Ass wr wb

Saya tidak percaya kalau penekanan terhadap Ahmadiyah dilakukan oleh 
mayoritas muslim Indonesia. NU dan Muhamadiyah tidak mungkin. 
Katanya sih yang jadi koordinatornya FPI dan FUI yang terdiri dari 
orang-orang Hizbut Tahrir, IM dan MMI. 

..>>>>>>>>>>>

Di hari libur nasional ini, saya baru saja menonton reportase hampir
semua televisi tentang serangan terhadap Ahmadiyah di Tasik,
Sukabumi dan Bogor. Serangan yang direkam dengan amat bagus oleh
banyak kameramen banyak media televisi itu, jalinan ceritanya dibuat
ibarat sinetron, sehingga menarik untuk ditonton; .

Bagian pertama, dimulai dengan pernyataan bersama pemda setempat,
bersama para ulama dan pejabat dan aparat penegak hukum. Melalui
pernyataan bersama, mereka meminta pemerintah pusat membubarkan
Ahmadiyah karena sesat, menodai Islam dan meresahkan masyarakat.
Kalau tidak ada larangan mereka kuatir keresahan masyarakat itu bisa
menciptakan situasi anarkhis yang membahayakan persatuan bangsa.
Sesaat setelah pernyataan dibacakan beberapa wajah yang diambil
mukanya oleh televisi itu nampak sedih, tercenung, prihatin seperti
menanggung beban berat. Lalu muncullah iklan rokok Gudang-Garam,
kampanye mempertahankan piala Thomas-Uber dan jamu sari rapet wangi
untuk wanita.

Bagian kedua, tiba tiba muncul orang berseragam putih, bersorban,
wajah wajah lugu, muka ndeso, mengamuk sambil membawa golok, senjata
tajam, tanpa alas kaki, berteriak memanggil Tuhan yang Maha agung,
menyerbu dan membakar bangunan masdjid, yang oleh penyiarnya disebut
masdjid Ahmadiyah. Lalu nampak beberapa orang lari ketakutan, dikejar
kejar dan dilempari batu oleh para penyerbu, muncul asap memumbung
tinggi, masdjid terbakar dan tak lama kemudian hancur. Adegan paling
menarik dan mengenaskan, adalah saat orang orang dengan muka
ketakutan, dilempari batu, lari tak tentu arah, dikejar oleh massa
yang marah sambil berteriak menyebut nama Tuhan.

Cara kerja para penyerbu juga sangat rapi, tertata dan terlatih
dengan baik. Penyerbuan cuma sebentar, karena masing masing sudah
tahu apa tugasnya. Setelah penyerbu pergi, ratusan polisi yang datang
terlambat, mengamankan lokasi kerusuhan, menangkap beberapa pelaku,
tapi kemudian dibebaskan atas jaminan pemda dan ulama. Acara makin
menarik tapi uhh… tiba tiba muncul lagi Iklan. Kali Ini iklan capres
Wiranto yang mengatakan Indonesia perlu pemimpin kuat, yang mampu
menjaga NKRI, menciptakan ketertipan dan keamanan dan menciptakan
puluhan juta lapangan kerja dalam waktu singkat. Hebat…Ini pemimpin
yang dibutuhkan saat ini. Ini janji yang sering saya dengar dari
dulu, termasuk dari presiden yang sekarang sedang enak berkuasa,
janji yang telah menghantarkannya jadi presiden, janji yang telah
dilupakannya…

Bagian ketiga, diawali oleh bangunan masdjid yang hancur, asap yang
membumbung tinggi, massa yang marah, lalu kilas balik pembakaran
puluhan masdjid Ahmadyah seluruh Indonesia sejak tiga tahun terakhir.
Rupanya sudah ratusan masdjid Ahmadiyah dibakar, sekian jamaahnya
dibunuh dan dikejar. Dan Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan,
bangsa ini memang cinta damai, tak satupun pelakunya ditangkap. Lalu,
aparat kepolisan bersama pemda dan ulama, muka mereka amat lelah,
membuat pernyataan bersama, menyayangkan kerusuhan yang baru saja
terjadi, yang dilakukan oleh orang yang yang tak bertanggung-jawab
dan meminta agar pemerintah pusat segera melarang Ahmadiyah karena
sesat dan meresahkan..

Sayangnya tak dijelaskan secara rinci apa yang dimaksud sesat,
siapa yang berhak menyatakan sesat dan siapa saja yang resah, berapa
prosentase orang yang resah dan sebagainya. Kalau ada survey
mengenai ini mungkin tayangan ini menjadi lebih menarik untuk
ditonton.

Dalam kasus ahmadiyah ini saya kagum oleh sikap aparat dan ulama
yang sangat responsif dan saling pengertian di antara mereka. Lugas,
cepat tanggap dan mudah bekerjasama. Kalau saja mereka melakukan hal
yang sama ketika menyaksikan rakyatnya resah karena antre minyak
tanah, dipalak oleh oknum aparat, digenangi Lumpur, dan sebagainya,
mungkin keadaan bangsa takkan seburuk ini.

Tiba tiba, uhh..muncul News; SBY muncul membuka sebuah acara di
istana, ia berjalan menuju panggung, hadirin yang berdasi berdiri,
tepuk tangan bergema, lalu SBY berpidato tanpa teks berjanji
mendukung langkah KPK memberantas korupsi, berjanji mendorong
supremasi hukum, berjanji menjaga NKRI, berjanji menjaga konsitusi,
dan berjanji memberikan perlakuan yang sama di depan hukum pada semua
warganegara, tanpa kecuali. Pidato yang bagus, tanpa teks. Saya
terpesona olah kata katanya yang terakhir itu; memberikan perlakuan
yang sama kepada semua warganegara tanpa kecuali. Inilah presiden
yang dibutuhkan bangsa yang sangat mejemuk ini. Lalu, tanpa terasa
acara-pun berakhir. Pembawa acara mengakhirinya dengan satu
pertanyaan; "bagaimana nasib Ahmadiyah di Indonesia ,..simak laporan
menarik kami berikutnya".. Sungguh sebuah tontonan bagus di hari
libur ini.

Saya tak sabar mnenunggu tontonan berikut itu. Menyaksikan masdjid
dibakar lagi, menyaksikan manusia tak berdosa mati sia-sia,
menyaksikan menunggu pernyataan bersama orang penting itu …sebuah
tontonan yang menarik dan menghibur, yang takkan dijumpai di negara
lain…

Ada baiknya bapak presiden bersama bapak wakil presiden, Ketua DPR
dan yang terhormat bapak Hidayat Nurwahid, bapak MUI, FPI dan tokoh
ulama lainnya, sesekali meluangkan waktu menonton bersama tayangan
bagus itu. Presiden konon menitikkan airmata waktu menonton ayat ayat
cinta. Saya sangat ingin tahu..bagaimana reaksi mereka bila menonton
tayangan yang baru saya saksikan siang ini…

Salam


Reply via email to