-abad kegelapan terburuknya, yang diwarnai dengan
   penindasan, pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, penzaliman mereka yang
   berada di luar ajaran Kristen resmi. Eropa terpuruk ketika petinggi agama
   berkuasa.
 
 Kita tahu semua, abad kegelapan itu juga sekaligus adalah abad
   keterbelakangan Eropa. Di bawah para petinggi agama yang dengan yakin
   merasa menjalankan amanat Tuhan untuk menjaga kesucian dunia, rakyat hidup
   dalam ketakutan - takut berpikir, berbicara, mencari ilmu pengetahuan,
   berkarya. Lebih buruknya lagi, tatkala tahu bahwa tidak ada kontrol
   terhadap mereka, para petinggi agama itu justru kemudian menyalahgunakan
   kekuasaannya untuk mengangkangi berbagai kenikmatan duniawi. Mereka
   menjadi korup!
 
 Karena konteks itulah, setelah abad itu dilalui, Eropa tidak pernah lagi
   memberikan ruang bagi para petinggi agama untuk mengambil keputusan dalam
   kehidupan politik. Dalam demokrasi, agama adalah agama, negara adalah
   negara. Agama disingkirkan karena dianggap tidak memberi ruang bagi hak
   untuk memiliki keragaman pendapat - sesuatu yang justru sangat esensial
   dalam demokrasi yang menghormati hak-hak asasi manusia.
 
 Ini yang sekarang persis terlihat dalam kasus gerombolan 'preman berjubah'
   di Indonesia ini. Mereka nampaknya percaya bisa menyetir negara ini sesuai
   dengan tafsiran sempit mereka. Mereka seperti bermimpi bisa menempati
   kedudukan menakutkan para petinggi gereja abad kegelapan yang justru
   adalah pangkal keterbelakangan Eropa.
 
 Sekarang, semua bergantung kepada pemerintah. Secara sederhana, ada kubu
   pilihan. Yang satu adalah kubu yang menghalalkan kekerasan atas nama
   agama, yang percaya pada gagasan yang menolak keberagaman, gagasan bahwa
   hanya ada satu tafsiran tunggal seraya meniadakan yang lain. Di sisi lain,
   ada kubu yang percaya pada arti penting hak asasi manusia, pada hak
   berbeda pendapat dan keyakinan, serta hidup dalam suasana yang tidak
   merestui kekerasan.
 
 Semoga pemerintah mengambil pilihan yang benar.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
     
                                       

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke