Ini dari surat2annya Maryam Jameelah dengan Maulana Maududi tertanggal 25 January 1962, yang diambil dari mediaisnet.org
qot: <DELETED> Di suatu toko kecil di New York yang khusus menjual buku-buku tentang Ketimuran dan Islam cetakan Pakistan, saya temukan buku kecil yang bagus tentang pergerakan Qadiani yang diterbitkan oleh Syeikh Muhammad Asraf berjudul His Holiness: A Fearless and Frank Exposition of the Hollowness of Mirza Ghulam Ahmad's Claim to Prophethood oleh "Phoenix" dengan kata pengantar yang bagus oleh Zafar Ali Khan. Buku ini berisi kajian yang paling menarik tentang Mirza yang pernah saya baca dalam bahasa Inggris dan memuat pula kutipan-kutipan dari karya-karyanya. Setelah membaca sejarah hidupnya, saya terheran- heran, bagaimana bisa sarjana-sarjana yang pandai seperti Muhammad Ali Lahori menerima pengakuannya yang fantastik itu jika bukan karena ingin memperoleh keuntungan pribadi ataupun materi. Mirza Ghulam Ahmad sama sekali tak memiliki kepekaan moral, dan kemampuan intelektualnya cukupan saja. Karena itu, saya tidak ragu lagi bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah orang gila. "Visi"-nya (atau lebih tepat, hallusinasinya) meyakinkan dirinya bahwa Tuhan di Surga telah menyucikan dan memperlengkapi dirinya dengan bintang kehormatan yang paling tinggi. Dialah raja orang-orang Arya, Jai Singh Bahadur (nama Sikh yang berarti singa yang menang) dan Dewa Krisna. Maria adalah juga salah satu namanya. Nabi Isa yang ditunggu tidak lain adalah Mirza sendiri (hal. 191-192). Tidakkah ini suatu bukti bahwa ia seorang gila? Saya tak tahu mengapa keluarganya tidak mengerti hal ini dan membawanya ke rumah sakit jiwa. Bila Mirza Ghulam Ahmad dikurung di rumah sakit jiwa, tentu ia tidak akan punya kesempatan untuk menyebarkan ajaran sesatnya. Sehingga anda tidak perlu harus ditahan ketika terjadi kerusuhan di Punjab, tahun 1953 dan tidak perlu pula harus dijatuhi hukuman mati. Bila Mirza Ghulam Ahmad masih hidup saat ini, tentulah khayalan kemegahan dan penganiayaannya akan didiagnosa oleh dunia kedokteran sebagai tipe Schizophrenia-paranoid. Tiap baris karyanya menunjukkan penyakitnya. Seperti yang ditulis oleh "Phoenix": "Ghulam Ahmad nabi itu telah menderita mania penganiayaan yang amat parah. Pengakuan-pengakuannya berendeng dengan mania penganiayaannya. Makin ia merasa dianiaya, makin membubung pula pengakuannya. Orang gila itu makin gigih dengan khayalannya jika mereka makin jengkel. Jika saja masyarakat Islam membiarkannya sendirian dan mengangap pengakuannya sebagai kegilaan, maka penyakitnya tak akan sampai separah itu" (hal. 155-186). Pada akhirnya, dilihatnya dalam khayalannya bahwa ia telah menjadi Tuhan Yang Maha Kuasa, lalu mencela orang-orang yang tidak mau menerima kebenarannya sebagai "anak haram". Dari berjilid-jilid buku karya Mirza Ghulam belum pernah saya dengar ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, kecuali satu buah karya kecilnya yang berjudul The Teachings of Islam. Mereka harus benar-benar sadar betapa orang akan menghinakan keanehan dan bualannya yang berkedok "wahyu". Tetapi saya kira buku-bukunya, khususnya Haqiqatul Wahyi (Hakikat Wahyu) perlu sekali dicetak ulang dalam bahasa Urdu, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa-bahasa Eropa lainnya; tidak untuk khalayak ramai melainkan untuk bahan penelitian kedokteran. Buku ini akan sangat menarik perhatian mahasiswa Psikologi Abnormal. Buku-buku tersebut akan dianggap oleh para Psikiater sebagai dokumen berharga tentang Schizophrenia yang memberi pengetahuan tangan pertama tentang bagaimana pemikiran orang yang menderita paranoid bekerja kepada orang-orang yang terlatih secara profesional. Dipandang dari sudut ini, maka penelitian tentang buku-buku Mirza Ghulam Ahmad akan membantu riset ilmiah tentang penyakit-penyakit mental. <DELETED> unqot: Sebaiknya buku2 karya MGA ini buru2 dibakar aja, biar MGA selamet dari dugaan2 penyakit Schizophrenia. Karena para pembelanya pasti bilang mana buku aslinya? Ini bukan karya MGA. Mana kutipan aslinya? Kalo kutipan aslinya bahasa Urdhu, piye toh? Apalagi pembelanya di Indonesia. Emang ngerti bahasa Urdhu? Di bodohin ulama Ahmadiyah yg berbhs Urdhu, juga mereka gak bakal engeh. Ini sama saja dgn anggapan miring "orang Islam dibodohin sama ulama Arab..":-). Kalau kita mau kenal siapa itu MGA, kan kita perlu baca2 buku dia yang asli. Apakah yang asli itu dah pasti yang di ol kan situs2 resmi Ahmadiyah? Tazkirah aja gak pernah di on line kan di situs2 resmi Ahmadiyah. Mengapa? Bahayakah bagi orang yang belum menerima cahaya Kristus eh MGA? MAS pernah gak baca Tazkirah? punya gak Tazkirah ? Kirimi aku donk! Yang asli!!! Gimana aku taunya asli? Jadi, semua ini kembali kepada kesahehan ato keakuratan suatu karya tulis. Seharusnya lagi harus ada daftar buku-buku karya paten MGA. Pengalaman pribadi selama saya bekerja di perusahaan asing ini, most of my boss gak mau ada hubungan kerja sama India/pakistan kalau bukan project2 besar. Lebih baik tidak. Kemaren ada tamu orang Jepang yang lagi homestay di India. Dia cerita bhw dia susah sekali bisa percaya sama orang India karena baru ngomong dua or tiga menit, mereka sudah jawab "oh no problem, no problem" (sambil godeg-godeg kepalanya). Padahal ntarnya pasti problem besar. Orang India terkenal sangat "smart" (dalam tanda kutip). Kesamaannya orang India dengan orang Indonesia dalam bisnis adalah "kwalitas barang itu ada diurutan kesekian. Yang penting harga. Jadi gak usah promosiin kwalitas panjang lebar",...kata tamuku. Ha..ha..."no comment deh, sir" Oh mungkin ini pandangan yang subjektif, rasialis, dan terlalu men generalisir? wassalam,