Oom wahyu sangat rasional,
Padahal ciri ciri muslim yang baik adalah yang tidak menggunakan akalnya.

Lha, bagaimana ini bisa terjadi ?
Ada yang sedang goncang dgn identitas keislaman mas wahyu ?  :). Ini berandai 
andai mas.

Bagaimana ?








Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

-----Original Message-----
From: "Wahyu Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Sun, 25 May 2008 13:38:17 
To:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: <Islam_liberal> Ada apa di Balik Kenaikan harga 
BBM,---> iman dan tawa tidak betul kpad Allah swt..


Pak Ali
 Assalamualaikum wr wb.
 Saya masih mengagumi tulisan dan pandangan KKG yang dilandasi dengan 
 data data akurat berdasarkan data resmi atau pandangan pandangan 
 politiknya bila datanya hanya berdasarkan pandangan kedepan. Tapi 
 untuk tulisan tulisan yang memerlukan data akurat tapi tidak didukung 
 data resmi, sampai saat ini saya masih belum tertarik dengan 
 tulisannya. Dalam soal BBM ini,KKG berusaha mencampurkan gaya tulisan 
 berandai andai dengan tulisan yang memerlukan data akurat tapi tanpa 
 dukungan data resmi. Hasilnya malah lebih menyesatkan. Maka saya 
 sangat setuju dengan istilah Jusuf Kalla tentang tulisan KG itu, 
 jangan asal njeplak. Sayang sebenarnya kalau masyarakat kita percaya 
 dengan tulisan tersebut.
 
 Sekedar buat bahan pertimbangan saja.
 1. Produksi minyak kita 1 juta barrel juta tidak sampai
 2. Biaya untuk memproduksi minyak sampai ke premium yang 10 US$/bl 
 perlu dicari datanya. KKG hanya bicara Lifting Cost, padahal kita 
 perlu memasukkan biaya biaya lain yakni biaya untuk menemukan sumur 
 minyak serta menyediakan fasilitasnya. Lifting Cost hanyalah biaya 
 biaya operational sehari hari. Dengan kenyataan bahwa untuk menemukan 
 minyak saat ini makin mahal, tentu biaya biaya tersebut akan 
 bertambah. Sekedar gambaran saja, biaya sewa alat pengeboran minyak 
 lepas pantai laut dalam, sekitar 3-4 tahun yang lalu masih sekitar 
 175 ribu US$/hari. Sekarang sudah sekitar 500-600 ribu/hari. Itupun 
 sudah sukar didapatkan di pasaran. Di indonesia sendiri, daerah 
 explorasi sudah mencapai daerah laut dalam sehingga biaya untuk 
 mendapatkan sumur menjadi tidak sedikit.
 3. Hasil produksi pengilangan tidak hanya premium, tapi juga solar, 
 minyak tanah dll dengan mutu dan harga yang lebih rendah. Jadi 
 pengandaian semuanya menghasilkan bahan bakar 
 dengan harga 4500 Rp/lt juga tidak benar. Disamping itu, tiap 
 fasilitas refinery khan punya effisiensi. Tidak mungkin outputnya 
 mencapai 100%
 4. Harga 100 US$/blls itu kan harga spot. Mungkin harga sebenarnya 
 yang kita bayar lebih tinggi atau bahkan lebih rendah. Juga perlu 
 ditambahkan harga pengiriman dari negeri asal ke Indonesia.
 5. Yang terakhir, saya masih yakin, memang kita masing menghasilkan 
 devisa dari hasil minyak ini, tapi khan itu juga untuk dipakai untuk 
 nutupi APBN yang totalnya sampai 854 trilliun untuk tahun 2008 
 dengan anggapan patokan harga minyak yang sekitar 95 US$/bbl 
 (kalaupun dianggap ada kecolongan 30% karena pejabat-pejabat muslim 
 banyak yang tidak menutup keran dengan rapat atau tidak bisa 
 mengatasi keran yang bocor, angka akhir APBN pun masih fantastis, 
 dibandingkan dengan perhitungan pemasukan devisa dari minyak menurut 
 hitungan KKG). 
 Kalau harga minyak lebih dari level tersebut, secara logika hanya ada 
 dua hal, kurangi APBN atau kurangi subsidi pemerintah pada sektor 
 sektor tertentu (BBM, listrik dll) untuk tetap menjaga APBN
 
 Dari kelima hal tersebut saja, saya lalu tidak yakin dengan data data 
 KKG. Mungkin ada ahli Menko Ekonomi yang benar benar menguasai angka 
 akurat yang bisa membeberkan
 
 Kuncinya adalah keterbukaan pemerintah. Mungkin badan badan terkait 
 bisa menyebarkan hasil perhitungan lewat miling list, kalau mau.
 
 Seperti komentar saya sebelumnya, saya masih yakin bahwa harga minyak 
 masih disubsidi. Entah berapa. Tapi untuk mengurangi, saya tidak 
 sepenuhnya setuju dengan langkah ini, tanpa ada usaha pemerintah 
 untuk benar benar menjalankan aturan aturan yang sudah dikeluarkan, 
 sehingga kebocoran kebocoran ditempat lain bisa juga dikurangi. Nah 
 kalau pemerintah bisa pasang target untuk mengurangi kebocoran, lalu 
 berdasarkan target tersebut serta perhitungan yang rasional dan 
 transparant, mungkin kita bisa menerima kenaikan harga BBM.
 
 Transparansi itu perlu kita kita tidak disesatkan dengan pandangan 
 tanpa angka angka akurat. Mungkin Menko Ekonomi bisa menyebar spread 
 sheet resmi untuk menjelaskan dari mana angka angka 135.1 dan 200 
 trilliun dihitung :PENJELASAN PEMERINTAH TENTANG KEPUTUSAN PEMERINTAH 
 RI DALAM HAL PENGURANGAN SUBSIDI BBM DAN KEBIJAKAN LAIN YANG 
 MENYERTAINYA
 "
 Sejak setahun terakhir harga minyak mentah dunia terus melambung. 
 Kalau pada tahun lalu harga minyak berkisar pada angka USD 80/barrel, 
 pada saat ini kisaran harganya berada pada tingkat di atas USD 130/
 barrel. Hal ini menggelembungkan angka subsidi BBM ketingkat yang 
 tidak mungkin lagi dipertahankan. Jika harga minyak mencapai rata-
 rata USD 120/barel sepanjang tahun 2008 maka subsidi BBM mencapai 
 lebih dari Rp 200 triliun. Padahal menurut UU No 16/2008 tentang 
 APBN(P) 2008 yang disetujui DPR, ditetapkan batas maksimal anggaran 
 subsidi BBM hanya sebesar Rp 135,1 triliun. "
 
 Saya coba petik dari milis lain:
 " Suara rakyat memang mesti didengar, itu jelas, akan tetapi tidak 
 semua suara itu logis dan benar, karena tidak semua orang mengerti 
 apa sebab dan akibat dari kebijakan, tidak semua orang bisa lepas 
 dari ke-subjektifan penilaiannya. Oleh karenanya pemerintah dan 
 legislatif harusnya lebih arif dalam menyaring suara suara yang 
 mereka dengar, bukan sebaliknya, mengucapkan apa yang ingin didengar, 
 katakan lah yang benar walaupun pahit. Pejabat sudah semestinya 
 melihat ke depan dan lebih luas dari apa yang menjadi persepsi 
 rakyatnya, dan jika visi nya membuatnya beresiko tidak dipilih lagi 
 oleh masyarakat, itu adalah resiko yang mesti diambil"
 
 Menurut saya, partisipasi kita sebagai umat muslim, adalah mendorong 
 adanya transparansi ini, baik dari diri sendiri maupun untuk 
 mengingatkan saudara kita sesama muslim. Kalau semua pejabat-pejabat 
 yang muslim punya kesadaran ini, mungkin kita tak perlu berdebat 
 lagi, karena yang ada adalah saling kerja sama dengan semua pihak 
 untuk menghadapi krisis ini. Belum lagi kalau harga minyak mencapai 
 200 US$/bbl yang diprediksi akan terjadi akhir tahun ini. Belum lagi 
 adanya krisis pangan yang mendunia, sementara kita masih sangat 
 begitu tergantung dengan nasi (mengapa tidak singkong?)
 
 Disinilah sebetulnya diperlukan umat muslim yang benar benar taqwa. 
 Sekali lagi, mari kita mulai dari diri sendiri.
 
 Wassalam
 Wahyu Pamungkas
 
 --- In wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
yahoogroups.com, Muhammad Aly 
 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 >
 > Ayo Pa Wahyu nonton skrng di RCTI Kwik Kian
 > Gie dengan mentamben online "BBM naik lagi"... Biaya
 > nyedot SDA bbm dari minyak mentah smp jadi bensin
 > premium cuma Rp 630,-/liter dengan 1 US dolar = Rp
 > 10,000 (standard terjelek kata Kwik Kian Gie)
 > 
 > Waduh byk amat untungnya dari Rp4.500 minta naik pula
 > 6rb waduh segunung deh untungnya para pejabat2 kita ..
 > Punya SDA sendiri kok harga amriknya.. 
 > jgn2 harga nasi uduk harga california hua2.. ha2... 
 > Harga soto betawi di JKT harga Washington ampun
 > deh....
 > Cicak makan nyamuk he3...
 > Yg penting bgmn transparan dan sesui rules yg
 > profesional.
 > 
 > slm,
 > ali
 > 
 > 
 > Sekilas pandangan dari Kwik Kian Gie
 > Slm kmbli,
 > aly
 > 
 > Subject: Opini: Kenapa BBM harus naik?
 > 
 > Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang. Uangnya Dilarikan
 > Kemana?
 > 
 > Jumat, 11 April 08Dengan melonjaknya harga minyak
 > mentah di pasaran
 > dunia sampai di atas US$ 100 per barrel, DPR dan
 > Pemerintah
 > menyepakati mengubah pos subsidi BBM dengan jumlah Rp.
 > 153 trilyun.
 > Artinya Pemerintah sudah mendapat persetujuan DPR
 > mengeluarkan uang
 > tunai sebesar Rp. 153 trilyun tersebut untuk dipakai
 > sebagai subsidi
 > dari kerugian Pertamina qq. Pemerintah. Jadi akan ada
 > uang yang
 > dikeluarkan? 
 > 
 > Saya sudah sangat bosan mengemukakan pendapat saya
 > bahwa kata "subsidi
 > BBM" itu tidak sama dengan adanya uang tunai yang
 > dikeluarkan. Maka
 > kalau DPR memperbolehkan Pemerintah mengeluarkan uang
 > sampai jumlah
 > yang begitu besarnya, uangnya dilarikan ke mana? 
 > 
 > Dengan asumsi-asumsi untuk mendapat pengertian yang
 > jelas, atas dasar
 > asumsi-asumsi, pengertian subsidi adalah sebagai
 > berikut. 
 > 
 > Harga minyak mentah US$ 100 per barrel. Karena 1
 > barrel = 159 liter,
 > maka harga minyak mentah per liter US$ 100 : 159 = US$
 > 0,63. Kalau
 > kita ambil US$ 1 = Rp. 10.000, harga minyak mentah
 > menjadi Rp. 6.300
 > per liter. 
 > 
 > Untuk memproses minyak mentah sampai menjadi bensin
 > premium kita
 > anggap dibutuhkan biaya sebesar US$ 10 per barrel atau
 > Rp. 630 per
 > liter. Kalau ini ditambahkan, harga pokok bensin
 > premium per liternya
 > sama dengan Rp. 6.300 + Rp. 630 = Rp. 6.930. Dijualnya
 > dengan harga
 > Rp. 4.500. Maka rugi Rp. 2.430 per liternya. Jadi
 > perlu subsidi. 
 > 
 > Alur pikir ini benar. Yang tidak benar ialah bahwa
 > minyak mentah yang
 > ada di bawah perut bumi Indonesia yang miliknya bangsa
 > Indonesia
 > dianggap harus dibeli dengan harga di pasaran dunia
 > yang US$ 100 per
 > barrel. Padahal tidak. Buat minyak mentah yang ada di
 > dalam perut bumi
 > Indonesia, Pemerintah dan Pertamina kan tidak perlu
 > membelinya? Memang
 > ada yang menjadi milik perusahaan minyak asing dalam
 > rangka kontrak
 > bagi hasil. Tetapi buat yang menjadi hak bangsa
 > Indonesia, minyak
 > mentah itu tidak perlu dibayar. Tidak perlu ada uang
 > tunai yang harus
 > dikeluarkan.
 > Sebaliknya, Pemerintah kelebihan uang tunai. 
 > 
 > Memang konsumsi lebih besar dari produksi sehingga
 > kekurangannya harus
 > diimpor dengan harga di pasar internasional yang
 > mahal, yang dalam
 > tulisan ini dianggap saja US$ 100 per barrel. 
 > Data yang selengkapnya dan sebenarnya sangat sulit
 > atau bahkan tidak
 > mungkin diperoleh. Maka sekedar untuk mempertanyakan
 > apakah memang ada
 > uang yang harus dikeluarkan untuk subsidi atau tidak,
 > saya membuat
 > perhitungan seperti Tabel terlampir. 
 > Nah kalau perhitungan ini benar, ke mana kelebihan
 > yang Rp. 35 trilyun
 > ini, dan ke mana uang yang masih akan dikeluarkan
 > untuk apa yang
 > dinamakan subsidi sebesar Rp.153 trilyun itu? 
 > 
 > Seperti terlihat dalam Tabel perhitungan, uangnya yang
 > keluar tidak
 > ada. Sebaliknya, yang ada kelebihan uang sebesar Rp.
 > 35,31 trilyun. 
 > 
 > PERHITUNGAN ARUS KELUAR MASUKNYA UANG TUNAI TENTANG
 > BBM (Harga minyak
 > mentah 100 doll. AS) 
 > 
 > DATA DAN ASUMSI 
 > 
 > Produksi : 1 juta barrel per hari
 > 
 > 70 % dari produksi menjadi BBM hak bangsa Indonesia 
 > 
 > Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun 
 > Biaya lifting, pengilangan dan pengangkutan US $ 10
 > per barrel, 1 US $
 > = Rp. 10.000 
 > Harga Minyak Mentah di pasar internasional Rp. US $
 > 100 per barrel, 1
 > barrel = 159 liter 
 > Dasar perhitungan : Bensin Premium dengan harga jual
 > Rp. 4.500 per liter
 > 
 > PERHITUNGAN 
 > 
 > - Produksi dalam liter per tahun : 70 % x (1,000.000 x
 > 159 ) x 365 =
 > 40,624,500,000
 > - Konsumsi dalam liter per tahun 60,000,000,000
 > - Kekurangan yang harus diimpor dalam liter per tahun
 > 19,375,500,000
 > - Rupiah yang harus dikeluarkan untuk impor ini :
 > (19,375,500, 000 :
 > 159) x 100 x 10.000 = 121,900,000, 000,000
 > 
 > Walaupun harus impor dengan harga US$ 100 per barrel
 > Pemerintah masih
 > kelebihan uang tunai sebesar 35,316,815,000, 000
 > Perhitungan kelebihan penerimaan uang untuk setiap
 > liter bensin
 > premium yang dijual :
 > 
 > - Harga Bensin Premium per liter (dalam rupiah) 4,500 
 > - Biaya lifting, pengilangan dan transportasi US $ 10
 > per barrel atau
 > per liter : (10 x 10.000) : 159 = Rp. 630 (dibulatkan)
 > 630 
 > - Kelebihan uang per liter Rp 3,870 
 > - Kelebihan uang dalam rupiah dari produksi dalam
 > negeri :
 > 40,624,500,000 x Rp. 3.870 = 157,216,815, 000,000
 > 
 > Oleh Kwik Kian Gie
 > 
 > --- Wahyu Pamungkas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 > 
 > > Assalamualaikum wr wb.
 > > 
 > > Ayat itu benar adanya. Kalau berkah itu belum
 > > datang atau tidak 
 > > pernah datang, itu karena sebagian besar umat islam
 > > belum bertakwa 
 > > dengan sebenar-benarnya. Itu kaitannya dengan
 > > bencana ekonomi yang 
 > > kita alami kali ini. Sementara bencana bencana alam
 > > yang kita alami, 
 > > saya masih melihatnya sebagai bencana alam normal
 > > yang akan dan pasti 
 > > kita hadapi karena memang letak negara kita yang ada
 > > didaerah labil 
 > > antara lapisan asia dan australia, belum lagi
 > > ditambah dengan 
 > > kenyataan bahwa kita memiliki jumlah gunung berapi
 > > aktif yang 
 > > terbanyak didunia. Saya belum melihatnya sebagai
 > > akibat tidak 
 > > bertaqwanya umat islam di indonesia. Kita malah
 > > harus mengantisipasi 
 > > dengan menciptakan sarana sarana untuk menghadapi
 > > gejala alam yang 
 > > normal ini. Sampai akhirnya kita tidak akan mampu
 > > lagi mengatasinya 
 > > karena nanti akan tiba saatnya dimana bumi
 > > digoncangkan dengan 
 > > goncangannya (yang dahsyat), surat Al- Zalzalah.
 > > 
 > > Namun, seperti yang saya singgung sebelumnya,
 > > bencana ekonomi yang 
 > > kita alami kali ini sangat relevan dengan tidak
 > > bertaqwanya umat 
 > > islam di Indonesia.
 > > 
 > > Kalau harga BBM naik itu wajar karena memang
 > > berkaitan langsung 
 > > dengan harga minyak bumi yang tidak terbayangkan
 > > sebelumnya. Kalau 
 > > nanti menembus angka 200 US$/bbl, mungkin akan lebih
 > > menarik lagi. 
 > > Tidak layak juga untuk membandingkan harga minyak
 > > dinegara lain 
 > > karena mereka punya policy yang berbeda dan juga
 > > kekayaan yang 
 > > berbeda. Tidak layak membandingkan dengan Venezuela,
 > > dimana harga air 
 > > tawar botolan perliternya lebih mahal dibanding
 > > dengan harga bensin. 
 > > Dengan 18 ribu rupiah bisa isi tanki penuh ukuran 40
 > > liter mungkin, 
 > > sementara air tawar setengah liter sudah 1 US$.
 > > Mereka kaya minyak, 
 > > dengan produksi lebih dari tiga kali lipat dari
 > > Indonesia sementara 
 > > jumlah penduduk hanya 20% dari kita. Di Cuba harga
 > > bensin sampai 1 
 > > Euro/liter atau sekitar 15 ribu rupiah.
 > > Sementara di Indonesia, harga minyak itu mungkin
 > > masih wajar 
 > > dibandingkan dengan biaya normal yang mungkin
 > > mencapai sekitar 1.1 
 > > US$/liter. Terlebih dengan kenyataan bahwa kita
 > > sekarang sudah bukan 
 > > exportir lagi (walau masih mempertahankan "gengsi"
 > > untuk tetap jadi 
 > > anggota OPEC), maka untuk kebutuhan dalam negeripun
 > > kita masih harus 
 > > impor. Kegiatan explorasi agak tersendat karena
 > > kondisi politik yang 
 > > tidak stabil.
 > > 
 > > Masalahnya sekarang, apakah wajar melakukan kenaikan
 > > itu sementara 
 > > mungkin masih banyak kecolongan disektor lain yang
 > > bila dikurangi 
 > > mungkin bisa membantu subsidi BBM. Aturan aturan
 > > yang telah dibuat 
 > > untuk membuat distribusi BBM adil dan merata belum
 > > bisa diterapkan 
 > > dengan benar. Betapa banyak kendaraan high class
 > > yang harusnya 
 > > membeli BBM tanpa subsidi tapi paling depan untuk
 > > ngantri di pom 
 > > bensin bersubsidi, berapa banyak kita kecolongan
 > > minyak solar 
 > > bersubsidi dan dijual keluar negeri dengan harga
 > > tinggi. Belum lagi 
 > > menyinggung aturan aturan lain yang belum dijalankan
 > > dengan benar, 
 > > pemberantasan korupsi, issue upeti dari BUMN ke
 > > anggota-anggota 
 > > legislatif yang perlu dibuktikan, yang mungkin
 > > membuat BUMN menjadi 
 > > tidak ekonomis dan patut diberikan kepala pengelola
 > > yang mampu 
 > > mengurusnya dengan benar. Kenapa kita mesti melarang
 > > penjualan BUMN 
 > > kalau nyatanya orang orang yang dipercaya tidak
 > > mampu meningkatkan 
 > > kinerjanya atau kita tidak mampu mengelolalnya
 > > karena terlalu 
 > > banyaknya "upeti" yang wajib disetor sehingga
 > > kinerja perusahaan 
 > > demikian rendah?. Krakatau Steel pernah diharapkan
 > > menjadi macan 
 > > dunia untuk industri baja. Potensinya, sampai saat
 > > ini, masih sangat 
 > > besar. Nayatanya kali ini ? Mungkin terlalu banyak
 > > kebocoran. Kalau 
 > > tidak efisien karena terlalu banyak pegawai, mungkin
 > > bisa dimengerti 
 > > dengan kondisi tenaga kerja di Indonesia kali ini.
 > > Tapi kalau tidak 
 > > effisien karena terlalu banyak kecolongan ? Itu
 > > makanan empuk buat 
 > > Mittal Steel yang terkenal dengan pola operasi yang
 > > sangat effisien. 
 > > Betapa banyak dana yang terkumpul, tidak resmi, lalu
 > > terbuang untuk 
 > > biaya kampanye seperti kasusnya Damhuri.
 > > Kasus kasus anggota DPR yang mungkin terkait dengan
 > > BI dan tak ada 
 > > kabarnya, kasus lain tentang penyelewengan wewenang
 > > sehingga 
 > > peraturan peraturan mudah digoalkan hanyalah sekian
 > > dari banyak 
 > > contoh bencana yang kita hadapi dan harus kita
 > > atasi. 
 > > Kasus-kasus korupsi di department dan daerah,
 > > bagaimana kontrol dan 
 > > auditnya? Bagaimana proses pembuktian harta para
 > > pejabat?
 > > 
 > > Disini umat islam indonesia mempunyai pengaruh yang
 > > sangat besar. 
 > > Umat islam lebih dari 90% penduduk Indonesia. Secara
 > > tidak langsung 
 > > umat islam indonesia mempunyai andil yang paling
 > > besar atas 
 > > terpuruknya ekonomi indonesia. Kita mesti malu
 > > dengan ini dan tidak 
 > > hanya menyalahkan pemerintah. Buat pengusaha islam,
 > > sudahkan kita 
 > > berdisiplin untuk membayar pajak? Buat yang memiliki
 > > mobil mewah, 
 > > sadarkah anda bahwa selayaknya anda harus membeli
 > > BBM tanpa subsidi?
 > > Dalam kehidupan sehari hari, sudah demikian tertib
 > > dan patuhkan kita 
 > > dengan aturan lalu lintas, negara, perusahaan dan
 > > lainnya? Korupsikah 
 > > kita?
 > > Sebagai umat islam, selayaknya kita menaati aturan
 > > aturan negara 
 > > sebagai aturan dalam islam sendiri karena sudah
 > > selayaknya kita 
 > > menjalani dan berkiblat pada aturan yang terberat.
 > > 
 > > Masalah masalah ekonomi, kesejahteraan rakyat yang
 > > kita hadapi kali 
 > > ini, menurut saya baru mencapai taraf "manusia".
 > > Terlalu kecil kalau 
 > > dikaitkan dengan "hukuman Allah". Banyak yang kita
 > > buat sendiri, baik 
 > > secara individu, keluarga, kelompok dan akhirnya
 > > ketingkat negara. 
 > > Kita umat islam punya senjata yang lebih untuk
 > > membuat kondisi negara 
 > > menjadi lebih baik. Taqwa adalah senjata kita yang
 > > paling ampuh. 
 > > Dengan taqwa, ya dengan ketakutan akan hukuman Allah
 > > bila kita 
 > > melakukan kesalahan sedikitpun, baik kesalahan dalam
 > > hubungannya 
 > > dengan tata cara sesama manusia maupun hubungan
 > > dengan Allah. 
 > > 
 > > Kalau saja semua umat islam, termasuk diri saya
 > > sendiri, bisa taqwa 
 > > dan takut Allah , takut hukuman panasnya api neraka
 > > (dengan 
 > > pergantian kulit berulang kali bila sudah tak terasa
 > > panas lagi), 
 > > Insya Allah kita bisa lebas dari bencana ekonomi
 > > ini. Kalau saja kita 
 > > taqwa, kita akah lebih berdisiplin. Masalah kita
 > > kali ini, kita buat 
 > > sendiri dan hanya kita yang mampu membalikkannya
 > > lagi.
 > > 
 > > Lalu kenapa kita tidak mulai?
 > > 
 > > Wassalam
 > > Wahyu Pamungkas
 > > 
 > > 
 > > 
 > > 
 > > --- In wanita-muslimah@ <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> 
 > > yahoogroups.com, Khalid Walid
 > > 
 > > 
 > === message truncated ===
 >
 
                                                                        
------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke